TEMPO.CO, Kulonprogo - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan menambah luasan lahan bunga krisan di Kecamatan Samigaluh dalam rangka percepatan pengembangan Agrowisata Bunga Krisan. “Pada tahun akan dilakukan penambahan dua kubung,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo Bambang Tri Budi di Kulon Progo, Rabu, 11/4.
Penambahan itu dilakukan dengan menggunakan dana dari APBD provinsi. “Diharapkan juga ada dukungan dari Kementerian Pertanian,” kata dia Menurut Bambang dengan pengembangan kawasan krisan ini bisa untuk menata potensi sumber daya alam yang ada.
Hingga saat ini, lanjut Bambang, telah ada 86 kubung bunga krisan yang terletak di desa Gerbosari, dengan luasan masing-masing kubung yaitu 100 meter persegi. Berdasarkan analisa, setiap tiga bulan sekali, satu kubung mampu menghasilkan keuntungan bersih senilai Rp2 juta.
"Kami berharap budi saya bunga krisan menggerakan ekonomi masyarakat," katanya.
Ketua Asosiasi Seruni Menoreh Bunga Potong Kulon Progo Suharso mengatakan kawasan Agrowisata Krisan Gerbosari menggunakan tanah kas desa seluas 1,2 hektare, dan didukung lahan milik warga.
Baca juga: Pemerintah Distrik Wamena Mewajibkan Warga Tanam Bunga Krisan
Agrowisata Krisan Gerbosari dirancang sebagai gerbang wisata di Bukit Menoreh. “Tujuan utamanya, menggerakan perekonomian warga sehingga mandiri secara ekonomi," kata Suharso.
Ia mengatakan saat ini, di Gerbosari terdapat 120 kubung yang tersebar di lahan-lahan penduduk dan tanah kas desa. Meski sudah banyak warga yang melakukan budi daya krisan, tapi petani krisan belum mampu memenuhi permintaan dalam jumlah banyak.
Saat ini, petani bunga krisan di Gerbosari memasok bunga krisan, ke Wates, Kota Yogyakarta, dan Purworejo setiap Senin dan Kamis. "Permintaan bunga krisan sangat tinggi, tapi budi daya krisan sangat terbatas," kata Suharso.
Menurut dia, kendala utama pengembangan Agrowisata Krisan Gerbosari adalah sumber daya manusia yang sudah tua. Mereka, tidak mampu menggunakan teknologi dalam budi daya krisan. Kebanyakan petani yang usianya di atas 50 tahun melakkan penanaman bunga krisan secara tradisional.
“Sedangkan petani usia di bawah 50 tahun, secara bertahap menggunakan teknologi sehingga, hasilnya semakin bagus," kata Suharso.
Kepala Desa Gerbosari, Kecamatan Samigaluh, Damar mengatakan pemerintah desa mendukung masyarakat membudidayakan bunga krisan. "Di Desa Gerbosari sudah terdapat puluhan kubung bunga krisan. Hasil panen cukup bagus, dan mampu menjadi tambahan penghasilan bagi masyarakat," katanya.
ANTARA
Artikel lain: Bertemu Nenek Misterius Penunggu Ranu Regulo di Kaki Semeru