TEMPO.CO, Denpasar - Hamparan batu berukuran besar di antara pasir hitam menyatu dalam pemandangan Pantai Yeh Leh yang berada di perbatasan Kabupaten Jembrana dan Tabanan, Bali. Waktu menunjukkan pukul 17.40 Wita saat Tempo singgah di Pantai Yeh Leh, Sabtu pekan lalu. Kehangatan sinar matahari sore itu meneduhkan suasana sebelum sang surya terbenam.
Suasana saat itu cukup ramai pengunjung. Dari sisi jalan raya tampak orang-orang yang sedang memancing ikan serta pengunjung yang bermain air di tepian.
Baca juga: Pantai Terbaik Kedua se-Asia Ditutup Sementara
Pantai Yeh Leh yang berlokasi di Desa Pengeragoan, Kecamatan Pekutatan, Jembrana itu menawarkan dua sensasi pemandangan berbeda. Sisi utara terdapat aliran sungai. Sedangkan pemandangan pantai berada di sisi selatan.
Pantai Yeh Leh berjarak sekitar 42 kilometer dari kota Negara, Jembrana. Sedangkan dari Denpasar berjarak 53 kilometer. Tak sulit untuk menemukan Pantai Yeh Leh karena berada di jalan utama Denpasar-Jembrana. Yang menjadi patokan lokasi Pantai Yeh Leh adalah patung kerbau sebagai simbol tradisi makepung di Jembrana.
Patung itu melambangkan tiga ekor kerbau yang sedang dipacu. Tak jauh dari patung tersebut terdapat deretan batu yang dihiasi cetakan tulisan Pantai Yeh Leh.
Pantai Yeh Leh menyediakan beberapa warung untuk makanan dan minuman yang berada di tempat pengasoan (rest area). Di sana terdapat beberapa tempat duduk melingkar yang beratap.
Menurut Kepala Desa Pengeragoan I Wayan Balik Kari, Pantai Yeh Leh juga disukai para penggemar olahraga berselancar (surfing). "Ombak di Pantai Yeh Leh mulai dilirik (peselancar)," katanya.
Pantai Yeh Leh ramai dikunjungi sore hari bagi pengendara yang ingin menikmati pemandangan matahari terbenam atau sunset. "Pantai Yeh Leh bisa menjadi tempat yang nyaman untuk beristirahat melepaskan kejenuhan selama perjalanan," tuturnya.
BRAM SETIAWAN
Artikel Lain: Pantai-pantai Tersohor di Mandalika dan Spot Menantang Peselancar