INFO TRAVEL - Melewati kurun waktu satu abad memang bukan perkara mudah. Seperti Kota Malang yang pada 1 April 2018 ini memasuki usia ke-104 tahun. Perjalanan panjang tersebut pun tentu dirasakan penuh dinamika. Memasuki usia yang tak lagi muda, Pemerintah Kota Malang memaknai peringatan ini sebagai momen untuk mengevaluasi diri dan meletakkan fondasi yang lebih kukuh guna menghadapi tantangan masa depan yang lebih keras. “Di usia ke-104 tahun, kami berharap Kota Malang, Bhumi Arema, ini akan terus tumbuh dan berkembang dengan kuat,” ujar PJS Wali Kota Malang Wahid Wahyudi.
Sejalan dengan tema ulang tahun kali ini, “Bertumbuh, Melayani” maka sebagai salah satu poros pembangunan di Jawa Timur, Kota Malang berada di jalur yang tepat dalam gerak pembangunannya. Sebagaimana dipaparkan oleh Wahid, hal ini dibuktikan dengan sederet catatan yang menunjukkan pertumbuhan, yakni indeks pembangunan manusia (IPM) yang berada di angka 80,46 bahkan untuk IPM pendidikan, merupakan yang tertinggi di Provinsi Jawa Timur. “Pertumbuhan ekonomi berada pada angka 5,6 dengan laju inflasi di bawah angka 3 persen serta penurunan tingkat pengangguran terbuka dari 43,62 persen menjadi 29,60 persen. Sedangkan angka kemiskinan 4,17 persen jauh di bawah rata-rata Provinsi Jawa Timur yang mencapai 11,77 persen dan rata-rata nasional yang mencapai 10,12 persen pada 2017,” katanya.
Baca Juga:
Pencapaian ini, kata Wahid, bukan untuk sekadar berpuas diri. Namun yang lebih penting adalah menumbuhkan kepercayaan pada para investor, di antaranya pembangunan taman-taman tematik dan pengadaan bus sekolah. “Selain itu, pertumbuhan kota juga melahirkan tingginya partisipasi warga dalam derap pembangunan, yang juga menunjukkan pola keterpaduan antara pembangunan berbasis bottom up dan top down secara sinergis. Hal ini terlihat dari geliat munculnya berbagai kampung tematik di Kota Malang,” ucapnya.Pemerintah Kota Malang meraih Penghargaan Top 99 Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2017 dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Adapun “melayani” menegaskan roh dari penyelenggaraan pemerintahan adalah melayani yang terukur dari kualitas pelayanan publik. “Isu pelayanan publik menjadi prioritas penting. Catatan Komisi Ombudsman Nasional atas pelayanan publik Kota Malang perlu ada perbaikan-perbaikan, yang menjadi tantangan untuk terus melakukan peningkatan dalam semangat serta ikhlas memberikan pelayanan,” tutur Wahid.
Meski masih ada pekerjaan rumah yang mesti dibenahi, tapi apa yang telah dilakukan demi memberikan pelayanan publik juga telah berbuah manis. Sejumlah prestasi yang diraih Pemerintah Kota Malang, di antaranya Penghargaan Top 99 Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2017 dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi serta WOW Public Services Excellence Award Jawa Timur Tahun 2017 untuk Inovasi Penyediaan Fasilitas Layanan Pojok Braille (Lapobra). Lalu, penghargaan sebagai Role Model Penyelenggara Pelayanan Publik dengan Kategori Sangat Baik yang diberikan kepada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Pemerintah Kota Malang serta Penghargaan sebagai Role Model Penyelenggara Pelayanan Publik dengan Kategori A yang diberikan kepada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BP2T) Kota Malang dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara.
Baca Juga:
Di awal 2018, Dispendukcapil Kota Malang juga telah meraih penghargaan sebagai Role Model Pelayanan Publik dengan Kategori Sangat Baik, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu diganjar sebagai Role Model Pelayanan Publik Kategori Terbaik, dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSDU) Kota Malang juga meraih Penghargaan Role Model Pelayanan Publik dengan Kategori Baik.
“Saya berharap, semua elemen masyarakat terus mempertahankan dan meningkatkan dukungan, dalam menyukseskan pembangunan daerah,” ujar Wahid.(*)