Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gelak Tawa Para Bocah di Kampung Merah Putih di Tual

image-gnews
Ekspresi ceria seorang anak di Kampung Merah Putih, Tual, Maluku. Tempo/Francisca Christy Rosana
Ekspresi ceria seorang anak di Kampung Merah Putih, Tual, Maluku. Tempo/Francisca Christy Rosana
Iklan

TEMPO.CO, Tual - Bila tengah melancong ke Maluku, sempatkan mampir ke Tual. Di sana, Anda akan menemui perkampungan unik setelah melewati Jembatan Watdek atau Usdek yang memisahkan Kota Tual, Maluku, dan Pulau Kei Kecil, Maluku Tenggara. Kampung di pesisir perairan Maluku ini penuh dengan rona merah-putih, maka disebut Kampung Merah Putih.

“Ya, namanya Kampung Merah Putih,” kata Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata Kabupaten Maluku Tenggara Budhi Toffi saat ditemui pada 15 Maret lalu di Maluku Tenggara. Seperti namanya, rumah-rumah di lingkungan tempat tinggal nelayan itu dicat serupa warna bendera Indonesia. Mulai atap, tembok, tiang-tiang listrik, hingga jalur pedestriannya, semuanya dwi warna.

Baca juga: 7 Tempat yang Wajib Dikunjungi di Kepulauan Kei

Merah-putih di kampung ini, menurut Budhi, menunjukkan semangat nasionalisme para penduduk Maluku. Dulunya, tempat tersebut adalah permukiman kumuh. Namun, setelah dipugar oleh pemerintah daerah setempat, desa kecil di tepi pantai ini bersolek rupa. “Ada sebuah perusahaan cat yang memberi bantuan,” tutur Budhi.

Tak cuma dipoles dwi-warna, Kampung Merah-Putih diindahkan dengan mural bergambar para tokoh pejuang. Bung Karo dan Pattimura adalah dua wajah yang menghiasi tembok-tembok rumah warga itu. Adapun potret Gus Dur tengah menghadap ke samping dengan tawa khasnya turut terbingkai dalam dinding kayu sebuah rumah.penampakan rumah apung di Kampung Merah Putih, Tual, Maluku. Tempo/Francisca Christy Rosana

Di Kampung Merah-Putih, kalau sore hari, warga lokal dari desa-desa sekitarnya datang. Para anak muda berkunjung untuk mengambil gambar atau berswafoto. Sedangkan orang-orang tua datang mengajak anaknya jalan-jalan menyaksikan mural.

Bila datang wisatawan, bocah-bocah kecil tak sungkan menghampiri. Seperti ketika Tempo berkunjung ke sana pada Maret lalu. Mereka, yang tinggal di sekitar, langsung mendekat. Ada yang mengajak main, ada pula yang hanya menyungging senyum malu-malu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Polah sejumlah anak mencuri perhatian. Mereka beratraksi dengan mainan tradisionalnya, yakni roda yang disorong dengan kayu berlapis plastik wadah oli. Para bocah itu tak sungkan menyuruh wisatawan menjajal.

“Ini Kak,” kata Ongen, seorang bocah, menyodorkan mainannya. Ketika Tempo mencoba, sungguh sulit bukan main. Memang tak sesederhana bentuknya. Meski tampak simpel, nyatanya permainan ini selalu menjadi pencair suasana.

Menjelang petang, langit berangsur oranye. Perkampungan itu tersapu cahaya keemasan. Refleksi rumah-rumah apung mulai tampak, membuat laut bagian tepi berubah gelap. Pada saat itu pula, nelayan bersiap di perahu-perahu kayunya. Mereka bekerja mengikuti angin darat pada petang hari, lantas menuju tengah laut untuk menjaring ikan-ikan segar.

Potret Kampung Merah Putih ini benar-benar sederhana, tapi hidup. Merah-putih tak lagi tampak sebagai simbol. Namun juga sikap yang tercermin dari senyum-senyum warga lekat terpatri di benak wisatawan.

Artikel lain: Memasuki Usia 1 Abad, Seba Baduy akan Dilaksanakan Berbeda

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kemenhub Operasikan Kapal Perintis Baru di Pelabuhan Tual

14 Januari 2022

Kapal Perintis Sabuk Nusantara 48 yang membawa penumpang dan pasokan sembako bersiap untuk merapat di Pelabuhan Selat Lampa, Natuna, Kepri, Kamis, 10 Juni 2021. Semenjak hadirnya program Tol Laut, pasokan sembako di Natuna, yang merupakan salah satu pulau terluar di Indonesia, tidak pernah lagi mengalami kelangkaan. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Kemenhub Operasikan Kapal Perintis Baru di Pelabuhan Tual

Kementerian Perhubungan mengoperasikan kapal perintis KM. Sabuk Nusantara 54 di Pelabuhan Tual


Buron Selama 3 Tahun, Terpidana Korupsi DPRD Kota Tual Ditangkap di Depok

23 September 2021

Ilustrasi Ditangkap / Ditahan / Diborgol. shutterstock.com
Buron Selama 3 Tahun, Terpidana Korupsi DPRD Kota Tual Ditangkap di Depok

Ade Ohoiwutun (51), diringkus Kejaksaan Negeri Depok di tempat persembunyiannya di Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat.


Gempa Magnitudo 5 Guncang Tual Maluku

2 Februari 2021

Ilustrasi gempa. geo.tv
Gempa Magnitudo 5 Guncang Tual Maluku

BMKG menyebutkan bahwa gempa bumi tersebut tidak berpotensi tsunami.


Bappenas Usul 3 Daerah Jadi Lokasi Pelelangan Ikan Internasional

4 Desember 2019

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa saat perkenalan Menteri Kabinet Indonesia Maju di Veranda Istana Negara, Jakarta, Rabu, 23 Oktober 2019. TEMPO/Subekti
Bappenas Usul 3 Daerah Jadi Lokasi Pelelangan Ikan Internasional

Menteri Badan Perencanaan Pembangunan Nasional atau Bappenas Suharso Monoarfa mengusulkan tiga daerah menjadi lokasi pelelangan ikan internasional.


Oleh-oleh Berbahan dari Laut Kota Tual

16 Maret 2018

Ilustrasi kerajinan mutiara Lombok. ANTARA FOTO
Oleh-oleh Berbahan dari Laut Kota Tual

Wisatawan yang melancong ke Kei sebaiknya juga menyambangi Tual untuk berburu oleh-oleh.


3 Bulan Lokbin Cengkeh Masih Sepi, Begini Curhat PKL Eks Kota Tua

21 Desember 2017

Sejumlah pedagang merapikan barang dagangan di Lokasi penampungan PKL Kota Tua Taman Kota Intan Jalan Cengkeh. Jakarta, 13 Oktober 2017. Lahan ini dilengkapi fasilitas parkir 400 kendaraan roda dua,150 roda empat dan 12 bus. Tempo/Fakhri Hermansyah
3 Bulan Lokbin Cengkeh Masih Sepi, Begini Curhat PKL Eks Kota Tua

Lokbin Cengkeh masih sepi setelah tiga bulan berjualan, pedagang kaki lima atau PKL eks Kota Tua mengeluh.


Pengisi dan Tema Acara Asean Literary Festival 2017

7 Juli 2017

Okky Madasari (tengah) saat diskusi novel terbarunya 'Kerumunan Terakhir' di Taman Baca Kesiman, Denpasar, Minggu, 5 Juni 2016. Foto: Bram Setiawan
Pengisi dan Tema Acara Asean Literary Festival 2017

Banyak tokoh penting akan hadir dan mengisi sesi-sesi beragam
tema di Asean Literary Festival 2017. Tema-temanya di antara
soal demokrasi,dan lainnya