TEMPO.CO, Jakarta - Tim Departemen Arkeologi Fakultas Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, akan melakukan penggalian purbakala (ekskavasi) makam kubur batu atau kubur kalang di Desa Tanggir, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, pada September 2018.
Kepala Bidang Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bojonegoro Taufik Amrullah menjelaskan, ekskavasi dilakukan untuk mengetahui masa kubur batu yang masuk situs budaya. "Sebagai perbandingan, makam kubur batu di Desa Kawengan, Kecamatan Kedewan, merupakan makam pada masa abad 15-16," katanya di Bojonegoro, Rabu, 4 April 2018.
Berdasar data, tim Balai Arkeologi Yogyakarta pernah melakukan ekskavasi makam kubur batu Desa Kawengan sekitar 1992. Ketika itu, ekskavasi dilakukan terhadap dua kubur batu.
Saat itu, di salah satu makam kubur batu ditemukan dua kerangka, yakni manusia dewasa dan anak-anak. Selain itu ditemukan bekal kubur berupa manik-manik, pisau, dan lain-lain.
Kubur batu di Desa Kawengan itu diperkirakan berasal dari zaman Kerajaan Majapahit dan masa Islam mulai masuk. Namun dalam mengubur mereka masih memakai tradisi zaman Megalitikum, salah satunya dengan memanfaatkan batu.
Taufik mengatakan makam kubur kalang di Desa Tanggir, Kecamatan Malo, sama dengan makam di Desa Kawengan. Di makam itu juga terlihat pemanfaatan batu hitam, baik di bagian bawah, sisi, maupun penutupnya.
"Hari ini, kami menerjunkan tim untuk memberi tanda lokasi makam kubur batu di Tangir, Kecamatan Malo," ujar Taufik. Di Desa Tangir, ada dua lokasi makam kubur batu. Di satu lokasi terdapat lima makam, sementara di lokasi lain tiga makam.
ANTARA