Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Meriahnya Perayaan Cheng Beng di Festival Bangka Cultural Wave

image-gnews
Warga keturunan Tionghoa berdoa didepan makam leluhurnya pada perayaan tradisi Ceng Beng di Pekuburan Tionghoa, Antang, Makassar, 25 Maret 2016. Ritual Cheng Beng atau ritual sembahyang kubur bagi umat Tionghoa merupakan wujud penghormatannya kepada arwah leluhur. TEMPO/Fahmi Ali
Warga keturunan Tionghoa berdoa didepan makam leluhurnya pada perayaan tradisi Ceng Beng di Pekuburan Tionghoa, Antang, Makassar, 25 Maret 2016. Ritual Cheng Beng atau ritual sembahyang kubur bagi umat Tionghoa merupakan wujud penghormatannya kepada arwah leluhur. TEMPO/Fahmi Ali
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta – Ritus Cheng Beng alias ziarah kubur bagi etnis Tionghoa dirayakan meriah oleh masyarakat Bangka. Mereka mengemasnya dalam balutan festival bertajuk Bangka Cultural Wave.

Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata Bangka Zuardi mengatakan festival diadakan pada 24 Maret hingga 5 April 2018. “Puncaknya bersamaan dengan perayaan Cheng Beng,” tutur Zuardi saat dihubungi, Selasa, 3 April 2018.

Baca juga: Festival Cheng Beng Saatnya Mengingat Leluhur, Puncaknya 5 April

Bangka Cultural Wave digelar sejak tahun 2015. Namun baru tahun ini perayaan tersebut sengaja dihelat untuk menyambut momentum Cheng Beng. Hal itu, kata Zuardi, dilakukan untuk mengenalkan budaya Bangka yang sebagian tak lepas dari sentuhan kultur Tionghoa.

Zuardi menyebut, masyarakat etnis Tionghoa hidup menyebar di wilayah Bangka. Jumlahnya mencapai 30 persen dari total penduduk. “Di sini masyarakat Melayu dan Tionghoa hidup berdampingan, dan Bangka Cultural Wave menjadi salah satu simbol perdamaiannya,” ujar Zuardi.

Selama dua pekan, Bangka Cultural Wave akan menampilkan beragam pertunjukan seni dan budaya asli Bangka. Pantai Tongaci di Sungailiat menjadi pusat digelarnya agenda budaya itu. Beragam tarian, semisal tari sambut dan tari kreasi, bakal meramaikan panggung saban hari.

Sembari menyaksikan pentas seni, wisatawan dapat mengunjungi pusara Cina di Kota Bangka. Mereka bisa turut merasakan sakralnya warga Tionghoa ketika berdoa untuk arwah para kerabat yang sudah meninggal.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tak cuma umat beragama Buddha atau Konghucu, pemeluk agama lain, yang merupakan keturunan Tionghoa, turut sembahyang. Sebab, perayaan Cheng Beng tak merujuk pada penganut agama tertentu.

Pusara Cina akan semarak dengan nyala lilin, dupa, bahkan buah dan makanan yang diaturkan di makam para pendulu. Tampak pula orang-orang membersihkan kubur dan mendekorasi nisan dengan bunga-bunga hidup.

Adapun saat puncak acara Bangka Cultural Wave yang bersamaan dengan hari-H Cheng Beng, yakni pada 5 April, Pantai Tongaci akan diramaikan oleh pertunjukan tari barong. Warga Tionghoa mengambil peran dalam kegiatan tersebut. Festival kuliner dan pelepasan penyu ke laut turut menyemarakkan jalannya festival.

Zuardi mengatakan, Bangka Cultural Wave tahun ini membidik 4.000 wisatawan, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. “Wisatawan domestik 3.000 lebih, kalau wisatawan mancanegara target kami sekitar ratusan,” katanya. Wisatawan tak dipungut biaya untuk mengikuti rangkaian festival. “Hanya bayar parkir,” ujarnya.

Artikel Lain: TEMPO DOELOE: Hari Ceng Beng, Banyak Orang Cina ke Tanjung

FRANCISCA CHRISTY ROSANA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Punya Makna Mendalam, Apa Saja Ritual dan Tradisi Penting Sebelum dan Sesudah Imlek?

3 Februari 2024

Warga keturunan Tionghoa membersihkan rupang di Klenteng Xiang Ma di Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu 23 Januari 2022. Kegiatan tersebut sebagai persiapan menyambut perayaan Tahun Baru Imlek 2573 pada 1 Februari 2022. ANTARA FOTO/Arnas Padda
Punya Makna Mendalam, Apa Saja Ritual dan Tradisi Penting Sebelum dan Sesudah Imlek?

Imlek tidak hanya soal angpau dan barongsai. Ada tradisi dengan makna mendalam sebeum dan sesudah Imlek.


Asal usul Ritual Bakar Uang Arwah, Tradisi Etnis Tionghoa Saat Cheng Beng

4 April 2023

Seorang pria etnis Tionghoa melempar jinzhi atau uang arwah atau kertas emas, pada patung Dewa Cina, Da Shi Ye yang terbuat dari kertas saat berlangsungnya festival Ghost di Kajang, di Kuala Lumpur, Malaysia, 13 Agustus 2016. AP Photo
Asal usul Ritual Bakar Uang Arwah, Tradisi Etnis Tionghoa Saat Cheng Beng

Tradisi bakar uang arwah dipercaya dilakukan sejak zaman Dinasti Tang.


Festival Cheng Beng, Tradisi Unik Masyarakat Tionghoa setelah Cap Go Meh

24 Januari 2023

Petugas meletakkan bunga mawar di atas kuburan di komplek pemakaman Yuhanshan di Jinan, Provinsi Shandong, Cina, 2 April 2020. Perayaan Cheng Beng atau Festival Qingming merupakan ritual tahunan etnis Tionghoa untuk bersembahyang dan ziarah kubur.  Xinhua/Wang Kai
Festival Cheng Beng, Tradisi Unik Masyarakat Tionghoa setelah Cap Go Meh

Tiga bulan setelah Cap Go Meh, masyarakat Tionghoa menggelar Cheng Beng untuk mengenang leluhur mereka.


Festival Ceng Beng, Simak Perayaannya di Krematorium Jakarta

12 April 2018

Suasana tempat penitipan abu jenazah masyarakat Tionghoa-Buddha pada Festival Cheng Beng di Krematorium Cilincing, Jakarta 1 April 2018. Tempo/ANASTASIA DAVIES
Festival Ceng Beng, Simak Perayaannya di Krematorium Jakarta

Festival Ceng Beng adalah kegiatan rutin tahunan yang dirayakan masyarakat Tionghoa. Festival Ceng Beng adalah waktu untuk mengingat leluhur.


Puncak Cheng Beng, Keluarga Tionghoa Bawa Hantaran Benda Berharga

5 April 2018

Kotak koper berisi 'bekal' untuk leluhur dan keluarga yang telah meninggal pada Festival Cheng Beng di Krematorium Cilincing, Jakarta 1 April 2018. Tempo/ANASTASIA DAVIES
Puncak Cheng Beng, Keluarga Tionghoa Bawa Hantaran Benda Berharga

Puncak perayaan Cheng Beng atau ziarah kubur yang lekat dengan budaya Cina jatuh pada hari ini, 5 April 2018.


Festival Ceng Beng, Apa Saja yang Harus Dibawa?

5 April 2018

Masyarakat Tionghoa sembahyang pada Festival Cheng Beng di Krematorium Cilincing, Jakarta pada 1 April 2018. Tempo/ANASTASIA DAVIES
Festival Ceng Beng, Apa Saja yang Harus Dibawa?

Festival Ceng Beng menjadi momen untuk kembali mengenang dan mengunjungi leluhur dalam masyarakat Tionghoa. Apa saja yang harus dibawa?


Festival Ceng Beng, Makna di Balik Bau Pembakaran saat Kremasi

5 April 2018

Tempat sembahyang pada Festival Cheng Beng di Krematorium Cilincing, Jakarta 1 April 2018. Tempo/ANASTASIA DAVIES
Festival Ceng Beng, Makna di Balik Bau Pembakaran saat Kremasi

Puncak Festival Ceng Beng jatuh pada hari ini, 5 April 2018. Namun atmosfirnya sudah terasa 10 hari sebelum acara puncak.


Merasakan Sakralnya Perayaan Cheng Beng di 3 Tempat Ini

5 April 2018

Masyarakat Tionghoa sembahyang pada Festival Cheng Beng di Krematorium Cilincing, Jakarta pada 1 April 2018. Tempo/ANASTASIA DAVIES
Merasakan Sakralnya Perayaan Cheng Beng di 3 Tempat Ini

Berbeda dengan Imlek dan Cap Go Meh yang sarat akan kemeriahan bersama, Cheng Beng justru dirayakan sangat personal oleh keluarga.


Festival Cheng Beng, Ikhlas Jadi Kunci Proses Kremasi

4 April 2018

Suasana tempat penitipan abu jenazah masyarakat Tionghoa-Buddha pada Festival Cheng Beng di Krematorium Cilincing, Jakarta 1 April 2018. Tempo/ANASTASIA DAVIES
Festival Cheng Beng, Ikhlas Jadi Kunci Proses Kremasi

Festival Cheng Beng adalah saat keluarga melakukan sembahyang ke makam leluhurnya. Festival Cheng Beng ingatkan kita dalam proses kremasi


Kremasi : Kenapa Kendi Abu Jenazah Sebaiknya dari Tanah Liat?

4 April 2018

Kendi yang digunakan untuk menyimpan abu jenazah berbahan dasar tanah liat. Tempo/Mitra Tarigan
Kremasi : Kenapa Kendi Abu Jenazah Sebaiknya dari Tanah Liat?

Salah satu barang yang tidak kalah penting dalam proses kremasi adalah kendi. Kendi seperti apa yang sebaiknya digunakan?