TEMPO.CO, Jakarta – Ritus Cheng Beng alias ziarah kubur bagi etnis Tionghoa dirayakan meriah oleh masyarakat Bangka. Mereka mengemasnya dalam balutan festival bertajuk Bangka Cultural Wave.
Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata Bangka Zuardi mengatakan festival diadakan pada 24 Maret hingga 5 April 2018. “Puncaknya bersamaan dengan perayaan Cheng Beng,” tutur Zuardi saat dihubungi, Selasa, 3 April 2018.
Baca juga: Festival Cheng Beng Saatnya Mengingat Leluhur, Puncaknya 5 April
Bangka Cultural Wave digelar sejak tahun 2015. Namun baru tahun ini perayaan tersebut sengaja dihelat untuk menyambut momentum Cheng Beng. Hal itu, kata Zuardi, dilakukan untuk mengenalkan budaya Bangka yang sebagian tak lepas dari sentuhan kultur Tionghoa.
Zuardi menyebut, masyarakat etnis Tionghoa hidup menyebar di wilayah Bangka. Jumlahnya mencapai 30 persen dari total penduduk. “Di sini masyarakat Melayu dan Tionghoa hidup berdampingan, dan Bangka Cultural Wave menjadi salah satu simbol perdamaiannya,” ujar Zuardi.
Selama dua pekan, Bangka Cultural Wave akan menampilkan beragam pertunjukan seni dan budaya asli Bangka. Pantai Tongaci di Sungailiat menjadi pusat digelarnya agenda budaya itu. Beragam tarian, semisal tari sambut dan tari kreasi, bakal meramaikan panggung saban hari.
Sembari menyaksikan pentas seni, wisatawan dapat mengunjungi pusara Cina di Kota Bangka. Mereka bisa turut merasakan sakralnya warga Tionghoa ketika berdoa untuk arwah para kerabat yang sudah meninggal.
Tak cuma umat beragama Buddha atau Konghucu, pemeluk agama lain, yang merupakan keturunan Tionghoa, turut sembahyang. Sebab, perayaan Cheng Beng tak merujuk pada penganut agama tertentu.
Pusara Cina akan semarak dengan nyala lilin, dupa, bahkan buah dan makanan yang diaturkan di makam para pendulu. Tampak pula orang-orang membersihkan kubur dan mendekorasi nisan dengan bunga-bunga hidup.
Adapun saat puncak acara Bangka Cultural Wave yang bersamaan dengan hari-H Cheng Beng, yakni pada 5 April, Pantai Tongaci akan diramaikan oleh pertunjukan tari barong. Warga Tionghoa mengambil peran dalam kegiatan tersebut. Festival kuliner dan pelepasan penyu ke laut turut menyemarakkan jalannya festival.
Zuardi mengatakan, Bangka Cultural Wave tahun ini membidik 4.000 wisatawan, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. “Wisatawan domestik 3.000 lebih, kalau wisatawan mancanegara target kami sekitar ratusan,” katanya. Wisatawan tak dipungut biaya untuk mengikuti rangkaian festival. “Hanya bayar parkir,” ujarnya.
Artikel Lain: TEMPO DOELOE: Hari Ceng Beng, Banyak Orang Cina ke Tanjung
FRANCISCA CHRISTY ROSANA