TEMPO.CO, Jakarta - Penyedia solusi untuk industri perjalanan global, Amadeus, merilis hasil riset mengenai pasar wisata Asia-Pasifik. Ada beberapa temuan menarik mengenai perilaku pelancong Indonesia di riset yang diterbitkan dalam laporan berjudul Journey of Me Insight.
General Manager Amadeus Indonesia Andy Yeow dalam laporannya menyebutkan pelancong Indonesia tercatat sebagai turis yang gemar melakukan riset melalui telepon seluler untuk berlibur. "Mulai saat merencanakan perjalanan hingga saat perjalanan dilakukan," katanya di Hotel Pullman, Jakarta Pusat, Kamis, 29 Maret 2018.
Penelitian Amadeus, yang juga bekerja sama dengan lembaga riset YouGov, mengambil sampel 6.870 wisatawan yang pernah bepergian naik pesawat sepanjang 2017 dari 14 negara di Asia-Pasifik. Sebanyak 500 di antaranya adalah pelancong Indonesia.
Dari penelitian diketahui Indonesia merupakan satu-satunya negara di Asia-Pasifik yang wisatawannya paling sering meriset perjalanan melalui telepon seluler atau perangkat mobile. “Sebanyak 69 persen orang Indonesia meriset perjalanan melalui telepon genggam. Sedangkan negara lain rata-rata 54 persen,” ucap Yeow.
Orang Indonesia memakai ponsel untuk memesan tiket pesawat dan hotel. “Jumlah pemesan tiket pesawat dan hotel lewat perangkat mobile mencapai 62 persen,” tutur Yeow. Angka itu lebih tinggi dibanding negara lain.
Wisatawan Malaysia, misalnya, hanya 39 persen yang tercatat mengakses pemesanan tiket pesawat dan akomodasi melalui aplikasi mobile. Sedangkan Selandia Baru cuma 11 persen.
Seorang pelancong berfoto dengan latar belakang pemandangan Gunung Nona, Kecamatan Anggeraja, Enrekang, Sulawesi Selatan, 3 Januari 2016. Gunung Nona atau Buttu Kabobong menjadi tempat favorit para pelancong liburan tahun baru dan Natal untuk melepas lelah sambil menikmati panorama pegunungan. TEMPO/Iqbal Lubis
Selain untuk memesan transportasi dan akomodasi, pelancong Indonesia gemar meminta rekomendasi tempat wisata melalui jejaring sosial. Sebanyak 60 persen di antaranya tercatat membutuhkan saran dari teman atau kerabat yang aktif di dunia maya.
Adapun saat berlibur, 72 persen pelancong Indonesia akan tetap mengakses online travel agent Traveloka, aplikasi chatting WhatsApp, dan media sosial Facebook melalui ponsel. Sedangkan wisatawan Jepang tercatat yang paling jarang mengakses aplikasi apa pun saat berwisata. “73 persen wisatawan Jepang mengatakan tidak menggunakan aplikasi sewaktu liburan,” ujar Yeow.
Hal-hal yang diakses melalui ponsel saat pelancong Indonesia berlibur adalah informasi yang berhubungan dengan rekomendasi wisata murah, nyaman, dan aman.
Riset dilakukan pada wisatawan beragam usia, mulai 18 hingga 55 tahun. Namun wisatawan dengan rentang umur 25-34 tahun paling mendominasi jumlahnya, yakni mencapai 34 persen, dengan frekuensi perjalanan rata-rata 1-2 kali dalam satu tahun. Penelitian dilakukan di Australia, Cina, Hong Kong, India, Indonesia, Jepang, Korea, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam.
Artikel lain: Tip Backpacker Memilih Hotel Saat Liburan