Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Oleh-oleh Berbahan dari Laut Kota Tual

image-gnews
Ilustrasi kerajinan mutiara Lombok. ANTARA FOTO
Ilustrasi kerajinan mutiara Lombok. ANTARA FOTO
Iklan

TEMPO.CO, Tual - Kota Tual, Maluku, dan Pulau Kei Kecil di Kabupaten Maluku Tenggara hanya dipisahkan oleh Jembatan Usdek. Wisatawan yang melancong ke Kei sebaiknya juga menyambangi Tual untuk berburu oleh-oleh.

Di kota ini, wisatawan dapat berbelanja beragam aksesori produk bahari. Masyarakatnya yang sebagian besar adalah nelayan membuat produk kerajinan tangan yang bahannya berasal dari laut.

Baca juga: 4 Sambal Oleh-oleh Khas Belitung yang Unik

Toko aksesori di Kota Tual umumnya dapat ditemukan di Kampung Merah Putih, 15 kilometer dari Bandara Karel Sadsuitubun, Kei. Bisa ditempuh 26 menit berkendara dari bandara. Berikut ini empat aksesori yang dapat dibeli dari Kota Tual.

1. Gelang Akar Bahar

Gelang akar bahar adalah gelang yang terbuat dari akar laut. Akar pohon tersebut akan mengeras dan membentuk lingkaran berukuran pas dengan pergelangan tangan orang dewasa. Warna gelang itu hitam pekat. Tentu bukan lantaran cat.

Bagi sebagian masyarakat, gelang dipercaya sebagai pembawa keberuntungan dan lekat dengan nilai-nilai spiritual. Harga gelang berkisar Rp 50-100 ribu.

2. Gelang Pohon Kasawari

Gelang ini terbuat dari batang pohon kasawari yang hidup di laut. Batangnya yang berbentuk seperti pipa dipotong kecil-kecil, lalu dirangkai dengan benang. Gelang pohon kasawari bisa dipakai perempuan dan laki-laki. Gelang ini dijual seharga Rp 75 ribu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

3. Mutiara Air Asin

Mutiara laut menjadi daya tarik utama Kota Tual. Sejumlah nelayan beternak mutiara untuk dijual sebagai aksesori. Mutiara di Tual adalah mutiara air asin dengan kualitas terbaik. Keasliannya bisa dibuktikan dengan cara digigit. Ada tekstur berpasir ketika mutiara itu bersentuhan dengan gigi.

Harga mutiara per butir dijual Rp 50-150 ribu. Sedangkan yang sudah diikat atau dikombinasi dengan perhiasan emas berkisar Rp 1,6 juta.

4. Batu Pesisir

Bukan hanya mutiara, batu juga disulap menjadi perhiasan, seperti bandul kalung dan cincin. Batu yang dipakai untuk aksesori adalah batu khusus yang diambil dari pesisir Kota Tual. Batu itu punya warna beragam, seperti merah, kuning, dan biru. Harga batu berkisar Rp 250 ribu.

FRANCISCA CHRISTY ROSANA

Artikel Lain: Ke Lombok Tengah, Jangan Lupa Beli Oleh-oleh dari Desa Adat Ini

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kemenhub Operasikan Kapal Perintis Baru di Pelabuhan Tual

14 Januari 2022

Kapal Perintis Sabuk Nusantara 48 yang membawa penumpang dan pasokan sembako bersiap untuk merapat di Pelabuhan Selat Lampa, Natuna, Kepri, Kamis, 10 Juni 2021. Semenjak hadirnya program Tol Laut, pasokan sembako di Natuna, yang merupakan salah satu pulau terluar di Indonesia, tidak pernah lagi mengalami kelangkaan. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Kemenhub Operasikan Kapal Perintis Baru di Pelabuhan Tual

Kementerian Perhubungan mengoperasikan kapal perintis KM. Sabuk Nusantara 54 di Pelabuhan Tual


Buron Selama 3 Tahun, Terpidana Korupsi DPRD Kota Tual Ditangkap di Depok

23 September 2021

Ilustrasi Ditangkap / Ditahan / Diborgol. shutterstock.com
Buron Selama 3 Tahun, Terpidana Korupsi DPRD Kota Tual Ditangkap di Depok

Ade Ohoiwutun (51), diringkus Kejaksaan Negeri Depok di tempat persembunyiannya di Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat.


Gempa Magnitudo 5 Guncang Tual Maluku

2 Februari 2021

Ilustrasi gempa. geo.tv
Gempa Magnitudo 5 Guncang Tual Maluku

BMKG menyebutkan bahwa gempa bumi tersebut tidak berpotensi tsunami.


Bappenas Usul 3 Daerah Jadi Lokasi Pelelangan Ikan Internasional

4 Desember 2019

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa saat perkenalan Menteri Kabinet Indonesia Maju di Veranda Istana Negara, Jakarta, Rabu, 23 Oktober 2019. TEMPO/Subekti
Bappenas Usul 3 Daerah Jadi Lokasi Pelelangan Ikan Internasional

Menteri Badan Perencanaan Pembangunan Nasional atau Bappenas Suharso Monoarfa mengusulkan tiga daerah menjadi lokasi pelelangan ikan internasional.


Gelak Tawa Para Bocah di Kampung Merah Putih di Tual

6 April 2018

Ekspresi ceria seorang anak di Kampung Merah Putih, Tual, Maluku. Tempo/Francisca Christy Rosana
Gelak Tawa Para Bocah di Kampung Merah Putih di Tual

Kampung di pesisir perairan Maluku ini penuh dengan rona merah-putih, maka disebut Kampung Merah Putih.


3 Bulan Lokbin Cengkeh Masih Sepi, Begini Curhat PKL Eks Kota Tua

21 Desember 2017

Sejumlah pedagang merapikan barang dagangan di Lokasi penampungan PKL Kota Tua Taman Kota Intan Jalan Cengkeh. Jakarta, 13 Oktober 2017. Lahan ini dilengkapi fasilitas parkir 400 kendaraan roda dua,150 roda empat dan 12 bus. Tempo/Fakhri Hermansyah
3 Bulan Lokbin Cengkeh Masih Sepi, Begini Curhat PKL Eks Kota Tua

Lokbin Cengkeh masih sepi setelah tiga bulan berjualan, pedagang kaki lima atau PKL eks Kota Tua mengeluh.


Pengisi dan Tema Acara Asean Literary Festival 2017

7 Juli 2017

Okky Madasari (tengah) saat diskusi novel terbarunya 'Kerumunan Terakhir' di Taman Baca Kesiman, Denpasar, Minggu, 5 Juni 2016. Foto: Bram Setiawan
Pengisi dan Tema Acara Asean Literary Festival 2017

Banyak tokoh penting akan hadir dan mengisi sesi-sesi beragam
tema di Asean Literary Festival 2017. Tema-temanya di antara
soal demokrasi,dan lainnya