TEMPO.CO, Denpasar - Ratusan Ogoh-Ogoh atau boneka raksasa berwajah menyeramkan karya kreativitas sekaa teruna (kelompok pemuda-pemudi) setempat akan melakukan parade Malam Pangerupukan Nyepi di Kota Denpasar, Bali, Jumat, 16/3.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Denpasar Komang Sugiarta di Denpasar, mengatakan tercatat sedikitnya 688 Ogoh-Ogoh yang tersebar di 4 kecamatan sudah siap diarak . "Jumlah tersebut baru yang terdaftar saja,” kata dia di Denpasar, Jum’at. Pawai ini dilaksanakan sehari sebelum Nyepi.
Menurut Sugiarta, kalau melihat antusiasme warga bukan tak mungkin akan lebih banyak lagi Ogoh-ogoh yang diarak. “Malam ini boneka raksasa tersebut akan diarak di masing-masing Catus Pata atau perempatan desa di seluruh Kota Denpasar.”
Pawai ogoh-ogoh pada Malam Pengerupukan digelar menjelang hari Suci Nyepi Tahun Saka 1940.
Untuk menjaga kebersihan petugas kebersihan akan dikerahkan mengatasi sampah setelah selesai arak-arakan Ogoh-Ogoh. “Sehingga saat merayakan Nyepi, wilayah Kota Denpasar tetap terjaga kebersihannya," kata Kepala DLHK Kota Denpasar, Ketut Wisada.
Para petugas ditarget membersihkan sampah sebelum pelaksanaan hari Suci Nyepi pada Sabtu, 17/3, pukul 06.00 Wita . Petugas kembali akan beroperasi pada saat pelaksanaan Ngembak Geni (awal beraktivitas) pada Minggu, 18/3, dimulai pukul 06.00 Wita, setelah usai pelaksanaan Nyepi.
Parade ogoh-ogoh juga berlangsung di Gianyar. Ratusan warga Desa Tegalalang, Kabupaten Gianyar, Bali, Kamis malam. "Ada 21 ogoh-ogoh dalam parade kali ini," kata Bendesa Adat Tegalalang, Kabupaten Gianyar Made Jaya Kesuma saat ditemui di Tegalalang, Kamis malam.
Menurut dia, parade di Gianyar berbeda dibanding daerah lain yang biasanya sehari sebelum Hari Raya Nyepi. "Tetapi di Tegalalang (dilaksanakan) lebih awal," ujarnya.
Sehari sebelum Hari Raya Nyepi di Tegalalang akan dilakukan upacara Pecaruan sebagai bentuk persembahan mengusir roh jahat. Tujuannya afar mereka tidak mengganggu warga dan pelaksanaan Nyepi berjalan dengan lancar dan damai.
Edward salah seorang wisatawan asal Jerman mengaku senang melihat pawai ogoh-ogoh tersebut. "Pawai ini adalah ritual yang sangat menarik dan unik," ujarnya.
ANTARA