TEMPO.CO, Jakarta - Gelato kini tenar di Indonesia. Kedai-kedai yang menjajakan gelato telah menjadi alternatif baru buat tempat nongkrong anak muda. Tentunya selain kafe.
Baca juga: Berburu Es Krim di Kota Hujan
Sebutlah Tempo Gelato di Yogyakarta, juga Gusto Gelato di Bali. Dua tempat makan es krim ini hits di media sosial berbagi gambar Instagram.
Sebelum gelato tenar, es krim ala Italia tersebut sudah lebih dulu muncul dalam versi yang lebih kuno. Lain dari penampakannya sekarang yang memakai cone, gelato zaman dulu dihidangkan di atas mangkok besi atau dibungkus menggunakan kertas makanan.
Kendati sudah muncul banyak penjaja gelato, es krim era kolonial ini masih eksis. Misalnya di tiga restoran legendaris yang terdapat di tiga daerah yang berbeda berikut ini.
1. Es Krim Tropik, Jakarta
Sejak 1950, es krim Tropik melegenda. Letaknya yang strategis di gerbang utama Pasar Baru, Jakarta Pusat, membuat warung milik keluarga keturunan Tionghoa, Mayti, selalu jadi tempat mampirnya para pengunjung yang mau belanja.
Bentuk kedai Tropik masih mempertahankan bangunan tempo dulu. Kursi dan mejanya terbuat dari kayu-kayu yang kokoh. Di dinding-dinding kedai terpampang sejumlah artikel koran nasional yang mengulas es krim Tropik. Kertasnya sudah tampak usang dan menguning, tapi aman lantaran terbingkai frame kayu dan kaca yang tebal.
Di kedai ini, menu es krim utama yang ditawarkan ialah tutty frutty atau es krim berbentuk balok yang terbuat dari cokelat, moka, dan vanila. Tutty frutty adalah es krim rumahan yang diolah sendiri oleh keluarga Mayti. Bahannya terbikin dari susu murni.
Harga tutty frutty berkisar Rp 38 ribu. Ada juga pilihan es krim lain, seperti es krim single ber-toping buah kaleng seharga Rp 28 ribu. Selain es krim, pemilik restoran menyediakan menu-menu utama khas Indonesia dan Oriental, seperti gado-gado dan cap cai.
2. Es Krim Zangrandi, Surabaya
Di tengah Kota Pahlawan yang sarat nilai historis, sebuah bangunan kuno berdiri. Bangunan itu mirip joglo. Di depannya terdapat bagian serambi yang cukup lebar. Di serambi itu ditata kursi-kursi rotan melingkari meja kayu. Warna merah dan cokelat mendominasi warung.
Adapun keramik kedai yang konon bernama kedai es krim Zangrandi ini terlihat berusia sangat tua. Desainnya motif bunga dan warnanya sudah pudar. Jendelanya juga masih menggunakan desain jendela zaman Belanda yang berukuran lebar.
Di kedai itu, oprang-orang memesan es krim. Katanya es krim ini home made. Sama seperti di kedai es krim Tropik, menu utamanya juga tutty frutty. Bentuknya kotak dan dibungkus dengan kertas makan.
Soal rasa pun tak jauh beda. Manisnya es krim tak terlalu menempel di lidah. Sebab es krim ini terbuat dari susu murni. Pengolahannya juga tak memakai jasa pabrik. Artinya, es krim ini home made.
Es krim Zangrandi di Surabaya berlokasi tepat di tengah kota, yakni di Jalan Yos Sudarso nomor 15, Embong Kaliasin, Genteng. Harganya berkisar mulai Rp 22 ribu.
3. Es Krim Old Dish Tip Top, Yogyakarta
Menikmati es krim tempoe doeloe dengan atmosfer bangunan sekitar yang masih jadul juga bisa dinikmati di kedai Old Dish Tip Top. Kedai ini sejak dibuka pada 1936 berlokasi di pusat keramaian kota gudeg, yakni Jalan P. Mangkubumi. Namun sejak 2014 pindah ke Jalan Prof. Dr. Yohanes, Sagan.
Es krim di sini berbeda dengan di Surabaya dan Jakarta. Sebab, meski mempertahankan “kekunoannya”, es krim Old Dish Tip Top sudah berinovasi dengan alat-alat pembikin es krim yang lebih baru. Pengemasan es krim pun tampak lebih muda dengan cone. Menu es krim berkisar Rp 20 ribu hingga Rp 32 ribu.
Artikel lain: Merasakan Aura Eksotis Menonton Kecak di Tiga pura di Bali