Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenali Tiga Keunikan Rumah Adat Suku Dayak

image-gnews
Dua orang wisatawan sedang berfoto di beranda rumah adat betang di Pangkalanbun, Kalimantan Tengah, Sabtu, 17 Februari 2018. Tempo/Francisca Christy Rosana
Dua orang wisatawan sedang berfoto di beranda rumah adat betang di Pangkalanbun, Kalimantan Tengah, Sabtu, 17 Februari 2018. Tempo/Francisca Christy Rosana
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Berkunjung ke Kalimantan Tengah, salah satu hal yang bisa dieksplorasi wisatawan adalah rumah adat suku Dayak. Bangunannya khas, memanjang ke samping atau ke belakang. 

Rumah adat suku Dayak banyak ditemukan di wilayah Arut Utara. Penduduk setempat rata-rata masih mempertahankan rumah dengan bangunan tradisional tersebut. Selain di Arut Utara, bangunan ini juga bisa dijumpai di Pangkalanbun. 

Di tengah kota yang terkenal dengan kantong-kantong transmigran itu, terdapat sebuah replika rumah adat betang. Lokasinya di Desa Pasir Panjang, Pangkalanbun, Kotawaringin Barat. Jarak tempuhnya 2 kilometer dari Bandara Pangkalanbun. 

Wisatawan bisa mengunjungi replika rumah adat tersebut untuk melihat keunikannya. Yommie Kamale, pegiat wisata asal Kalimantan Tengah, pada Sabtu, 17 Februari 2018 lalu, memaparkan beberapa fakta yang menandai keunikan rumah adat betang, seperti berikut ini.

1.       Dihuni 5-7 Keluarga
 
Rumah adat betang memanjang 30-150 meter. Sementara itu, lebarnya 10-30 meter. Rumah tersebut tak memiliki sekat-sekat sehingga lebih mirip aula. Umumnya, rumah adat betang dihuni 5-7 keluarga. Mereka hidup bersama satu atap. “Artinya, orang Dayak menjunjung semangat kebersamaan,” kata Yommie.
 
Meski demikian, keluarga-keluarga itu memiliki dapur masing-masing. Karena itu, jumlah dapur di sebuah rumah betang mengikuti jumlah keluarga.
 
2.       Rumah Panggung untuk Menghindari Serangan Hewan Buas
 
Pola permukiman masyarakat Dayak hampir selalu mendekati sungai. Mereka yakin betul sungai adalah sumber kehidupan. Maka itu, di sekitar sungai-sungai besar, seperti Kapuas, Barito, dan Arut, banyak ditemukan perkampungan.
 
Namun, risiko hidup di dekat sungai lebih besar. Salah satunya dekat dengan habitat hewan buas, seperti buaya dan ular. Hewan-hewan ini memang masih banyak ditemukan di Borneo.
 
Guna menghindari serangan hewan buas, masyarakat membangun rumah panggung dengan tiang penyangga setinggi 3-5 meter. Selain itu, rumah panggung dibangun dengan tujuan mengantisipasi banjir.
 
3.       Tangga Kecil untuk Menolak Hantu Kepala Terbang
 
Satu-satunya jalan masuk ke rumah adat betang adalah melalui tangga kecil. Tangga itu hanya bisa dilalui satu orang. Lebarnya kira-kira 50 sentimeter.
 
Bila malam tiba, tangga akan diangkat dan dimasukkan ke dalam rumah. Gunanya buat menghindari serangan hantu kepala terbang atau ngayau. Masyarakat Dayak yakin bahwa hantu ini bisa masuk rumah apabila tangga tetap dibiarkan di luar rumah.
 
Ngayau akan memburu kepala manusia. Hantu ini dianggap juga sebagai guna-guna atau serangan dari musuh. 
 
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Momentum Silahturahmi dalam Mubes VI Persekutuan Dayak Lundayeh

27 September 2019

Bupati Nunukan Hj. Asmin Laura Hapid hadiri mubes VI persekutuan dayak lundayeh di Malinau.
Momentum Silahturahmi dalam Mubes VI Persekutuan Dayak Lundayeh

Pelaksanaan Musyawarah Besar (Mubes) VI Persekutuan Dayak Lundayeh dan Festival Seni Budaya Dayak Kalimantan Tahun 2019 resmi digelar. Pelaksanaan Mubes tahun ini mengangkat tema "SDM dan Budaya Maju, Wujudkan Daya Saing Dayak Lundayeh Dalam Bingkai NKRI".


Dapat Gelar Kehormatan, Ahok Ingin Dayak Seperti Viking

16 Juli 2019

Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok (kiri) bersama keluarga dan kerabatnya mengikuti kebaktian ucapan syukur di Jakarta, Kamis, 24 Januari 2019. Di sebelah Ahok, duduk seorang perempuan yang mirip dengan polwan Bripda Puput Nastiti Devi. ANTARA/Tim BTP
Dapat Gelar Kehormatan, Ahok Ingin Dayak Seperti Viking

Ahok dan istri menerima gelar kehormatan masyarakat Dayak pada Sabtu, 13 Juli 2019.


Susi Pudjiastuti Dapat Gelar Kehormatan, Apa Reaksi Netizen?

25 Agustus 2018

 Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengunggah foto pemberian gelar warga kehormatan
Susi Pudjiastuti Dapat Gelar Kehormatan, Apa Reaksi Netizen?

Menteri Susi Pudjiastuti baru-baru ini menerima penghargaan gelar warga kehormatan "Dau Mening" dari masyarakat adat Suku Dayak Kenyah.


Tokoh Dayak Ini Meminta Pemindahan Ibu Kota Tak Sekadar Wacana

9 Juli 2017

Presiden Joko Widodo kembali memunculkan rencana pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Palangka Raya yang pernah menjadi wacana Sukarno pada 60 tahun lalu. Apa alasan pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Palangka Raya?
Tokoh Dayak Ini Meminta Pemindahan Ibu Kota Tak Sekadar Wacana

Salah satu tokoh masyarakat Dayak, Kalimantan Tengah, Sabran Achmad, berhadap pemindahan ibu kota bukan hanya wacana.


Penyebab Dewan Adat Dayak Beri Gelar Kehormatan untuk Jusuf Kalla

26 April 2017

Wapres Jusuf Kalla mendapat gelar kehormatan dari Dewan Adat Dayak di Bandara Tjilik Riwut, Palangkaraya, 26 April 2017. TEMPO/Amirullah
Penyebab Dewan Adat Dayak Beri Gelar Kehormatan untuk Jusuf Kalla

Wakil Presiden Jusuf Kalla mendapat gelar hehormatan dari Dewan Adat Dayak, saat kunjungan kerja ke Palangkaraya, hari ini.


Sengketa Tanah Adat, Warga Dayak Meratus Demo DPRD Tanah Bumbu

24 April 2017

REUTERS/Cheryl Ravelo
Sengketa Tanah Adat, Warga Dayak Meratus Demo DPRD Tanah Bumbu

Masyarakat Dayak Meratus mendesak Pemerintah Daerah dan DPRD Tanah Bumbu serius membela hak-hak ulayat masyarakat adat dayak.


Titisan Nyi Roro Kidul dan Pangkalima Burung Batal Menikah?

26 Februari 2017

Lukisan Basuki Abdullah, Nyai Roro Kidul. nyairorokidul.com
Titisan Nyi Roro Kidul dan Pangkalima Burung Batal Menikah?

Rencana pernikahan titisan Nyi Roro Kidul dan Pangkalima Burung, yang heboh di masyarakat Kalimantan sebelumnya, diberitakan batal.


Majelis Adat Dayak Desak Rizieq Syihab Diadili

28 Januari 2017

Imam besar Front Pembela Islam, Rizieq Syihab menaiki kendaraan usai diperiksa terkait uang berlogo
Majelis Adat Dayak Desak Rizieq Syihab Diadili

"Masyarakat Dayak tidak pernah memberontak dan selalu mendukung
NKRI. Kami tegas mengawal kebhinekaan," kata Sekjen Masyarakat
Adat Dayak Nasional.


PMII, PMKRI, dan Dewan Adat Dayak Sepakat Rawat Kebhinekaan

10 November 2016

Pimpinan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) temui Majelis Dewan Adat Dayak Nasional di Pontianak, Kamis, 10 November 2016.
PMII, PMKRI, dan Dewan Adat Dayak Sepakat Rawat Kebhinekaan

Pimpinan PMII,PMKRI, Majelis Dewan Adat Dayak Nasional sepakat merawat kebhinekaan Indonesia.


Suku Dayak, Tambang, dan Mimpi Jadi Menteri Kabinet Jokowi  

12 Desember 2015

Salah seorang peserta Pekan Budaya Dayak 2013 di Istora Senayan, Jakarta, (27/4). Acara budaya tersebut menampilkan berbagai produk dan potensi Kalimantan, khusus nya budaya suku Dayak. TEMPO/Aditia Noviansyah
Suku Dayak, Tambang, dan Mimpi Jadi Menteri Kabinet Jokowi  

Ketua Dewan Adat Dayak Kalimantan Selatan, Difriadi Darjat, menyatakan Suku Dayak di provinsi itu tidak menolak usaha pertambangan.