Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Nelayan Jembrana Melaut Ditemani Musik Dangdut Picu Semangat

Reporter

image-gnews
21_ekbis_kapalnelayan
21_ekbis_kapalnelayan
Iklan

TEMPO.CO, Negara, Bali - Alunan musik dangdut seperti sudah menjadi syarat "wajib" untuk menemani nelayan Kabupaten Jembrana saat melaut. "Seluruh perahu selerek disini pasti dilengkapi peralatan sound system. Kalau perahu tidak ada musiknya, bisa-bisa tidak dapat anak buah saat melaut," kata Ainul Hakim, seorang nelayan dari Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Kamis, 9/2.

Beberapa nelayan yang ditemui mengatakan musik dangdut menjadi penyemangat mereka saat menarik beban jaring yang berat. Musik itu juga menjadi hiburan di tengah laut ditengah suara ombak, angin dan mesin perahu mereka.

Peralatan untuk memutar musik itu pun bukan sembarangan, tapi dari jenis yang berkualitas bagus. Harganya bisa sampai puluhan juta rupiah. Maskurin, seorang tukang panggung (sejenis nakhoda) perahu selerek mengatakan, pemasangan satu paket sound system di perahunya menghabiskan biaya sampai Rp40 juta.

"Itu pun masih ada rencana penambahan lagi, biar bunyi musik yang dihasilkan benar-benar dahsyat," kata Maskurin, yang berasal Dusun Munduk, Desa Pengambengan.

Sistem suara itu, menurut Maskurin, merupakan hasil rakitan ahli elektronik lokal Desa Pengambengan, maupun Kota Negara. "Rata-rata sound system perahu menghabiskan biaya Rp40 juta hingga Rp60 juta. Itu sudah biasa di kalangan kami."

Para anak buah perahu selerek rela menyisihkan uang hasil tangkap ikan demi bisa menikmati musik saat melaut. Biasanya pemilik perahu lebih dulu mengongkosi biayanya, dan para anak buah perahu membayarnya dari pendapatan mereka.

Sebagai pilihan musik, para awal perahu selerek yang sandar di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan sebagian besar memilih musik dangdut dengan irama yang cepat dan keras.

"Kalau iramanya lambat percuma saja, kami tetap kurang semangat menarik jaring. Dangdutnya harus irama yang cepat seperti dangdut koplo atau campur-campur dengan rock," kata Madek Rahman.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Nelayan yang sudah belasan tahun menjadi anak buah perahu selerek itu mengatakan sound system yang terpasang harus menghasilkan bunyi yang mampu melawan suara ombak, angin serta mesin. "Kalau yang murah meskipun keras tetap saja tidak bisa terdengar jelas karena suaranya pecah. Kalau mahal, volume tidak besar saja suaranya enak didengar.”

Ahmad Atqo, yang pernah berkecimpung di penyewaan sound system mengakui, kualitas peralatan yang berhubungan dengan bunyi musik di perahu tidak ada yang murah, khususnya pada bagian speaker dan power. "Seluruh perahu pasti menggunakan yang harga jutaan rupiah. Itu hanya untuk satu speaker, sementara ada berapa speaker di perahu. Tergantung selera masing-masing," katanya.

Kebiasaan memasang sistem suara yang ditenagai genset di perahu, menurut KH. Sya'rani Yasin, tokoh Desa Pengambengan yang semasa muda ikut melaut, berawal pergaulan nelayan lokal dengan nelayan dari Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. Mereka memang sering singgah dan sandar di desa tersebut.

"Perahu dari Muncar itu dilengkapi sound system. Mungkin merasa enak dan semangat melaut dengan iringan musik, sehingga ditiru nelayan dari sini," kata pengasuh Pondok Pesantren Darussalam Pengambengan ini.

Saat hasil tangkapan ikan melimpah, perahu-perahu selerek berdatangan ke Pelabuhan Perikanan Nusantara bersama suara-suara meriah aneka musik dangdut dari sound system mereka. Sekarang, ini menjadi tradisi unik di Kabupaten Jembrana.

Baca juga: Jika Hanya Punya Waktu 6 Jam di Cirebon, Sebaiknya Kemana Saja?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bamsoet Dukung Rencana Touring Kebudayaan

2 hari lalu

Bamsoet Dukung Rencana Touring Kebudayaan

Bamsoet mendukung rencana touring kebudayaan bertajuk "Borobudur to Berlin. Global Cultural Journey: Spreading Tolerance and Peace".


Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

6 hari lalu

Wan Chai, Hong Kong. Unsplash.com/Letian Zhang
Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

Museum Sasta Hong Kong akan dibuka pada Juni


Indonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya

41 hari lalu

 Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI Siti Nugraha Mauludiah (kedua dari kiri) dan Duta Besar Republik Federal Jerman untuk Indonesia Ina Lepel (kedua dari kanan) menandatangani Pernyataan Kehendak Bersama tentang operasional Goethe-Institut di Indonesia di Goethe-Institut Jakarta, Kamis, 14 Maret 2024. Direktur Regional Goethe-Institut untuk Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru Dr Stefan Dreyer (kanan) dan Direktur Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI Ani Nigeriawati (kiri) menyaksikan penandatanganan ini. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Jerman di Jakarta
Indonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya

Indonesia dan Jerman menandatangani Pernyataan Kehendak Bersama untuk meningkatkan dan mempromosikan hubungan budaya kedua negara.


3 Tradisi Unik Jelang Ramadan di Semarang dan Yogyakarta

48 hari lalu

Sejumlah warga mengikuti tradisi keramas bersama di bantaran Sungai Cisadane, Kota Tangerang, Banten, Selasa, 21 Maret 2023. Tradisi keramas bersama tersebut sebagai simbol membersihkan diri menjelang Ramadan. ANTARA FOTO/Fauzan
3 Tradisi Unik Jelang Ramadan di Semarang dan Yogyakarta

Menjelang Ramadan, masyarakat di sejumlah daerah kerap melakukan berbagai tradisi unik.


Terkini: Anies dan Ganjar Kompak Sindir Politisasi Bansos di Depan Prabowo, Ide BUMN Jadi Koperasi Pengamat Sebut Pernyataannya Dipelintir

5 Februari 2024

Terkini: Anies dan Ganjar Kompak Sindir Politisasi Bansos di Depan Prabowo, Ide BUMN Jadi Koperasi Pengamat Sebut Pernyataannya Dipelintir

Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan kompak menyindir politisasi bantuan sosial atau Bansos di depan Prabowo Subianto dalam debat Capres terakhir.


Prabowo Janjikan Dana Abadi Budaya, RI Sudah Punya Anggaran Rp 2 Triliun di APBN

5 Februari 2024

Prabowo Janjikan Dana Abadi Budaya, RI Sudah Punya Anggaran Rp 2 Triliun di APBN

Segini besar anggaran dana abadi budaya yang sudah dikantongi Kementerian Keuangan sebelumnya.


Debat Capres Usung Tema Kebudayaan, Apa Harapan Budayawan, Pekerja Seni, dan Sastrawan?

2 Februari 2024

Capres nomor urut 1 Anies Baswedan, Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto saat mengikuti debat ketiga Calon Presiden 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu, 7 January 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Debat Capres Usung Tema Kebudayaan, Apa Harapan Budayawan, Pekerja Seni, dan Sastrawan?

Debat capres terakhir, 4 Februari 2024 salah satunya mengusung tema kebudayaan. Begini harapan budayawan, pekerja seni, dan sastrawan?


Anies Baswedan Janjikan Yogyakarta sebagai Kancah Baur Budaya dalam Desak Anies, Ini Artinya

24 Januari 2024

Gubernur DIY Sri Sultan HB X menemui capres 01 Anies Baswedan di Yogyakarta Rabu (24/1). Tempo/Pribadi Wicaksono
Anies Baswedan Janjikan Yogyakarta sebagai Kancah Baur Budaya dalam Desak Anies, Ini Artinya

Anies Baswedan janji kepada warga Desak Anies di Rocket Convention Hall, Sleman, Yogyakarta. Anies menjanjikan Yogyakarta menjadi Kancah Baur Budaya.


Mengenal Apa Itu Globalisasi, Penyebab, hingga Dampaknya

23 Januari 2024

Globalisasi adalah proses integrasi dan interaksi antar negara. Ketahui pengertian globalisasi, penyebab, hingga dampaknya di artikel ini. Foto: Canva
Mengenal Apa Itu Globalisasi, Penyebab, hingga Dampaknya

Globalisasi adalah proses integrasi dan interaksi antar negara. Ketahui pengertian globalisasi, penyebab, hingga dampaknya di artikel ini.


Indonesia Terpilih Jadi Ketua Pokja Budaya dan Pariwisata ASEAN Korea Centre

18 Januari 2024

Indonesia terpilih memimpin Kelompok Kerja Pariwisata dan Budaya ASEAN Korea Centre periode 2024. Sumber: dokumen KBRI Seoul
Indonesia Terpilih Jadi Ketua Pokja Budaya dan Pariwisata ASEAN Korea Centre

Indonesia terpilih untuk menjadi Ketua Pokja Budaya dan Pariwisata ASEAN Korea Centre dari 11 perwakilan negara anggota ASEAN di Seoul