TEMPO.CO, Jakarta - Ritual memandikan rupang atau patung para dewa menjadi tradisi yang tak boleh terlewatkan menjelang Imlek. Tradisi ini umum dilakukan di tiap-tiap vihara sepekan menjelang hari-H tahun baru Cina.
Baca juga: Nuansa Imlek 2018 Mulai Marak di Kawasan Pecinan Semarang
“Setiap vihara punya jadwal yang berbeda-beda untuk memandikan patung, sesuai dengan prediksi hari baiknya,” kata pengurus vihara Dharma Bhakti, Gunawan Djajaputra, saat ditemui di Petak Sembilan, Glodok, Jakarta, Senin, 3 Februari 2018.
Pada hari yang dimaksud, para dewa dipercaya naik ke langit dan meninggalkan rupang. Mereka dikisahkan tengah melaporkan hal-hal yang terjadi di bumi, yang telah dicatat selama setahun.
Sewaktu rupang kosong, pengurus-pengurus vihara akan langsung memandikannya. “Tujuannya supaya ketika orang sembahyang, kesannya bersih,” ucap Gunawan. Ritual memandikan rupang ini juga merupakan manifestasi rasa bakti etnis Tionghoa kepada leluhurnya.
Dalam tradisi memandikan rupang, patung-patung dewa akan dikeluarkan. Ratusan instrumen ibadah itu lantas bakal ditempatkan di halaman vihara untuk dibersihkan dan dimandikan secara bersama-sama.
Petugas pemandi rupang adalah orang-orang khusus yang telah ditunjuk oleh pengurus vihara. Adapun, khusus rupang Dewi Kwan Im, petugas yang membersihkan kudu berjenis kelamin perempuan.
Seusai dilap dan dihujani air, baju para rupang diganti. Baju-baju tersebut merupakan sumbangan para donatur, yang adalah umat vihara itu. Mereka yang mendonasikan baju untuk rupang dewa diyakini akan memperoleh berkat. “Makanya banyak yang antre ingin menyumbangkan baju. Bahkan antreannya sampai bertahun-tahun,” tutur Gunawan.
Ritual memandikan patung memang dianggap upacara sakral. Namun, kata Gunawan, bukan berarti prosesi ini tak boleh ditonton. Wisatawan, kata dia, diperkenankan datang untuk menyaksikannya.
Acara memandikan rupang para dewa di vihara tertua di Jakarta ini bakal digelar pada 12 Februari mulai pukul 11.00. Sedangkan di vihara lain di Petak Sembilan, yakni Vihara Toa Se Bio, bakal dilakukan pada 9 Februari.
Berita lain: Mengenal Bendung Katulampa, Bangunan Peningalan Belanda