Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ramalan Cina Kuno Ciam Si, Ritual Rutin Menjelang Imlek

image-gnews
Pengunjung sedang melakukan ciam si di Vihara Dharma Bhakti atau Kim Tek Le, Glodok, Jakarta, Minggu, 4 Februari 2018. Tempo/Francisca Christy Rosana
Pengunjung sedang melakukan ciam si di Vihara Dharma Bhakti atau Kim Tek Le, Glodok, Jakarta, Minggu, 4 Februari 2018. Tempo/Francisca Christy Rosana
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Bunyi bilah-bilah bambu saling berbenturan memenuhi salah satu ruangan di sayap kiri Vihara Dharma Bhakti atau Kim Tek Le, Glodok, Jakarta, Minggu, 4 Februari 2018. Seorang laki-laki berusia 50-an tampak mengocok puluhan bambu itu dengan medium gelas kayu di depan patung Dewi Kwan Im.

"Dia sedang melakukan ciam si," kata Gunawan Djajaputra, pengurus Vihara Dharma Bhakti, saat ditemui, Minggu siang.

Ciam si adalah ritual membaca nasib atau meramal menurut tradisi Cina kuno. Kegiatan ini rutin dilakukan warga Tionghoa menjelang Imlek. Tujuannya adalah memprediksi keuntungan di tahun yang akan datang.

Klotak...! Sebilah bambu terpelanting ke lantai. Begitulah cara mainnya. "Gelas kayu harus dikocok-kocok sampai bambu keluar satu," kata Gunawan. Selagi mengocok, si peminta ramalan disarankan berdialog dalam hati dengan Dewi Kwan Im. "Berdialog untuk meminta ramalan apa pun, bisa jodoh atau bisnis," ucapnya.

Sebilah bambu tersebut ternyata bernomor. Pria paruh baya yang melakukan ciam si ini lantas mengingat-ingat betul nomor yang tertera di salah satu ujung permukaannya.

Langkah selanjutnya, ia mengambil dua potong kayu berbentuk oval bernama siao poe. Sia poe punya dua rupa permukaan, seperti dua sisi mata uang. Keberadaannya dipakai untuk mengkonfirmasi kesesuaian nomor dengan ramalan nasib si pengocok gelas.

"Sia poe harus dikocok dengan kedua tangan, lalu dilempar oleh peminta ramalan," kata Gunawan.

Nomor tersebut dianggap benar dan sesuai kalau posisi jatuhnya kedua sisi sia poe berlainan. "Yang satu harus tengkurap, yang satu harus telentang," ujar Gunawan. Kalau dua-duanya berada pada posisi yang sama, sia poe harus dilempar ulang. "Maksimal tiga kali.”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Posisi jatuhnya sia poe untuk meramal nasib si pria berumur 50-an itu ternyata sudah benar. Ia lalu mengambil kertas di rak salah satu sudut ruangan sesuai dengan nomor bambu yang didapatnya.

Pada kertas itu tertera tulisan berhuruf Mandarin. Namun ada terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Kalimat pada kertas itu dianggap sebagai hasil ramalan. "Kalau kurang jelas dengan maksud kalimatnya, bisa ditanyakan kepada petugas," kata Gunawan.

Ramalan ciam si tak cuma dilakukan warga Tionghoa. Sadia Canantya, 22 tahun, wisatawan yang berkunjung ke wihara, turut menjajal. Ia mengaku penasaran dengan hasil ramalannya.

"Saya dapat nomor 36," katanya. Pada kertas itu tertulis demikian: “hoki seperti lautan, umur seperti gunung. Anda jangan mengeluhkan kesukaran. Dalam nasib, selalu ketemu peruntungan. Dengan sendirinya mendapatkan bantuan dari orang budiman”.

Meski tak tahu betul maksudnya, Sadia menganggap ramalan itu berarti baik. "Yang bagus dijadikan semangat, yang jelek ya enggak usah dipercaya," kata perempuan yang bekerja di salah satu perusahaan farmasi di Jakarta itu.

Tradisi ciam si, yang selalu menjadi penanda pergantian tahun penanggalan Cina, memang acap ramai diburu orang-orang. Sebab, kegiatan ini boleh dilakukan siapa pun, tak terbatas umat wihara atau warga Tionghoa. "Siapa pun boleh coba. Wisatawan silakan datang," ucap Gunawan. 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cap Go Meh, Singkawang Gelar Pawai Lampion Besok

27 Februari 2018

Pengunjung menyaksikan Lampion berbentuk Kapal Naga dalam Pluit Lantern Festival di Mall Pluit Village Jakarta, 4 Oktober 2017. Festival ini juga menjajakan aksesoris. TEMPO/Amston Probel
Cap Go Meh, Singkawang Gelar Pawai Lampion Besok

Panitia Imlek dan Cap Go Meh Singkawang akan menggelar pawai lampion yang dipusatkan di Kota Singkawang, Rabu malam, 28 Februari 2018.


Gaet Turis Tiongkok, Bali Gelar Imlek Sincia With Love

26 Februari 2018

Warga keturunan Tionghoa menampilkan atraksi Barongsai saat ritual tolak bala jelang perayaan Tahun Baru Imlek 2569 di Jalan Raya Kuta, Bali, 15 Februari 2018. Ritual bertujuan menetralisir segala keburukan dari keempat penjuru arah mata angin serta menjadikan perayaan Imlek yang damai. Johannes P. Christo
Gaet Turis Tiongkok, Bali Gelar Imlek Sincia With Love

Kegiatan Imlek ini merupakan salah satu bentuk upaya ITDC untuk meningkatkan angka kunjungan wisatawan asal Tiongkok ke Pulau Bali.


Cap Go Meh di Palembang, Ada Akses Pejalan Kaki ke Pulau Kemaro

26 Februari 2018

Ratusan pengunjung berada disekitar Pagoda di  Pulau Kemaro, di tengah Sungai Musi untuk merayakan Cap Go Meh atau hari ke-15 tahun baru Imlek dan berwisata religus, di Palembang, Sumatera Selatan, Sabtu (4/2). Sekitar 20 ribu warga keturunan Tionghoa yang tidak hanya berasal dari Palembang tetapi sejumlah negara, seperti Sngapura dan Malaysia  beribadah dan berwisata religi di pulau yang dikenal dengan legenda percintaan abdi Tan Bun An, saudagar dari China dan Siti Fatimah perempuan asli Palembang yang berakhir dengan kematian bersama. ANTARA/Nila Fu'adi
Cap Go Meh di Palembang, Ada Akses Pejalan Kaki ke Pulau Kemaro

Jembatan ini disediakan untuk perayaan Imlek dan Cap Go Meh pada Maret 2018.


Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta Hadirkan Taman Lampion

24 Februari 2018

Ratusan warga ikuti penyalaan lampion 7 New Hope di Alun-Alun Kidul, Yogyakarta, 20 Oktober 2014. 293 lampion berisi doa dan harapan-harapan masyarakat untuk pemerintahan Jokowi-JK dinyalakan di dua tempat yaitu Titik Nol Kilometer Yogyakrta dan Alun-alun Kidul. TEMPO/Suryo Wibowo.
Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta Hadirkan Taman Lampion

Imlek Light Festival yang menampilkan berbagai bentuk lampion akan menjadi daya tarik baru penyelenggaraan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta.


Imlek 2018, Seniman Bali dan Tiongkok Bawakan Kesenian Janger

23 Februari 2018

Sejumlah anak membawakan Tari Janger kreasi dalam Pesta Kesenian Bali ke-38 di Taman Budaya Art Center, Denpasar, Bali, 22 Juni 2016. Pentas seni tersebut dalam rangka mengisi liburan sekolah dengan kegiatan seni budaya. TEMPO/Johannes P. Christo
Imlek 2018, Seniman Bali dan Tiongkok Bawakan Kesenian Janger

Sejumlah seniman dari Pulau Bali dan perwakilan Provinsi Yunan, Tiongkok, membawakan kesenian kolaborasi dalam perayaan Tahun Baru Imlek 2018.


Umat Konghucu Manado Bersiap Sambut Cap Go Meh

20 Februari 2018

Salah satu barongsai berupaya mengambil
Umat Konghucu Manado Bersiap Sambut Cap Go Meh

Usai tahun baru Imlek, umat Konghucu Manado menyiapkan diri menyambut perayaan Cap Go Meh.


912 Tatung Terdaftar Ikuti Cap Go Meh di Singkawang

20 Februari 2018

Tatung melakukan atraksi saat pawai tatung di lapangan Kridasana, Singkawang, Kalimantan Barat, Minggu (28/2). Acara tersebut diikuti 767 peserta dari seluruh wilayah kalimantan barat untuk memperingati Cap Go Meh 2561. Tempo/Tony Hartawan
912 Tatung Terdaftar Ikuti Cap Go Meh di Singkawang

Tatung adalah dukun Tionghoa yang kerasukan roh leluhur atau biasa juga disebut lauya. Mereka akan beratraksi saat pesta budaya Cap Go Meh.


Libur Imlek 2018, Angkasa Pura II Layani 1,9 Juta Penumpang

20 Februari 2018

PT Angkasa Pura II meresmikan maskapai AirAsia Filipina beroperasi di Bandara Soekarno-Hatta, Selasa, 9 Januari 2018 (Dok. Istimewa)
Libur Imlek 2018, Angkasa Pura II Layani 1,9 Juta Penumpang

PT Angkasa Pura II Persero mencatat pada libur Imlek 2018 telah melayani 1,9 juta penumpang di semua bandara yang dikelola.


Vihara di Bogor Sajikan Menu Vegetarian saat Imlek dan Cap Go Meh

19 Februari 2018

Pengurus vihara mengecat sejumlah ornamen Vihara di Vihara Dhanagun Kota Bogor, 29 Januari 2018. Sejumlah vihara mulai berbenah guna menyambut tahun baru Imlek 2018. ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Vihara di Bogor Sajikan Menu Vegetarian saat Imlek dan Cap Go Meh

Vihara Dhanagun, Kota Bogor, Jawa Barat akan menyuguhkan hidangan vegetarian saat perayaan Cap Go Meh.


Singkawang Siapkan Cap Go Meh dengan Banyak Pemecahan Rekor

19 Februari 2018

Para peserta festival perayaan Cap Go Meh memanggul miniatur rumah adat di Singkawang, Kalimantan Barat, 5 Maret 2015. Singkawang selalu menarik banyak perhatian wisatawan asing maupun lokal saat perayaan Imlek hingga Cap Go Meh, karena kemeriahannya dan menampilkan banyak kesenian. (Robertus Pudyanto/Getty Images)
Singkawang Siapkan Cap Go Meh dengan Banyak Pemecahan Rekor

Santo Yosep Singkawang Group kembali memecahkan rekor MURI dengaan pembuatan naga terbanyak pada perayaan Imlek dan Cap Go Meh 2018.