Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menyempurnakan Sore, Ngopi dan Selfie di Kafe D'Pakar Bandung

image-gnews
 Suasana halaman Kafe D'Pakar yang berlokasi di Jalan Dago Pakar Utara, Sekejolang, Ciburial, Cimenyan, Bandung. Tempo/Andi Prasetyo
Suasana halaman Kafe D'Pakar yang berlokasi di Jalan Dago Pakar Utara, Sekejolang, Ciburial, Cimenyan, Bandung. Tempo/Andi Prasetyo
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sepanjang jalan menuju Kafe D’Pakar, Bandung, tak ada pemandangan lain selain hutan. Jalanan rusak, aspal-aspal retak, dan lubang yang menganga lebar mengharuskan mobil berbelok-belok tak tentu. Kami rela menjalaninya, demi pengalaman mereguk kopi di alam terbuka.

Baca juga: Mencicipi Kopi Baru Disangrai di Nggone Mbahmu Klaten

Para monyet seliweran, menunggu di bibir jalan, atau menggantung di pepohonan. Sungguh perjalanan menuju Kafe D’Pakar ini seperti sedang menjamah hutan di film Petualangan Sherina.

“Kawasan ini memang masih liar. Tempat ini dulu bekas kebun, lalu saya bangun jadi kafe karena tanamannya banyak dirusak monyet,” tutur Maryati Santoso, pemilik Kafe D’Pakar, ketika rombongan Tempo tiba di kafe itu. Kami langsung membayar Rp 25 ribu untuk biaya retribusi.

“Bukan tiket masuk, tapi minimal order. Bisa ditukarkan dengan makanan dan minuman” ujarnya.

Bergegas, kami menuju kebun hijau di halaman belakang rumah. Luasnya 3.000 meter persegi. Beberapa kembang begonia tumbuh di sekitarnya. Di seberang kafe itu ada hutan pinus. Namun jurang menjaraki keduanya.

Tekstur taman di D’Pakar berundak-undak. Pemiliknya mempertahankan kontur asli lahan yang dulunya adalah kebun.Menu martabak dan kopi Aroma, menu asyik untuk ngobrol di Kafe D'Pakar yang berlokasi di Jalan Dago Pakar Utara, Sekejolang, Ciburial, Cimenyan, Bandung. Tempo/Andi Prasetyo

Kami tiba terlalu sore. Semua bangku hampir penuh dipesan. Memutuskan berkeliling kebun sambil menunggu ada bangku yang ditinggalkan penghuninya, rasanya jadi pilihan tepat. Dan beruntung, selama berkeliling, kami menjumpai beberapa titik seru. Cocok untuk aktivitas swafoto.

Ada bangku berbentuk kapal kayu menghadap ke hutan. Ada juga kursi panjang yang jaraknya hanya beberapa meter dari jurang, atau bangku-bangku bulat yang berjajar manis di samping pagar ilalang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kami duduk di dek paling atas, dekat dengan joglo kafe. Hanya itu satu-satunya bangku tersisa. Namun tak sial-sial benar lantaran justru bisa memandang semua lenskap.

Derik serangga hutan menjadi instrumen pengiring tamu yang sedang meramu obrolan, sambil menyeruput kopi. Ya, kafe itu punya menu kopi andalan. “Kopi Aroma, kopi khas tanah Pasundan,” ucap Maryati. “(Lebih nikmat) ditemani martabak Nutella.”

Kopi Aroma berjenis robusta. Sudah tenar sejak 1930. Keberadaan kopi itu tak pelaknya sebuah legenda yang menandai tumbuhnya kawasan pecinan di Bandung sejak era kolonial.

Kopi ini enak diminum pakai susu kental. Lalu ditemani martabak manis. Hawa Dago Pakar jadi sedikit hangat.

Selain menu teman ngobrol, Maryati menyediakan penganan berat. Misalnya nasi goreng, pempek, ramen, dan lainnya. Harga menu berkisar Rp 20 ribu-Rp 40 ribu. Waktu yang tepat buat bersantai di kafe ini berkisar pukul 16.00-17.30, sebelum matahari tenggelam.

Alamat: Jalan Dago Pakar Utara, Sekejolang, Ciburial, Cimenyan, Bandung

Jam Buka: 11.00-18.00 (tutup setiap Senin)

Berita lain: Musim Hujan, 3 Bukit Teletubbies Ini Sedang Cantik-cantiknya

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

1 hari lalu

Warga menggiling biji kopi Robusta  petik merah di Desa Kali Banger, Gemawang, Temanggung, Jawa Tengah, Kamis, 20 Juli 2023. Harga biji kopi Robusta basah saat ini melonjak menjadi Rp11.500 per kilogram dari harga tahun lalu yang hanya Rp7.000 per kilogram, yang menurut pedagang harga tersebut merupakan termahal sepanjang sejarah kopi di Indonesia. ANTARA/Anis Efizudin
Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

Atase Perdagangan Kairo, M Syahran Bhakti berharap eksportir kopi Indonesia dapat memenuhi permintaan dari Mesir pada 2024 ini di atas Rp 1,5 triliun.


Inilah Alasan Disarankan Tidak Minum Kopi Sebelum Naik Pesawat

23 hari lalu

Ilustrasi pria  minum kopi. fadquip.com
Inilah Alasan Disarankan Tidak Minum Kopi Sebelum Naik Pesawat

Minum kopi sebelum penerbangan tak hanya meningkatkan risiko kembung, tapi juga menyebabkan dehidrasi yang berujung pada rasa mual dan sakit kepala.


Kopi Kenangan Sajikan Blewah Mewah, Menu Segar untuk Berbuka Puasa

29 hari lalu

Kopi Kenangan Sajikan Blewah Mewah, Menu Segar untuk Berbuka Puasa

Menu andalan Blewah Tea dengan taburan Blewah Jelly yang terbuat dari ekstrak buah asli


Alasan Penderita Epilepsi Tak Boleh Banyak Minum Kopi

31 hari lalu

ilustrasi minum kopi (pixabay.com)
Alasan Penderita Epilepsi Tak Boleh Banyak Minum Kopi

Penderita epilepsi diminta tidak minum kopi berlebihan untuk menghindari kejang. Pasalnya, kafein justru dapat meningkatkan frekuensi kejang.


Berapa Banyak Konsumsi Kopi dan Teh yang Pas saat Puasa?

36 hari lalu

Ilustrasi kopi. Foto: Pixabay/Clayton Majona
Berapa Banyak Konsumsi Kopi dan Teh yang Pas saat Puasa?

Ahli gizi dari RS Cipto Mangunkusumo Kencana Fitri Hudayani SST, M.Gz memberi tips mengonsumsi teh atau kopi yang pasa saat puasa.


Organisasi Ini Minta Wisatawan di Bali Tidak Minum Kopi Luwak, Kenapa?

42 hari lalu

Ilustrasi wanita minum kopi. Foto: Unsplash.com/Engin Akyurt
Organisasi Ini Minta Wisatawan di Bali Tidak Minum Kopi Luwak, Kenapa?

People for the Ethical Treatment of Animals atau PETA meminta wisatawan di Bali menghindari minum kopi luwak setelah melakukan penyelidikan.


Dukung Kebahagiaan Keluarga Indonesia, Kapal Api Gelar Mudik Gratis

44 hari lalu

Dukung Kebahagiaan Keluarga Indonesia, Kapal Api Gelar Mudik Gratis

Selain mudik gratis, peserta juga mendapatkan asuransi perjalanan dan fasilitas lainnya.


Hari Kopi Nasional, Investigasi PETA Ungkap Luwak Bali Tetap Dieksploitasi Demi Cita Rasa

46 hari lalu

Tangkapan layar video hasil investigasi PETA di peternakan luwak di Bali. TEMPO/Irsyan
Hari Kopi Nasional, Investigasi PETA Ungkap Luwak Bali Tetap Dieksploitasi Demi Cita Rasa

Investigasi terbaru PETA merekam bagaimana luwak di Bali masih terus dieksploitasi demi cita rasa kopi luwak.


7 Manfaat Minum Kopi Tanpa Gula

52 hari lalu

Ilustrasi kopi hitam tanpa gula. Foto: Freepik/8photo
7 Manfaat Minum Kopi Tanpa Gula

Tidak hanya menyajikan kenikmatan, kopi hitam tanpa gula memiliki sejumlah manfaat kesehatan yang menarik. Apa saja?


Ini Efek Samping Sering Minum Kopi Hitam Tanpa Gula

52 hari lalu

Ilustrasi kopi hitam tanpa gula. Foto: Freepik/8photo
Ini Efek Samping Sering Minum Kopi Hitam Tanpa Gula

Meskipun kopi hitam memberikan sejumlah manfaat kesehatan, penting untuk mengonsumsinya dengan bijak.