Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pasar Tegowanuh Mempertahankan Los Peninggalan Belanda

Reporter

image-gnews
Pedagang makanan tradisional di pasar tradisional Tegowanuh, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung, tengah melayani pembeli. Foto: Antara
Pedagang makanan tradisional di pasar tradisional Tegowanuh, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung, tengah melayani pembeli. Foto: Antara
Iklan

TEMPO.CO, Temanggung - Ini jarang terjadi. Sebuah desa masih bisa mempertahankan bangunan peninggalan era penjajahan Belanda yang difungsikan sebagai los pasar. Hal itu terjadi di Desa Tegowanuh, Kaloran, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

Baca juga: Pasar Desa Pelangsingan Jadi Alternatif Wisata Keluarga

Pasar Tegowanuh itu terletak di tengah kampung dan menempati lahan seluas 600 meter persegi . Ada beberapa los di sana, dan salah satu los itu merupakan bangunan peninggalan zaman Belanda. Kebetulan los Belanda itu letaknya di tengah pasar.

Los Belanda tersebut berukuran 4x6 meter persegi dengan tiang dengan kerangka atap kayu jati berbentuk gelondong bulat.

Mantan Sekretaris Desa Tegowanuh Adi Setyo Nugroho mengatakan los pasar ini dibangun tahun 1900an. “Dan hingga kini masih berdiri kokoh,” kata dia di Tegowanuh, Selasa, 16/1.

Ia menuturkan pada 2009 pasar itu diperluas dengan menambah beberapa los di sekitar bangunan lama. Dananya dari bantuan pemerintah.

Saat ini ada upaya untuk mengembangkan kawasan itu sebagai lokasi wisata. Salah satu acarnya adalah dangan menggelar acara “Gerebek Pasar Tradisional Desa Tegowanuh.”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada kegiatan gerebek tersebut panitia membagikan kupon kepada masyarakat yang bisa digunakan untuk berbelanja secara gratis.

Kepala Bidang Kebudayaan, Dinas kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Temanggung, Didik Nuryanto mengatakan pelestarian pasar tradisional bangunan zaman Belanda ini perlu diapresiasi. "Karena tidak setiap desa bisa melakukannya dan terjebak modernisasi," katanya.

Di Pasar tradisoional yang menampung sekitar 30 pedagang ini, dijual berbagai makanan tradisional, buah, sayuran, dan sembako.

Seorang pedagang, Sri Maryati, 77 tahun, mengaku dirinya telah berjualan sembako di pasar tersebut sejak 1965. Ia adalah generasi ketiga yang berjualan di sana. Los yang ia pakai saat ini sebelumnya ditempati orang tuanya yang meneruskan usaha neneknya.

ANTARA

Bderita lain: Mampir ke Dua Gerai Gelato yang Lagi Hits di Yogyakarta

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Inovasi Membangun Tembanggung

27 November 2023

Inovasi Membangun Tembanggung

Kabupaten Temanggung gencar mensosialisasikan pencegahaan pernikahan dini dan kekerasan pada peremuan dan anak.


Optimalkan Pelayanan kepada Masyarakat, Bupati Lantik Pejabat JPT, Administrator dan Pengawas

18 Agustus 2023

Optimalkan Pelayanan kepada Masyarakat, Bupati Lantik Pejabat JPT, Administrator dan Pengawas

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Temanggung melaksanakan pelantikan dan pengambilan sumpah janji jabatan kepada pejabat dalam Jabatan Pimpinan Tinggi, Administrator, dan Pengawas di lingkungan Pemkab Temanggung.


Menyusuri Sejarah Umbul Jumprit, Hulu Sungai Progo di Kaki Gunung Sindoro

18 Juni 2023

Gerbang masuk Umbul Jumprit Hulu Sungai Progo (Tempo.co/Arimbihp)
Menyusuri Sejarah Umbul Jumprit, Hulu Sungai Progo di Kaki Gunung Sindoro

Umbul Jumprit yang berada 26 kilometer di sebelah barat laut Kota Temanggung itu secara geografis merupakan hulu dari Sungai Progo.


Mengunjungi Warung Jadoel, Tempat Makan Pertama di Temanggung yang Berusia 200 Tahun

17 Juni 2023

Warung Jadoel nampak depan (Tempo.co/Arimbihp)
Mengunjungi Warung Jadoel, Tempat Makan Pertama di Temanggung yang Berusia 200 Tahun

Salah satu kuliner legendaris di Temanggung yang sayang untuk dilewatkan pengunjung adalah Warung Jadoel karena usianya sudah 200 tahun.


Perbaikan Jalan Berlubang, Bergelombang dan Retak di Jalur Mudik Kabupaten Temanggung

8 April 2023

Ilustrasi Perbaikan Jalan. ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah
Perbaikan Jalan Berlubang, Bergelombang dan Retak di Jalur Mudik Kabupaten Temanggung

Perbaikan jalan berlubang juga dilakukan untuk jalan yang bergelombang dan retak di jalur mudik.


Wiwit Durian, Tradisi Awal Panen Durian di Temanggung

20 Februari 2023

Warga di Dusun Dukuh dan Kemirikerep, Desa Ngropoh, Kranggan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, makan bersama dalam tradisi
Wiwit Durian, Tradisi Awal Panen Durian di Temanggung

Selama pandemi Covid-19, tradisi wiwit durian tak diselenggarakan dan baru tahun ini dapat terlaksana kembali.


Tantangan Petani Kopi Ada di Hulu, Cara Pemda Bantu agar Tepat Sasaran

29 Desember 2022

Ilustrasi buah kopi
Tantangan Petani Kopi Ada di Hulu, Cara Pemda Bantu agar Tepat Sasaran

Supaya komoditas kopi Indonesia selalu menjadi primadona, maka semua pihak perlu memberikan perhatian dari hulu ke hilir.


Desa Sejahtera Astra Temanggung Kenalkan Kopi ke Belanda

26 November 2021

DSA Temanggung. (Instagram)
Desa Sejahtera Astra Temanggung Kenalkan Kopi ke Belanda

Kopi yang dipromosikan ke Belanda tersebut memiliki kualitas yang bagus dengan harga lebih dari Rp 40 ribu per kilogram.


Miniatur Moge Limbah Paralon dari Temanggung, Laris Manis Sampai Israel

25 April 2021

Miniatur motor gede (moge) klasik yang dibuat dari limbah paralon (PVC) karya Bahrun Mustofa, warga Dusun Jurangsari, Desa Soropadan, Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. FOTO: Antara
Miniatur Moge Limbah Paralon dari Temanggung, Laris Manis Sampai Israel

Sebelum pandemi Covid-19, rata-rata setiap tahun bisa membuat karya miniatur moge dari limbah PVC atau pipa paralon sebanyak 15-20 unit.


Ada Kluster Piknik di Temanggung, Antisipasi Setelah Kluster Kondangan

6 Oktober 2020

Ilustrasi swab test atau tes usap Covid-19. REUTERS
Ada Kluster Piknik di Temanggung, Antisipasi Setelah Kluster Kondangan

Pemerintah Kabupaten Temanggung menemukan satu rombongan piknik yang positif Covid-19 setelah kembali dari berwisata.