Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengingat Letusan Merapi di Museum Sisa Hartaku

Reporter

image-gnews
Para pengunjung mengamati sejumlah benda yang terkena erupsi Gunung Merapi 2010 dalam wisata
Para pengunjung mengamati sejumlah benda yang terkena erupsi Gunung Merapi 2010 dalam wisata "Volcano Tour Merapi" di Museum Sisa Hartaku, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, (29/12). ANTARA/Sigid Kurniawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sisa Radio Kompo, begitu tulisan dinding di salah satu sudut Museum Sisa Hartaku, yang berada di kaki Gunung Merapi di Dusun Petung, Kecamatan Cangkringan, Yogyakarta.

Radio itu sudah tidak berbentuk, hanya bekas lelehan kering akibat lahar panas gunung berketinggian 2.930 mdpl itu yang terlihat. Perabot rumah tangga, seperti gelas, piring, dan sendok, tidak mengkilap lagi. Warnanya berubah menjadi abu-abu, sisa panas erupsi Gunung Merapi, yang terjadi pada 2010.

Baca juga: Agar Tak Tersesat, Perhatikan 5 Hal Sebelum Mendaki Gunung

Museum yang dibuat secara mandiri oleh beberapa warga ini kini menjadi bagian dari destinasi wisatawan ketika ke Merapi. Bangunannya sederhana, dibuat dari sisa rumah yang terkena letusan, tampak dari sebagian temboknya yang hancur dan dinding kamar yang usang.

Di bagian depan museum, terpajang tulang komplet yang terdiri atas bagian kepala, badan, dan kaki hewan ternak sapi milik warga yang terimbas panasnya letusan Merapi. Tulang-tulang itu disusun kembali secara rapi menyerupai bentuk tubuh hewan normal dan berdiri agak miring dengan bantuan kawat-kawat yang mengikat satu sama lain.

Salah satu pemandu di museum ini, yang juga warga sekitar, Edi, mengatakan museum sengaja dibuat untuk menyimpan barang-barang bekas akibat letusan Merapi.

Edi mengatakan museum sederhana itu dibuat saat salah satu warga yang selamat dari bencana mengambil sisa-sisa barang untuk dijadikan pengingat kepada anak cucunya nanti mengenai kedahsyatan bencana Merapi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Awalnya, salah satu anggota keluarga korban Merapi sengaja mengumpulkan barang-barang bekas sisa erupsi Merapi di salah satu rumah, tujuannya agar anak cucu mereka kelak mengetahui kedahsyatan bencana itu," kata Edi.

Namun, setelah beberapa barang terkumpul, menurut Edi, beberapa orang yang berkunjung ke Merapi menjadi tertarik, sehingga dibuatlah museum mini di bekas rumah warga. "Ditambah foto-foto yang dipajang di setiap dinding museum," ujarnya. Museum ini sudah masuk ke paket wisata di Merapi.

Pemandu lain, Haryanto, menuturkan, selain mengunjungi Museum Sisa Hartaku, wisatawan bisa mengambil pelajaran di lokasi Bunker, Dusun Kaliadem. Bunker atau ruang bawah tanah yang dibangun di lereng Merapi itu adalah tempat berlindung dari awan panas. Di lokasi itu, kata Haryanto, dua orang ditemukan tewas akibat terjebak lahar panas.

Paket wisata lainnya antara lain menelusuri Bronggang, Argomulyo atau letak Kali Gendol yang sudah dikeruk pasirnya, dan berziarah ke makam Mbah Maridjan di Srunen, Glagaharjo.

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Cerita dari Kampung Arab Kini

3 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.


Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

10 hari lalu

Atraksi jathilan di Sleman, DI Yogyakarta. Dok. Istimewa
Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

Sleman menggelar sejumlah atraksi, mulai dari kesenian tradisional hingga pentas musik pada 13 hingga 15 April 2024.


Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

25 hari lalu

Suasana Pasar Takjil Kaliurang di lereng Gunung Merapi Sleman Yogyakarta yang berlangsung 29-31 Maret 2024. (Dok. Istimewa)
Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

Pasar takjil di Kaliurang lereng Gunung Merapi akan diubah menjadi Festival Kuliner Kaliurang selama libur Lebaran.


Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

27 hari lalu

Kawasan wisata Tebing Breksi di Sleman, Yogyakarta. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

Pemudik dan wisatawan diminta cermat memilih jalur yang aman saat ke Sleman, Yogyakarta, tak semata mengandalkan Google Maps.


Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

36 hari lalu

Gunung Merapi di Yogyakarta. Dok. BPPTKG Yogyakarta.
Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

Wisatawan yang berencana melancong ke Yogyakarta pekan ini diprediksi dapat menikmati kondisi cuaca yang lebih cerah dibanding pekan lalu.


Erupsi Gunung Merapi: Jarak Luncur Awan Panas Melebihi Kebiasaan

51 hari lalu

Kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Rabu, 24 Januari 2024. Data BPPTKG pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awanpanas guguran di daerah potensi bahaya dan menghimbau masyarakat untuk mewaspadai bahaya lahar serta awanpanas guguran terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi yang saat ini berada di tingkat aktivitas Siaga (level III). ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Erupsi Gunung Merapi: Jarak Luncur Awan Panas Melebihi Kebiasaan

Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas. Tiga dari tujuh awan panas guguran tadi sore jarak luncurnya melampaui 2.000 meter.


Erupsi Gunung Merapi Kembali Mengeluarkan Awan Panas

51 hari lalu

Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas guguran pada Jumat petang, 28 Juli 2023. Dok. BPPTKG.
Erupsi Gunung Merapi Kembali Mengeluarkan Awan Panas

Gunung Merapi kembali erupsi dan mengeluarkan awan panas guguran sebanyak tujuh kali pada Senin sore. Awan panas menuju arah barat daya.


Libur Akhir Pekan di Lereng Merapi, Perhatikan Catatan BPPTKG dan Rekomendasi Daerah Aman

54 hari lalu

Kubah lava Gunung Merapi terlihat dari Desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Rabu, 24 Januari 2024. Menurut data BPPTKG telah terjadi Awan panas Guguran durasi 186.28 detik pada tanggal 24 Januari 2024 pukul 15:56 WIB dengan jarak luncur maksimal 1.800 meter ke arah barat daya (kali Bebeng). ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Libur Akhir Pekan di Lereng Merapi, Perhatikan Catatan BPPTKG dan Rekomendasi Daerah Aman

Destinasi destinasi di lereng Merapi menjadi salah satu favorit wisatawan saat berakhir pekan.


Sambut Hari Raya Nyepi 1946 Caka, Upacara Giri Kerti Digelar Di Kaliurang

24 Februari 2024

Upacara Giri Kerti untuk menyambut Hari Suci Nyepi 1946 Caka, digelar di Kaliurang Park, Pakem Sleman Yogyakarta Jumat 23 Februari 2024. (Dok. Istmewa)
Sambut Hari Raya Nyepi 1946 Caka, Upacara Giri Kerti Digelar Di Kaliurang

PHDI menggelar Upacara Giri Kerti untuk menyambut Hari Raya Nyepi 1946 Caka, di Kaliurang Park, Hargobinangun, Pakem, Sleman


Yogyakarta Terasa Gerah dalam Beberapa Hari Terakhir, Ini Penyebabnya

20 Februari 2024

Wisatawan menaiki jip lava tour di Kali Kuning, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, Senin, 25 Desember 2023. Wisata lava tour yang menawarkan berkendara menaiki mobil jip menyusuri lereng Gunung Merapi melihat sisa erupsi tahun 2010 tersebut ramai dikunjungi wisatawan saat libur Natal 2023. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyasyah
Yogyakarta Terasa Gerah dalam Beberapa Hari Terakhir, Ini Penyebabnya

Gerahnya suhu cuaca di Yogyakarta itu dirasakan warga menyusul makin jarangnya hujan turun terutama di wilayah perkotaan.