Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Asyiknya Berburu Kuliner Pagi di Pasar Kanoman Cirebon

Reporter

image-gnews
Neneng, penjual docang, di pasar Kanoman, Cirebon, sedang menyiramkan kuah docang ke mangkuk. Tempo/Francisca ChristyRosana
Neneng, penjual docang, di pasar Kanoman, Cirebon, sedang menyiramkan kuah docang ke mangkuk. Tempo/Francisca ChristyRosana
Iklan

TEMPO.CO, Cirebon - Denyut nadi perekonomian warga pesisir kota Cirebon bermula dari pasar yang terletak di muka Keraton Kanoman ini. Segala akivitas jual-beli, berter sumber daya alam, dan menikmati kuliner khas  bermuara di sini.

Pada zaman Belanda, pasar ini dibangun oleh kolonial untuk menggembosi kekuasaan dan wibawa keraton. Para pedagang dari segala penjuru digiring ke pasar tersebut supaya makin ramai dan eksistensi keraton makin pudar.

Dari latar cerita yang demikian, tak heran bila kini, di pasar itu terdapat beragam jejak peninggalan sejarah, termasuk jenis kuliner-nya, yang masih bertahan.

Docang, Makanan Para Wali

Pagi-pagi benar, orang-orang Cirebon gemar menyantap penganan ini untuk menu sarapan, selain nasi Jamblang. Penampakannya sangat sederhana. Dalam sepiring docang, hanya terdapat lontong, bodo atau baceman oncom, irisan daun singkong, tauge, dan kerupuk. Lantas, semua komplemen itu disiram dengan kuah rebusan oncom yang diproses dalam waktu 4-5 jam.

Dilihat sekilas, docang memang mirip dengan lontong sayur. Hanya, kuahnya lebih bening lantaran tidak menggunakan santan. Rasanya juga tak macam-macam karena tak kaya bumbu. Orang Jawa bilang, masakan ini cenderung tercecap anyep. Juga, ada rasa getir yang tersisa di lidah setelah sesuap docang masuk ke perut.

Kendati punya rasa dan penampakan yang sangat sederhana, docang memiliki jejak histori yang tak main-main. Makanan ini oleh warga setempat dipercaya sebagai penganan para wali zaman dulu.R Racikan sederhana  ini disesuaikan dengan kehidupan para penyebar agama yang penuh keprihatinan.

Docang mulai sulit ditemukan di Cirebon. Orang-orang setempat bilang, tak banyak yang bisa atau mau memasaknya. Di Pasar Kanoman, makanan ini hanya dapat ditemukan di depan deretan warung oleh-oleh di seberang gapur autama.

Docang PasarKanoman

Alamat: PasarKanoman, Lemahwungkuk, Cirebon

Harga per porsiRp 12 ribu

Bukamulaipukul 06.00-10.00

Tahu Gejrot, Teman MinumTeh

Wardi menggelar tampah pikulnya di sudut Pasar Kanoman, tepat di pojok perempatan jalan menghadap ke arah Mall Cirebon. Tampah pikul itu berisi penuh tahu pong dan botol-botol air gula Jawa—disebutj uga juruh. Kalau dihitung-hitung, ada sekitar 3.000 biji tahu dan puluhan botol juruh di sana.  “Ini pasti habis dalam sehari,” kata pria 40-an itu, yang sedang sibuk membuat ulekan bawang merah dan cabai hijau—bumbu utama tahu gejrot. Bumbu itu ditaruhnya di piring tanah atau layah berkuran segenggaman tangan orang dewasa.Sepuluh biji tahu dimasukkan kedalamnya, diiris-iris, lantas disirami juruh hinggatampak mengambang memenuhi piring.

Yang namanya tahu gejrot, kata Wardi, sudah mendarah daging buat orang Cirebon. Apalagi buatanak-anak muda. Penganan ini biasanya menjadi teman nongkrong sambil menyeruput teh. “Kalau Manado punya pisang goreng, kami punyatahu gejrot,” katanya.

Dua belas tahun sudah pria itu membuka  lapak kecilnya di Pasar Kanoman. Setiap jam tampah pikulnya ramai di kerubuti pengunjung yang kelar belanja. Memang, tahu gejrot Wardi punya rasa yang khas. Apalagi, tak seperti penjaja tahu gejrot lain, Wardi tak memakai bawang putih untuk memberi rasa gurih pada racikannya. Cukup bawang merah dan cabai rawit hijau. “Kuncinya perbanyak  bawang merahs upaya rasa gurihnya lebihk eluar,” tuturnya. Wardi menyediakan kemasan tahu gejrot bungkus buatpengunjung yang kepingin membawanya sebagaio leh-oleh.

TahuGejrotWardi

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Alamat: PasarKanoman, Lemahwungkuk, Cirebon

HargaRp10 ribuper porsi

Apem Rasa AkulturasiApem Cirebon yang dijual di Pasar Kanoman. Tempo/Francisca Christy Rosana

Lain Jawa Tengah, lain lagiJawa Barat. Lain bahasanya, lain pula karakter penganan daerahnya. Apem, misalnya. Jawa Tengah punyajajanan ini.J awa Barat pun demikian. Sama bentuk dan penampakan luarnya. Bahan dasarnya juga tak jauh beda.  Namun keduanya memiliki rasa yang berlainan. Di Jawa Barat, apem, yang umum dijual para penjaja penganan tradisional, punya rasa yang gurih dan cenderunga sin. Berbeda dengan JawaTengah yang memiliki rasa manis.

Namun, kala bertandang ke Pasar Kanoman, perpaduan lidah Sunda dan Jawa justru tercitra dari makanan yang punyawujud bulat tersebut. Lantaran berada di wilayah pertemuan dua masyarakat dari kelompok yang  berbeda ini, apem, sebagai makanan tradisional, pun terdampak akulturasi.

Apem di Cirebon memiliki padanan rasa yang gurih bercampur manis. Manisnya berasal dari air gula Jawa yang disiramkan di atasnya. Kala menyantapa pem Cirebon, yang terbayang adalah pertemuan lidah Sunda dan Jawa dalam sebuah produk budaya.

JajananPasarKanoman

Alamat: PasarKanoman, Lemahwungkuk, Cirebon

Harga per porsiRp 6.000

FRANCISCA CHRISTY ROSANA (Cirebon)

Berita lain:

Libur Akhir Tahun, Siap Bermalam Panjang di Taman Jurug Solo

Kerap Didatangi Turis, 4 Tempat yang Diklaim Jadi Pendaratan UFO

Libur Akhir Tahun di Semarang, Agendakan 4 Tempat Ini

Kampung Cibunut Berwarna, Metamorfose Area Kumuh ke Ramah Lingkungan di Bandung

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


5 Kreasi Resep Pisang Ijo untuk Berbuka Puasa yang Enak

9 jam lalu

Bahan makanan pisang ijo bisa dikreasikan menjadi beragam jenis hidangan menarik. Berikut 5 kreasi resep pisang ijo yang bisa Anda recook. Foto: Canva
5 Kreasi Resep Pisang Ijo untuk Berbuka Puasa yang Enak

Bahan makanan pisang ijo bisa dikreasikan menjadi beragam jenis hidangan menarik. Berikut 5 kreasi resep pisang ijo yang bisa Anda recook.


5 Tips Hemat Biaya saat Menonton Konser di Luar Negeri

3 hari lalu

Jewel di Bandara Changi, Singapura. (foto: Jiachen Lin)
5 Tips Hemat Biaya saat Menonton Konser di Luar Negeri

Ada beberapa tips untuk menghemat biaya saat menonton konser di luar negeri


7 Rekomendasi Tempat Kuliner Ramadhan di Bandung yang Kekinian

7 hari lalu

Sudirman Street Food, Bandung. Kuliner malam di Bandung. FOTO/Instagram/sudirmanstreetfood_bandung
7 Rekomendasi Tempat Kuliner Ramadhan di Bandung yang Kekinian

Berikut rekomendasi kuliner Ramadhan di Bandung yang populer dan kekinian. Ada banyak makanan yang bisa dibeli, mulai dari gorengan hingga kolak.


7 Tempat Kuliner Ramadhan di Jakarta yang Ramai dan Lengkap

9 hari lalu

Aktivitas jual beli jajanan di lapak pedagang Bazaar Takjil Ramadhan Benhil di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta, Selasa, 12 Maret 2024. Pedagang musiman di kawasan Bendungan Hilir ini, menjadi salah satu tempat tujuan warga maupun pekerja kantoran untuk berburu makanan takjil buka puasa di bulan Ramadan. TEMPO/ Febri Angga Palguna
7 Tempat Kuliner Ramadhan di Jakarta yang Ramai dan Lengkap

Ada banyak tempat kuliner Ramadhan di Jakarta yang bisa Anda coba. Seperti kawasan Benhil, Pasar Santa, Blok M, hingga Jalan Sabang.


Lamang Tapai Kuliner Khas Minangkabau Bukan Sekadar Makanan, Ini Filosofinya

11 hari lalu

Lamang Tapai. TEMPO/Febri Yanti
Lamang Tapai Kuliner Khas Minangkabau Bukan Sekadar Makanan, Ini Filosofinya

Walau terdengar tidak biasa, memadukan Lemang dengan tapai ketan cukup populer di Sumatra Barat. Penganan ini disebut Lamang Tapai.


Djakarta Ramadan Fair 2024 Dibuka, Warga Ibu Kota Bisa Jajan Takjil hingga Kerajinan

12 hari lalu

Djakarta Ramadhan Fair 2024  di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, dibuka 15-20 Maret 2024. (Kemenparekraf)
Djakarta Ramadan Fair 2024 Dibuka, Warga Ibu Kota Bisa Jajan Takjil hingga Kerajinan

Djakarta Ramadan Fair 2024 menawarkan kuliner dan produk Ramadan, digelar 15-20 Maret 2024.


Merayakan Ramadan Bersama Aryaduta Menteng: Pengalaman Kuliner Tak Terlupakan

16 hari lalu

Hidangan Ramadan Aryaduta Menteng
Merayakan Ramadan Bersama Aryaduta Menteng: Pengalaman Kuliner Tak Terlupakan

Aryaduta Menteng menghadirkan serangkaian pengalaman kuliner Ramadan yang menggugah selera di tiga restorannya yang berbeda


Warung Blayag Mek Sambru yang Legendaris di Bali, Ada Sejak 1967

18 hari lalu

Warung Blayag Mek Sambru (karangasemkab.go.id)
Warung Blayag Mek Sambru yang Legendaris di Bali, Ada Sejak 1967

Warung blayag kaki lima ini telah ada selama 57 tahun dan berhasil mendapat dua sertifikat nasional berkat konsistensinya.


Pertumbuhan Industri Kuliner Semakin Pesat, Intip Rahasia Kue Mengembang Sempurna

19 hari lalu

Ilustrasi adonan kue. Foto: Freepik.com/Azerbaijan_Stockers
Pertumbuhan Industri Kuliner Semakin Pesat, Intip Rahasia Kue Mengembang Sempurna

Pesatnya pertumbuhan ini tak lepas dari masifnya penggunaan media sosial yang mendorong munculnya tren-tren kuliner kekinian.


Mengenal Blayag, Ketupat ala Bali dengan 15 Lauk

19 hari lalu

Blayag, ketupat ala Bali dengan 15 lauk (denpasarkota.go.id)
Mengenal Blayag, Ketupat ala Bali dengan 15 Lauk

Selain untuk dikonsumsi sehari-hari, blayag yang mirip ketupat ini sering digunakan pada upacara adat.