TEMPO.CO, Boyolali -Slamet, 17 tahun, bersama empat rekannya sudah menunggu selama berjam-jam. Namun Muhammad Zada Lubab, 17 tahun, tak kunjung sampai di Pasar Bubrah, tempat 10 santri yang mendaki Gunung Merapi, menanti.
"Zada dulu cidera kaki karena kecelakaan. Jadi jalannya kurang sempurna," kata Slamet saat ditemui Tempo di basecamp SAR Barameru, Kecamatan Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Rabu, 13 Desember 2017, siang.
Slamet, Zada bersama sembilan orang santri lainnya mendaki ke puncak Gunung Merapi, melalui jalur Selo, pada Senin, 11 Desember 2017. Sebagian dari mereka baru sekali itu mendaki Merapi.
Puncak Gunung Merapi masih berstatus terlarang untuk didaki sejak kejadian nahas yang menimpa Eri Yunianto, mahasiswa asal Daerah Istimewa Yogyakarta pada 2015 lalu. Eri nekat memanjat hingga tubir kawah, dan jatuh ke dalam. Pendaki Gunung Merapi hanya diperbolehkan mencapai Pasar Bubrah. Papan larangan mendaki dipasang di sana.
Dalam pendakian, sebelas orang itu sempat mendirikan tenda di Watugajah, yang berada dalam ketinggian lebih rendah dari Pasar Bubrah. Saat itu gerimis dan ada kabut tebal. Selasa pukul 04.00, tujuh orang dari mereka melanjutkan pendakian. Sisanya berada di tenda.
Mereka sampai di Pasar Bubrah. Slamet dan Zada nekat mendaki ke puncak. Lima orang tak melanjutkan pendakian ke puncak. "Memang di kawasan Pasar Bubrah ada papan larangan mendaki sampai ke puncak. Tapi banyak rombongan pendaki yang nekat. Kami pun ikutan," kata Slamet.
Di puncak, Slamet dan Zada bertemu Sucipto, 32 tahun, yang mendaki sendirian, dan sesaat kemudian memutuskan turun bersama-sama. Zada, dalam perjalanan turun, meminta ditinggal dan ditunggu di Pasar Bubrah. Slamet turun sendirian. Sementara Zada turun ditemani Sucipto.
Berjam-jam setelah menunggu di Pasar Bubrah, Slamet bersama tiga temannya memutuskan menyusul ke atas. Upaya pencarian tak membuahkan hasil. Mereka pun turun dan melapor ke basecamp SAR Barameru.
Pencarian dilakukan. Komandan SAR BPBD Boyolali, Kurniawan Fajar Prasetyo, mengatakan kedua pendaki yang tersesat dalam posisi terpisah. Lokasi pasti mereka belum diketahui. "Baru ada indikator-indikator yang kami perkirakan dari awal, semoga mereka tidak jauh dari sana," kata dia.
Kurniawan menjelaskan, Sucipto masih bisa berkomunikasi dengan tim pencari melalui ponsel. Sucipto diperkirakan berada di wilayah sisi barat Merapi. "Kalau Sucipto perbekalannya masih cukup,” kata dia. “Sekarang kami suruh dia menghemat baterai ponsel biar tim kami menyusul.”
Zada masih hilang kontak. "Zada cuma bawa kompor, beberapa bungkus mie instan, dan baju-baju,” kata Iqbal, 16 tahun, anggota rombongan pendakian Gunung Merapi di basecamp SAR Barameru. “Dia tidak bawa tenda. Semoga dia bisa bertahan sampai ditemukan."
DINDA LEO LISTY