TEMPO.CO, Jakarta - Sudah membidik lokasi liburan yang akan dikunjungi akhir tahun nanti? Kalau belum, cobalah memasukkan Sumenep ke daftar tempat wisata yang bakal disambangi. Kabupaten yang tercatat dalam wilayah administrasi Jawa Timur itu punya tempat wisata andalan, yakni Pulau Giliyang.
Pulau Giliyang dicanangkan pemerintah daerah setempat menjadi lokasi wisata kesehatan unggulan di Indonesia. Sebab, Giliyang memiliki kadar oksigen di atas rata-rata.
Menurut penelitian Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) pada 2006, kadar oksigen di Pulaiu Giliyang 3-4 persen lebih tinggi dari tempat lain, yakni berkisar 21,5 persen. Itu sebabnya, Giliyang cocok disambangi untuk terapi bagi orang-orang yang mengidap beragam penyakit, khususnya yang berhubungan dengan gangguan pernapasan.
Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga Sumenep Sufiyanto mengatakan hingga kini, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan LAPAN masih terus melakukan riset untuk mengetahui faktor apa saja yang membuat Giliyang memiliki kadar oksigen tertinggi nomor dua di dunia setelah Yordania. “Sementara ini hipotesisnya mengarah ke banyaknya jumlah gua yang ada di Giliyang. Ada tujuh gua di sana,” tutur Sufiyanto.
Adapun Bupati Sumenep Busyro Karim mengatakan ada banyak aktivitas kesehatan yang bisa dinikmati di pulau itu. Semisal bersepeda keliling pulau. “Ukuran keliling pulau ini tak sampai 10 kilometer. Jadi orang bisa jogging atau bersepeda sambil menghirup oksigen,” tuturnya kepada Tempo saat ditemui dalam acara peluncuran Calendar of Event atau CeO pada Selasa, 5 November 2017, di Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata, Jakarta Pusat.
Meski berdekatan dengan pantai yang notabene berhawa panas, lantaran kadar oksigennya tinggi, Giliyang terkenal memiliki angin semilir yang sejuk. Jadi, selain nyaman bersepeda dan jogging, wisatawan bisa bersantai di pinggir pantai tanpa takut kepanasan. Bisa juga melakukan aktivitas yoga dengan tenteram.
Soal akomodasi, Busyro menyebut, penduduk lokal telah menyiapkan homestay yang nyaman dan bersih. “Hampir setiap rumah memiliki beberapa kamar yang siap disewakan untuk wisatawan. Kenyamanan dan kebersihannya sekelas hotel.”
Selain itu, air yang dimanfaatkan buat mandi, cuci, dan kakus di pulau ini bukan lagi air payau. Sebab, pemerintah sudah memasang pipa bawah laut yang berfungsi mengalirkan air dari darat ke pulau.
Untuk menekan kadar emisi bahan bakar, pemerintah setempat membatasi jumlah kendaraan yang masuk ke pulau. “Jumlah kendaraan roda empat kami batasi. Paling pick up untuk mengangkut sampah,” tuturnya.
Begitu juga peningkatan jumlah kendaraan roda dua yang mulai ditekan. Pemerintah mulai melakukan sosialisasi guna mengajak masyarakat memanfaatkan sepeda sebagai sarana transportasi.
Perjalanan menyambangi Giliyang bisa ditempuh dengan naik pesawat menuju Sumenep dari Surabaya. Pesawat yang disediakan berjenis ATR. Sehari terdapat satu kali penerbangan, yakni pukul 12.45. Bisa juga melalui jalur darat, melalui Jembatan Suramadu menuju Pulau Madura, dengan tujuan Kabupaten Sumenep.
Sesampainya di Sumenep, wisatawan disarankan menuju Pelabuhan Dungkek. Pelabuhan Dungkek berjarak 28,9 kilometer dari Bandara Nasional Trunojoyo atau 32,3 kilometer dari Terminal Bus Sumenep. Setelah itu, perjalanan dilanjutkan dengan menunggang perahu reguler menuju Pulau Giliyang dengan tarif Rp 10-20 ribu per orang.
Perahu hanya berangkat sehari sekali, yakni pukul 11.00 dari Pelabuhan Dungkek menuju Pulau Giliyang dan pukul 14.00 dari Pulau Giliyang menuju Pelabuhan Dungkek. Bila tak ingin terpaku pada jadwal, pelancong bisa menyarter perahu secara pribadi. Tarifnya sekitar Rp 500 ribu per kapal.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA
Berita Lain:
Tip Mempersiapkan Dana Liburan bagi Anda yang Bergaji Rp 5-7 Juta Per Bulan
Lewat Tol Soroja, Kawasan Wisata Bandung Selatan Ini Jadi Lebih Dekat
100 Ton Ikan Mati, Bau Tak Sedap Merebak dari Danau Maninjau
Agenda Tahun Baru Bangka Belitung: Jazz on the Bridge
Libur Akhir Tahun, 5 Tip Cermat Memilih Agen Perjalanan