TEMPO.CO, Klungkung - Obyek wisata dam Kali Unda di Desa Paksebali, Kecamatan Dawan, Klungkung dipadati pengunjung. Meskipun aliran air bercampur lahar hujan, pengunjung menikmati suasana tersebut untuk swafoto.
Baca: NTT Tampil Beda, Kembangkan Wisata Padang Ternak untuk Pelancong
"Saya penasaran lihat di Facebook dan Instagram pengen lihat (lahar hujan) langsung," kata Ida Bagus Panji Antara, 25 tahun, pengunjung dari Desa Peliatan, Ubud saat berkunjung ke obyek wisata Kali Unda, Jumat, 1 Desember 2017.
Kedatangan Panji ke obyek wisata dam Kali Unda saat ini adalah kali ketiga. "Waktu kondisi jernih saya pernah cuci muka. Kalau sekarang ya cuma mau lihat-lihat saja," ujarnya.
Saat Tempo berkunjung ke obyek wisata dam Kali Unda masih tercium bau belerang. Namun tidak terlalu pekat. Aliran air di sebelah utara yang menuju ke area persawahan sudah tertutup. Tampak endapan lumpur cukup tebal di dasar aliran tersebut.
Momentum tersebut menarik perhatian pengunjung, Ida Ayu Dewi Silawati, 46 tahun. Dewi sengaja datang dari Denpasar menuju Klungkung untuk melihat langsung aliran lahar hujan di sungai Unda. Ia juga menyempatkan diri untuk merendam kakinya di aliran sungai kemudian berfoto.
"Saya mau lihat dan merasakan langsung, karena kita kan enggak tahu kapan lagi bisa lihat momen ini," tuturnya.Pengunjung berfoto di aliran obyek wisata dam sungai Unda, Klungkung yang dialiri lahar hujan, Jumat, 1 Desember 2017. (TEMPO/BRAM SETIAWAN)
Wisata dam Kali Unda sebelum bercampur lahar hujan biasanya dikunjungi untuk mandi atau sekadar berswafoto. Petugas obyek wisata dam sungai Unda, I Nengah Mudiasa, 27 tahun, menjelaskan aliran di Kali Unda diketahui bercampur lahar hujan pada Senin, 27 November. Saat itu pukul 06.00 Wita, Mudiasa terkejut melihat laju aliran air yang lambat serta berwarna gelap.
"Air kental seperti lumpur, bau belerang sangat pekat. Saya lihat banyak ikan yang mati," kata Mudiasa.
Menurut dia sudah empat hari kunjungan di obyek wisata dam sungai Unda meningkat. "Sehari bisa dikunjungi hampir 200 orang," ucapnya.
Ia menjelaskan sebelum air Kali Unda bercampur lahar hujan, jumlah kunjungan Kali Unda biasanya berkisar 100 orang per hari. Obyek wisata tersebut buka mulai pukul 08.00 sampai 18.00 Wita. "Sampai sekarang juga masih banyak pengunjung turis asing dan lokal yang penasaran mengamati lahar (hujan)," katanya.
BRAM SETIAWAN