Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keren, Peninggalan Perang Pasifik di Morotai akan Direkonstruksi

Reporter

image-gnews
Muhlis Eso memegang senjata peninggalan Perang Dunia ke-II hasil temuannya di Pulau Morotai, Maluku Utara, 9 Agustus 2017. Banyaknya warga yang mengambil peninggalan perang Dunia Ke-II, terdapat seorang pria bernama Muhlis Eso yang berusaha untuk menjaga sisa-sisa peninggalan perang untuk dilestarikan. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Muhlis Eso memegang senjata peninggalan Perang Dunia ke-II hasil temuannya di Pulau Morotai, Maluku Utara, 9 Agustus 2017. Banyaknya warga yang mengambil peninggalan perang Dunia Ke-II, terdapat seorang pria bernama Muhlis Eso yang berusaha untuk menjaga sisa-sisa peninggalan perang untuk dilestarikan. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Iklan

TEMPO.CO, Ambon - Balai Arkeologi Maluku sedang melakukan rekonstruksi lokasi bekas Perang Pasifik di Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara. "Kami sudah memulainya sejak dua bulan lalu. Rekonstruksi akan dilakukan secara bertahap," kata Kepala Balai Arkeologi Maluku Muhammad Husni di Ambon, Senin, 13/11.

Upaya rekonstruksi lokasi bekas Perang Pasifik dan menjadikannya seperti semula, merupakan permintaan khusus dari Bupati Pulau Morotai Benny Laos kepada Balai Arkeologi Maluku.

Bupati Benny, kata Husni, ingin menjadikan lokasi-lokasi bekas Perang Pasifik sebagai situs sejarah, destinasi wisata dan museum lapangan bagi siapa saja yang ingin melihat gambaran langsung situasi perang yang terjadi di masa akhir Perang Dunia II itu.

"Dari segi sejarah, Morotai sangat potensial untuk diteliti. Rekonstruksi ini juga berkaitan dengan pengembangan daerah itu, bupatinya telah memikirkan seperti apa nanti daerahnya pada 20 sampai 30 tahun ke depan," kata Husni.Muhlis Eso menata peninggalan-peninggalan Perang Dunia ke-II di Pulau Morotai, Maluku Utara, 9 Agustus 2017. Dari sisa-sisa Perang Dunia ke-II yang ada, menjadikan Morotai sebuah pulau yang memiliki nilai sejarah yang tinggi karena banyak ditemukan peninggalan-peninggalan dari militer Jepang dan Sekutu. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Balai Arkeologi Maluku telah menurunkan enam peneliti untuk melakukan studi penjajakan pada September 2017. Target mereka adalah mengumpulkan data titik-titik pengamatan untuk ditindaklanjuti.

Riset yang dipimpin langsung oleh Muhammad Husni itu berhasil mengumpulkan berbagai data sisa-sisa peninggalan Perang Pasifik. Salah satunya adalah bekas pangkalan udara militer Jepang di Daruba, ibu kota Morotai.

Di pangkalan militer yang tidak terawat tersebut masih bisa ditemukan tujuh landasan pesawat terbang, tank, bunker, meriam dan lainnya dalam kondisi rusak berat.

Selain itu, tim peneliti juga menemukan komplek pemakaman yang diduga adalah milik tentara Jepang yang tewas dalam Perang Pasifik, dan galangan kapal militer yang tidak terawat. "Penelitian kemarin masih dilakukan secara acak, tapi ada beberapa lokasi penting yang sudah kami tandai untuk nantinya didalami lebih lanjut," ucapnya.

Berada di bibir Samudera Pasifik, Morotai merupakan salah satu pulau paling utara Indonesia yang menyimpan sejarah Perang Asia Timur Raya atau Perang Pasifik antara tentara sekutu dan Jepang.Perahu pembawa wisatawan melintas di perairain Morotai saat senja, 13 Agustus 2017. Sampai saat ini kunjungan wisatawan ke pulau yang pernah dijadikan pangkalan militer Jepang dan Sekutu saat Perang Dunia ke-II itu masih rendah. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Sejarah mencatat tidak hanya Jepang yang pernah menduduki Morotai pada 1942 dan membangun pangkalan militernya di sana. Amerika Serikat dan Australia yang merupakan kelompok sekutu juga pernah menjadikannya sebagai basis utama untuk membebaskan Filipina.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kala itu, pulau kecil tersebut sempat mengalami perang dahsyat, yakni Pertempuran Morotai pada 15 September 1944.

Arkeolog Wuri Handoko mengatakan sejalan dengan upaya rekonstruksi, pihaknya juga telah memilikirkan beberapa perencanaan terkait itu, salah satunya adalah menerbitkan buku dan jurnal-jurnal penting terkait sejarah Perang Pasifik di Morotai.

Karena masih sedikit tulisan dan catatan sejarah yang mengupas tentang peran penting Morotai dan posisinya dalam Perang Pasifik.

Ia memisalkan tentang kisah Teruo Nakamura, prajurit Kekaisaran Jepang asal Taiwan, Republik Rakyat Tiongkok, yang bersembunyi di hutan Desa Pilowo, Pulau Morotai hingga tahun 1974. "Banyak hal kami rencanakan terkait rekonstruksi itu, karena nantinya ini juga akan menjadi aset daerah, hasilnya bisa dijadikan buku dan jurnal-jurnal yang menjadi referensi sejarah," ujar dia.

ANTARA

Berita lain:

Kenapa Hati Raisa Andriana Tertambat pada Yogyakarta?

Wisata Budaya, Pilihan Cerdas Melancong Ketika Musim Hujan

Makam Kartini Menjadi Tujuan Wisata Sejarah

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dugong 3 Meter Mati di Wilayah Perairan Pulau Morotai

23 Maret 2022

Petugas mengukur bangkai dugong yang dievakuasi ke pesisir pantai Desa Juanga, Kecamatan Morotai Selatan, Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara. (ANTARA/HO PSDKP Ambon)
Dugong 3 Meter Mati di Wilayah Perairan Pulau Morotai

Dugong termasuk satwa yang dilindungi di Indonesia.


Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Morotai, Maluku Utara

9 Maret 2022

Seismograf gempa bumi. ANTARA/Shutterstock/pri
Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Morotai, Maluku Utara

BMKG melaporkan pusat gempa berada di laut sejauh 60 kilometer timur laut Daruba.


Bali Baru Morotai di Jalur Palapa Ring

1 Juli 2021

Bali Baru Morotai di Jalur Palapa Ring. Foto: Facebook/Benny Laos Official
Bali Baru Morotai di Jalur Palapa Ring

Kabupaten Pulau Morotai memiliki konektivitas internet kabel serat optik di wilayah Timur Indonesia.


Info Gempa Terkini BMKG: Lempeng Filipina Sebabkan Gempa Morotai

4 Juni 2020

Ilustrasi gempa bumi
Info Gempa Terkini BMKG: Lempeng Filipina Sebabkan Gempa Morotai

BMKG mengoreksi kekuatan gempa tektonik yang mengguncang wilayah Pulau Morotai, Maluku Utara, Kamis sore, 4 Juni 2020.


Gempa Kuat Guncang Pulau Morotai di Maluku Utara

4 Juni 2020

Peta Gempa Mag:7.1, 04-Jun-20 15:49:41 WIB, Lok:2.83 LU,128.11 BT (89 km BaratLaut DARUBA-MALUT), Kedlmn:112 Km. Twitter/@BMKG
Gempa Kuat Guncang Pulau Morotai di Maluku Utara

Gempa Pulau Morotai merangkai gempa yang cukup kuat sebelumnya di NTB pada Rabu malam.


Di Morotai, Pembangunan Palapa Ring Paket Tengah Dimulai

22 November 2016

Menkoninfo Rudiantara melakukan groundbreaking propyek Palapa Ring paket tengah di Morotai, Maluku Utara. TEMPO/Diko Oktara
Di Morotai, Pembangunan Palapa Ring Paket Tengah Dimulai

Proyek Palapa Ring paket tengah ditargetkan selesai pada akhir 2018.


Morotai Akan Menjadi Sektor Penggerak Ekonomi Maluku Utara  

23 Oktober 2015

Pulau Dodola, Morotai, Maluku Utara. ANTARA/Rosa Panggabean
Morotai Akan Menjadi Sektor Penggerak Ekonomi Maluku Utara  

Dinas Kelautan dan Perikanan Maluku Utara memastikan Morotai akan menjadi penggerak ekonomi Maluku Utara, dari sektor kelautan dan perikanan.


Bupati Morotai Akui Suap MK Rp 3 Miliar Agar Menang Pilkada

15 September 2015

Mantan Ketua MK, Akil Mochtar menjalani sidang di Pengadilan Tipikor, Jakarta, 15 Januari 2015. Akil jadi saksi dalam sidang lanjutan sengketa pilkada Kota Palembang dengan terdakwa Romi Herton dan Istrinya Masyito. TEMPO/M IQBAL ICHSAN
Bupati Morotai Akui Suap MK Rp 3 Miliar Agar Menang Pilkada

Ketua Mahkamah Konstitusi waktu itu meminta Rp 6 miliar, tapi terdakwa tak sanggup.