TEMPO.CO, Sampit - Kotawarinign Timur, Kalimantan Tengah, akan menggelar acara tradisi mandi Safar di sungai Mentaya, Rabu, 15/11. "Ini tradisi yang sudah ada sejak lama. Sekarang, kami kemas menjadi agenda pariwisata yang menarik untuk disaksikan,” kata Bupati Kotawaringin Timur Supian Hadi, Minggu, 12/11, di Sampit.
Mandi Safar merupakan tradisi yang sudah ada sejak dulu. Tradisi ini dilakukan orang-orang dengan mandi bercebur di Sungai Mentaya. Kegiatan itu merupakan simbol untuk membersihkan dan berharap agar diri bersih dan terhindar dari hal-hal negatif. Tradisi ini dilaksanakan pada Rabu terakhir di bulan Safar.
Biasanya acara akan dipimpin oleh seorang tokoh adat. Sebelum acara dimulai, dia melakukan ritual menggunakan daun sawang yang selanjutnya digunakan warga saat bercebur ke sungai.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sudah menyiapkan serangkaian acara untuk memeriahkan tradisi Mandi Safar. Kegiatan akan dipusatkan di ikon daerah yakni Patung Jelawat. Namun saat mandi akan dilaksanakan di Dermaga Habaring Hurung.
Untuk memeriahkan acara, panitia juga menggelar lomba tari daerah, lomba maulid al habsyi, lomba melukis dan mewarnai, lomba fashion show anak dan remaja serta bazar kue tradisional.
"Tradisi ini makin dikenal luas. Setiap tahun, warga yang menonton dan ikut mandi semakin banyak,” kata Supian. Pemerintah setempat berusaha mengelola dengan baik karena dinilai kegiatan ini sangat berpotensi mendatangkan pelancong.
ANTARA
Berita lain:
Kiat Melakukan Travelling Solo di Akhir Pekan
Kopi Indonesia Berjaya di Pameran Pariwisata Dunia di London