TEMPO.CO, Banyuwangi - Kota Banyuwangi kembali menggelar perhelatan Banyuwangi Ethno Carnival, yang ketujuh kalinya, Sabtu, 11/11. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan kegiatan tersebut tidak menggunakan jasa event organizer melainkan dilakukan secara dengan bergotong-royong.
"Acara ini dibuat bersama-sama oleh pemerintah daerah, masayrakat, seniman, budayawan dan juga sanggar seni," kata Anas saat pergelaran kegiatan itu, Sabtu. "Hal itu yang membedakan perhelatan karnaval busana di Jember dan di Banyuwangi."
Dengan bekerja sama maka banyak hal positif yang diterima oleh masyarakat Banyuwangi, salah satunya peningkatan pendapatan per kapita.
Saat ini Banyuwangi dapat melaksanakan 72 acara dalam setahun dan telah meningkatkan jumlah wisatawan yang datang ke daerah tersebut. Menurut Anas, kalau dulu kunjungan wisatawan ke Banyuwangi hanya 500 ribu orang per tahun, sekarang sudah mencapai 4,3 juta per tahun.
"Begitu juga pendapatan per kapita. Kalau dulu 14 juta per orang per tahun, sekarang mencapai 41 juta per orang per tahun," kata dia.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani mengatakan, gelaran Banyuwangi Ethno Carnival dapat meningkatkan ekonomi rakyat Banyuwangi, Jawa Timur.
"Festival seperti ini diharapkan memberikan dampak bagi perekonomian berbasis budaya masyarakat dan usaha kecil menengah di Kabupaten Banyuwangi," kata Puan.
Banyuwangi Ethno Carnival 2017 ini mengusung tema Majestic Ijen yang memperlihatkan keagungan Gunung Ijen kebanggaan masyarakat Banyuwangi. Eksplorasi Gunung Ijen itu disuguhkan melalui peragaan kostum bertema penambang belerang, api biru dan panorama Kawah Ijen.
ANTARA
Berita lain:
Wow, Macan Tutul Kalimantan Tertangkap Kamera di Suaka Malaysia