TEMPO.CO, Jakarta - Macan tutul Kalimantan dan dua anaknya tertangkap kamera saat menembus hutan lindung Malaysia, pekan lalu. Ini dan menjadi penampakan langka hewan yang sulit ditangkap itu pada siang hari di alam bebas.
"Hampir tidak pernah terdengar orang melihatnya pada siang hari, apalagi bersama anak-anaknya," kata Michael Gordon, yang memfilmkan hewan itu tengah menyeberang jalan dan berjalan ke semak di Deramakot di Negara Bagian Sabah, Malaysia, di Pulau Kalimantan.
Jenis kucing besar tersebut hanya ditemukan di Pulau Kalimantan dan Sumatra. Saat ini hanya 700 spesies diperkirakan hidup di lingkungan a;am bebas, serta terus menyusut akibat perburuan dan penggundulan hutan.
"Macan tutul Sunda sangat sulit ditemukan di sebagian besar wilayahnya. Tapi tiga tahun belakangan, saya di Deramakot sudah beberapa kali melihatnya," kata juru foto itu kepada Reuters. Macan tutul Sunda adalah nama lain macan tutul Kalimantan.
Lingkungan hidup hewan itu menyusut sepersepuluh bagian setiap tahun dalam dua dasawarsa belakangan ini. Hal itu dicatat Dana Suaka Margasatwa untuk Alam (WWF). Sebbnya adalah akibat perburuan dan penggundulan hutan bertujuan dagang.
Mereka makan monyet, rusa kecil, burung dan kadal, serta menjadi pemangsa utama di Kalimantan, pulau bersama dari Malaysia, Indonesia dan Brunei Darussalam.
Pada 2007 penelitian genetik menunjukkan jenis itu berbeda dari kerabat terdekatnya, macan kumbang, atau Neofelis nebulosa. Sebaran macan tutul meluas dari Nepal di anak benua India ke China selatan dan seluruh Asia Tenggara.
Macan tutul di Kalimantan memiliki tanda awan kecil, yakni garis ganda di punggungnya dan bulunya lebih gelap daripada jenis daratan.
ANTARA
Berita lain: