TEMPO.CO, Jakarta -Di Dermaga IV Teluk Bayur, Padang, KRI Bimasuci -945 bersandar. Sekedar mengambil jeda, sebelum melanjutkan perjalanan panjangnya, menjelajah samudera Nusantara.
Diwarnai kirab kota Drum Band Taruna dan Taruni Akademi Angkatan Laut dari kantor Gubernur Sumatera Barat hingga Monumen Perdamaian Muaro Lasak. Memikat ratusan pelajar dan warga Lampung, yang tertarik, sembari berfoto berlatar Bimasuci.
"Animo masyarakat ternyata cukup tinggi untuk menyaksikan dan melihat langsung KRI Bimasuci, di luar perkiraan awal," kata Komandan Lantamal Padang Laksamana Pertama TNI Agus Sulaeman di Padang, Kamis, 9 November 2017.
Kapal TNI Angkatan Laut itu menggantikan kapal tangguh KRI Dewaruci, yang mengabdi sejak 1953, dua kali menjelajah dunia (1964 dan 2012), yang kini menjadi kapal latih taruna akademi Angkatan Laut. Dewaruci yang dibuat H.C. Stulcken Sohn, Steinwerder, Hamburg, Jerman selama hampir dua dekade, kini mendapat misi lain. Seperti, misi diplomasi ke luar negeri.
Ukuran Bimasuci jumbo. Dua kali lipat dari panjang Dewaruci. Sepuluh lebih banyak layarnya. Dan, sepuluh meter lebih jangkung. Ada instrumen navigasi pelayaran yang lebih canggih, instrumen pemurnian air laut menjadi air tawar, hingga alat komunikasi, dan data digital.
Tempat khusus telah disiapkan, di Markas Armada Kawasan Timur TNI Angkatan Laut, Surabaya, tempat sandar kapal-kapal layar besar TNI. Dari sana nantinya Bimasuci bertolak untuk misi-misinya.
Bimasuci sudah pemanasan terlebih dahulu. Berangkat 18 September 2017. menjelajahi perairan dari tempat kelahirannya, Galangan Kapal Feire, Spanyol. Melintasi lautan Italia, Mesir, Arab Saudi, Oman, dan Colombo (Sri Langka). Hingga masuk ke perairan nusantara, berlabuh di Padang, sebelum diserahterimakan ke TNI di Jakarta pada 11 November ini.
ANTARA
Berita lain: