TEMPO.CO, Magelang - Warga yang kediamannya difungsikan sebagai rumah inap (homestay) di sekitar Taman Wisata Candi Borobudur terus berbenah menyongsong kian moncernya candi Buddha itu sebagai tujuan wisata internasional.
Salah satu kelompok masyarakat yang rumahnya banyak dijadian homestay Borobudur adalah warga Dusun Ngaran II, Desa Borobudur. Lokasi desa ini berada di sebelah selatan candi. Di sana warga berhimpun dalam perkumpulan pengelola homestay, seluruhnya ada 25 anggota dengan jumlah kamar 75 unit.
Salah satu pemilik homestay, Muslich mengatakan Kampung Homestay Borobudur siap mengantisipasi pergeseran minat wisatawan yang lebih menyukai interaksi dengan warga lokal. "Kampung Homestay Borobudur hadir dan menjawab kebutuhan minat wisatawan pada saat ini,” kata dia.
Kampung Homestay Borobudur sangat cocok bagi wisatawan yang ingin mengenal kehidupan warga setempat. Desa itu masih memiliki keindahan alam dan suasana perdesaan yang asri. Keramahan penduduk, kegiatan harian mereka, serta tradisi yang masih dijaga dapat menarik pelncong untuk tinggal lebih lama di Borobudur.
Muslich mengatakan Kampung Homestay Borobudur juga telah bersinergi dengan berbagai komunitas, antara lain, mobil VW, sepeda ontel, andong, out bond, rafting untuk menyediakan jasa pelayanan bagi pengunjung grup maupun keluarga.
Berdasarkan catatan, setiap tahun Candi Borobudur dikunjungi sekitar 300 ribu wisatawan mancanegara dan 4 juta wisatawan nusantara. Turis yang menginap di homestay selama ini 70 persen wisatawan mancanegara dan 30 persen wisnus.
Bupati Magelang, Zaenal Arifin mengatakan Kampung Homestay Borobudur ini merupakan salah satu wujud pembangunan pariwisata berbasis masyarakat. Ia menuturkan, Presiden Joko Widodo berharap agar Pemerintah Kabupaten Magelang terus mendorong pembangunan homestay. “Karena hal ini merupakan pengembangan pariwisata berbasis masyarakat.”
Menurut Muslich harga sewa homestay bervariasi, antarai Rp75.000 hingga Rp600 ribu per kamar. Untuk per unit rumah bisa disewa dengan dengan harga Rp300 ribu hingga Rp1,5 juta per rumah.
Perbedaan harga itu tergantung fasilitas yang tersedia. Ada homestay yang menyediakan fasilitas AC dan air panas. Namun ada juga yang hanya menyediakan kipas angin dan televisi. Tentu harganya akan menyesuaikan. “Cukup murah sekitar Rp300 ribu sudah mendapatkan dua kamar plus minum teh, kopi dan makanan kecil," kata Muslich.
Ia mengatakan Kampung HomestayBorobudur ini juga memiliki websitedi alamat: www.kampunghomestayborobudur.com.
ANTARA