WISATA PANTAI: Sejarah Flores Memeluk Katolik

Reporter

Editor

Anton Septian

Sabtu, 21 November 2015 11:03 WIB

Petak sawah berbentuk unik di Sawah Jaring Laba-Laba yang berlokasi di Cancar, Manggarai, Flores, NTT, 28 Februari 2015. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Bulan lalu, dalam rangka menyiapkan edisi khusus wisata, kami berjalan menyusuri pantai-pantai di Flores, Nusa Tenggara Timur. Salah satu alasan kami ke sana adalah karena pulau ini memiliki sejarah yang panjang. Dimulai dengan kedatangan Portugis ke sana pada 1512.

Kedatangan bangsa Portugis membawa agama Katolik ke Flores, Nusa Tenggara Timur. Penyebaran agama ini ditandai dengan pengiriman empat misionaris Dominikan pada 1561 oleh Uskup Malaka. Lima tahun berikutnya, Pastor Antonio da Cruz mendirikan sebuah benteng di Solor dan sebuah seminari di Kota Larantuka. Jumlah penduduk Katolik di Larantuka semakin banyak tatkala Portugis ditaklukkan Belanda di Malaka pada 1641. Sejak saat itulah agama Katolik mendominasi Flores, yang kemudian menyebar ke seluruh daratan Flores, Adonara, hingga Pulau Timor.

Tradisi Katolik yang berlangsung hingga kini adalah prosesi Pekan Suci Semana Santa menjelang Hari Raya Paskah di Kota Larantuka, ibu kota Kabupaten Flores Timur. Pada saat perayaan ini, akan ada arak-arakan Tuan Ana atau Patung Yesus dan Tuan Ma alias Bunda Maria pada malam Jumat Agung, yang diiringi cahaya lilin serta lantunan doa-doa. Patung Tuan Ma ditemukan pada 1510 di pesisir Larantuka. Patung ini kemudian dibawa oleh Kepala Kampung Lewomana ke korke atau tempat pemujaan. Ketika Ordo Dominikan datang, Patung Tuan Ma ini disebut Bunda Maria dan dianggap keramat serta didoakan menjelang pekan suci.

Puncak perayaan Semana Santa berlangsung pada Jumat Agung. Tubuh Yesus Kristus bakal diusung dari kapela ke katedral pada sore hari sebelum misa. Yesus Kristus ditempatkan sebagai pusat kebaktian serta Bunda Maria menjadi pusat perhatian sebagai ibu yang berkabung (mater dolorosa). Setelah pelaksanaan misa, masyarakat berdoa di makam leluhur dan kemudian arak-arakan di malam hari. Upacara ini berakhir pada Sabtu Santo (Sabtu Suci) dan Minggu Paskah.

Meski sudah memeluk agama Katolik, tradisi penghormatan terhadap pencipta alam semesta tetap mereka jaga. Sistem kesukuan di lewotana (tempat tinggal) mengekalkan tradisi ini. Setiap perkampungan di Tanjung Bunga dihuni suku atau ama yang dibagi menjadi empat jenis berdasarkan fungsi ketika ritual adat digelar. Keempat suku itu adalah Ama Koten, Ama Kelen, Ama Marang dan Ama Hurint, yang disebut dengan suku raja.

Suku-suku ini berperan ketika ritus memuja Lewa Luran Tana Ekan dilangsungkan, terutama ketika upacara pengorbanan hewan. Persembahan hewan korban akan diletakkan di koke bale, rumah panggung tanpa dinding di pusat lewotana. Ama Koten bertugas memegang hewan kurban, sedangkan Ama Kelen memegang bagian belakang hewan. Ama Marang bakal membacakan doa, menceritakan asal-usul (tutu maring usu-asa) untuk mendapatkan restu leluhur. Adapun Ama Hurint bertugas membunuh hewan.

WAYAN AGUS PURNOMO

Berita terkait

Puncak Libur Lebaran, Pantai di Batam Diserbu Wisatawan

13 hari lalu

Puncak Libur Lebaran, Pantai di Batam Diserbu Wisatawan

Destinasi wisata pantai memang menjadi favorit di Kota Batam, pasalnya daerah ini merupakan kawasan kepulauan.

Baca Selengkapnya

Destinasi Liburan Wisata Pantai di Jawa Barat, Pantai Karang Hawu hingga Pantai Batu Karas

16 hari lalu

Destinasi Liburan Wisata Pantai di Jawa Barat, Pantai Karang Hawu hingga Pantai Batu Karas

Saatnya liburan kunjungi wisata pantai populer di Jawa Barat, seperti Pantai Karang Hawu di Sukabumi hingga Pantai Batu Karas di Pangandaran.

Baca Selengkapnya

3 Rekomendasi Wisata Pesisir di Banyuasin Sumsel untuk Libur Lebaran

17 hari lalu

3 Rekomendasi Wisata Pesisir di Banyuasin Sumsel untuk Libur Lebaran

Di Banyuasin, Sumatra Selatan, terdapat beberapa wisata bahari yang menarik dikunjungi bersama dengan keluarga saat libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

Pesona 17 Destinasi Pantai Terbaik di Pacitan, Jawa Timur

18 Februari 2024

Pesona 17 Destinasi Pantai Terbaik di Pacitan, Jawa Timur

Pacitan, Jawa Timur, menawarkan pesona alam yang memikat bagi para pencinta pantai dan petualang. Pantai Klayar hingga Pantai Pancer Door yang menantang para peselancar, Pacitan mempersembahkan keindahan alam yang tak terlupakan.

Baca Selengkapnya

Gunung Lewotobi Masih Luncurkan Awan Panas, Hati-hati Banjir Lahan Dingin

15 Januari 2024

Gunung Lewotobi Masih Luncurkan Awan Panas, Hati-hati Banjir Lahan Dingin

PVMBG melaporkan telah terjadi awan panas yang meluncur dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, NTT.

Baca Selengkapnya

Gunung Lewotobi NTT Tremor Terus, Energi Meletus Naik & Status Jadi Awas

10 Januari 2024

Gunung Lewotobi NTT Tremor Terus, Energi Meletus Naik & Status Jadi Awas

PVMBG mengungkapkan Gunung Lewotobi Laki-laki yang berada pada sebelah Tenggara Pulau Flores, NTT, mengalami peningkatan energi erupsi.

Baca Selengkapnya

5 Rekomendasi Pantai Pacitan, Lengkap dengan Harga Tiket Masuknya

27 Oktober 2023

5 Rekomendasi Pantai Pacitan, Lengkap dengan Harga Tiket Masuknya

Berencana travelling ke pantai Pacitan? Ini rekomendasi pantai Pacitan lengkap dengan lokasi, jam operasional, dan harga tiket masuknya.

Baca Selengkapnya

Penduduk Lokal Yunani Protes Kekurangan Ruang di Pantai

12 Agustus 2023

Penduduk Lokal Yunani Protes Kekurangan Ruang di Pantai

Kursi-kursi pantai menjamur di pantai-pantai Yunani sehingga kekurangan ruang untuk membentangkan tikar

Baca Selengkapnya

Fadel Kagumi Potensi Wisata Pantai Dunu

24 Juli 2023

Fadel Kagumi Potensi Wisata Pantai Dunu

Pemuda Desa Dunu sedang mengembangkan wisata dari atas tebing yang dijadikan lokasi camping dan paralayang.

Baca Selengkapnya

Meski Sering Ditertibkan, PKL di Pantai Padang Tetap Berjualan

2 Juni 2023

Meski Sering Ditertibkan, PKL di Pantai Padang Tetap Berjualan

Di kawasan Pantai Padang, memang berdiri tenda-tenda semi permanen milik pedagang.

Baca Selengkapnya