Sejumlah warga pencari berkah dari luar Suku Tengger menunggu sesaji yang akan dilempar kedalam Kawah Gunung Bromo, Jawa Timur, Sabtu 4 Agustus 2012. TEMPO/Subekti.
TEMPO.CO, Jakarta - Warga suku Tengger yang tinggal di sekitar Gunung Bromo, Jawa Timur, akan menggelar ritual upacara Yadnya Kasada pada Senin, 11 Agustus 2014 malam dan besok. Meski puncaknya baru nanti malam, tapi sebagian warga yang tersebar di lereng Gunung Bromo di Pasuruan, Probolinggo, Malang, dan Lumajang sudah menggelar upacara Yadnya Kasada itu pada Ahad, 10 Agustus 2014. (Baca:Suku Tengger Gelar Ritual Yadnya Kasada Malam Ini)
Apa itu upacara Yadnya Kasada? Ini adalah upacara sesembahan atau sesajen kepada Sang Hyang Widhi. Setiap bulan Kasada hari-14 dalam penanggalan Jawa diadakan upacara sesembahan untuk Sang Hyang Widhi dan para leluhur. Masyarakat melemparkan sesajen, biasanya berupa hasil bumi, ke dalam kawah Gunung Bromo. Bagaimana bisa menjadi tradisi, ada legenda di baliknya. (Baca: Awal Agustus, Peringatan Kasada di Bromo)
Ritual ini sudah dilakukan beratus-ratus tahun. Suku Tengger adalah keturunan Rara Anteng (putri Raja Majapahit) dan Jaka Seger (putra Brahmana). Sehingga nama Tengger merupakan nama penggabungan kedua tokoh ini. Pasangan Rara Anteng dan Jaka membangun pemukiman dan menguasai Tengger. (Baca:Pelantikan Dukun Tengger Jadi Obyek Wisata Bromo)
Sekian tahun menikah, pasangan ini merindukan anak. Keduanya memutuskan bertapa meminta Tuhan agar menganugerahkan anak. Keinginan mereka didengar Tuhan. Tiba-tiba terdengar suara gaib yang mengatakan bahwa semedi mereka akan terkabul. Hanya mereka disyaratkan untuk mengorbankan putra bungsu mereka ke kawah Gunung Bromo.
Mereka bersedia menerima syarat itu. Tuhan pun menganugerahkan 25 anak kepada pasangan ini. Pasangan ini pun menyayangi Kesuma, putra bungsu mereka yang tumbuh menjadi anak gagah. Bertahun-tahun kemudian, Tuhan menagih janji mereka lantaran melihat pasangan ini seolah ingkar janji.
Malapetaka datang. Dewa yang marah membuat bumi gelap gulita. Pasangan itu teringat janji mereka. Keduanya menceritakan janji mereka itu kepada Kesuma. Kesuma bersedia berkorban untuk keselamatan negeri. Dunia tenang kembali. Masyarakat Tengger berkembang biak. Hingga sekarang, Suku Tengger tetap memegang keyakinan sebagai pemeluk Hindu. Tradisi upacara Yadnya Kasada terus dipertahankan sampai sekarang. (Baca: Ritual Yadnya Kasada di Kawah Gunung Bromo)