Yogya Tampilkan Liong Dupa Perdana di Indonesia  

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Jumat, 28 September 2012 09:58 WIB

Sejumlah anak-anak menunjukkan kepiawaiannya memainkan Barongsai saat dilaksanakan kirab perayaan Cap Go Meh di Klentang Liong Hok Bio Kota Magelang, Jawa Tengah, Senin (6/2). ANTARA/Anis Efizudin

TEMPO.CO, Yogyakarta- Pertama kalinya di Indonesia, Liong Dupa akan ditampilkan di Kota Yogyakarta, Minggu, 30 September 2012 malam. Diselenggarakan Jogja Chinese Art and Culture Centre, tiruan naga dengan sekujur tubuh berbalut dupa menyala itu dimainkan pada perayaan Tiong Jiu di Kelenteng Tjen Ling Kiong, Jalan Poncowinatan.

K
oordinator acara perayaan, Anggi Minarni, mengatakan Liong Dupa berbeda dengan liong pada umumnya. Liong ini terbuat dari bahan jerami dengan 30 ribu batang dupa yang tertancap di tubuh. Liong ini dimainkan oleh 12 orang, termasuk seorang pembawa bola api. Jadi, pemainnya wajib ekstra-hati-hati. “Kalau tidak, bisa membakar tubuh sendiri dan orang lain,” katanya, Kamis, 27 September 2012.

Dengan bahan dari jerami, ditambah puluhan ribu dupa, kata dia, bobot liong ini lebih berat dibanding liong lain yang berbahan kain. Selain itu, ukurannya pun lebih panjang. Rata-rata panjang liong biasa 25 meter. Namun, Liong Dupa mencapai 30 meter dengan durasi pementasan 15 menit. Dia mengatakan panitia menyediakan pemain cadangan untuk memainkan liong ini. “Paling lima menit saja pemainnya sudah kecapaian,” katanya.

Karena tingkat kesulitan yang tinggi, serta pengekangan budaya Tionghoa pada masa Orde Baru, permainan Liong Dupa tak pernah ditampilkan di Indonesia. Di dunia, Liong Dupa disebut hanya dimainkan dalam sebuah festival tahunan di Hong Kong dan Taiwan. Adapun Tiong Jiu adalah perayaan bulan purnama dalam tradisi Tionghoa. Hari perayaan itu jatuh pada hari ke-15 bulan ke delapan dalam kalender Imlek. Dalam penanggalan Masehi, bulan itu jatuh pada September yang bertepatan dengan musim gugur di negeri Cina.

Dia mengatakan masyarakat Tionghoa memaknai perayaan Tiong Jiu (terang bulan) sebagai hari berkumpul keluarga, yakni dengan makan bersama. Tradisi ini pula yang akhirnya memunculkan Tiong Jiu Pia atau kue terang bulan. Kue ini berbahan utama tepung. Kue ini biasa dibuat dalam ukuran besar hingga berdiameter 15 sentimeter dengan ketebalan tiga sentimeter. Bentuknya bulat dan pipih dengan warna pucat menyerupai bulan. “Kue ini dipotong kecil-kecil dan dibagikan kepada anggota keluarga,” katanya.

Ketua I Panitia Perayaan Tiong Jiu, Hans Poerwanto, mengatakan perayaan Tiong Jiu tahun ini merupakan yang keempat kalinya digelar oleh kelenteng. Memilih tema “Bersyukur Atas Segala Berkah”, dia mengundang semua warga untuk datang, termasuk non-Tionghoa. Tak hanya mencicipi Kue Terang Bulan, Tiong Jiu adalah ajang menjalin kebersamaan antar-umat beragama. “Nanti akan ada doa yang dipimpin enam pemuka agama,” katanya.

Dalam tradisi Tionghoa, doa yang dipanjatkan dalam ritual penampilan Liong dipercaya akan terkabul. Panitia menyediakan dupa sebagai simbol doa dan harapan untuk ditancapkan di tubuh liong. “Siapa saja boleh ikut menancapkan dupa,” katanya.

ANANG ZAKARIA

Berita Terpopuler:
Remaja Pembacok Alawy Tertangkap di Yogyakarta

Jokowi Pangkas 52 Persen Anggaran Pelantikan

Tersangka Pembunuh Alawy Ternyata Anak Kos-kosan

Ayah FR Pengusaha di Bali

FR Pernah Terlibat Kasus Tawuran 2011

Berita terkait

Sejarah Kue Keranjang yang Jadi Ciri Khas Tahun Baru Imlek

10 Februari 2024

Sejarah Kue Keranjang yang Jadi Ciri Khas Tahun Baru Imlek

Kue keranjang adalah salah satu makanan yang identik dengan Tahun Baru Imlek. Kue dari ketan yang manis ini ternyata sudah aja sejak 2.500 tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Makna Sosial Kue Keranjang yang Jadi Ciri Khas Perayaan Imlek

10 Februari 2024

Makna Sosial Kue Keranjang yang Jadi Ciri Khas Perayaan Imlek

Kue keranjang, salah satu makanan khas Imlek, merupakan wujud nyata kerekatan warga lokal dan juga masyarakat Tionghoa.

Baca Selengkapnya

Asal usul Ritual Bakar Uang Arwah, Tradisi Etnis Tionghoa Saat Cheng Beng

4 April 2023

Asal usul Ritual Bakar Uang Arwah, Tradisi Etnis Tionghoa Saat Cheng Beng

Tradisi bakar uang arwah dipercaya dilakukan sejak zaman Dinasti Tang.

Baca Selengkapnya

Dirjen Kemendagri Apresiasi Peran PHIS dukung Pemerintah

7 November 2022

Dirjen Kemendagri Apresiasi Peran PHIS dukung Pemerintah

PHIS dan masyarakat Tionghoa diharapkan terus membantu pemerintah di bidang Ekonomi, Sosial Pendidikan.

Baca Selengkapnya

Masih Pandemi Covid-19, Ini Imbauan Merayakan Tahun Baru Imlek 2572

3 Februari 2021

Masih Pandemi Covid-19, Ini Imbauan Merayakan Tahun Baru Imlek 2572

Karena masih situasi pandemi Covid-19, masyarakat Tionghoa disarankan untuk merayakan Tahun Baru Imlek di rumah.

Baca Selengkapnya

Malam Ini, Prabowo Bertemu Pengusaha Tionghoa di Medan

22 Februari 2019

Malam Ini, Prabowo Bertemu Pengusaha Tionghoa di Medan

Prabowo akan bertemu dengan pengusaha dan warga tionghoa di Medan.

Baca Selengkapnya

Jokowi ke Masyarakat Tionghoa: Jangan Sampai ada yang Tak ke TPS

7 Februari 2019

Jokowi ke Masyarakat Tionghoa: Jangan Sampai ada yang Tak ke TPS

Jokowi meminta masyarakat Tionghoa menggunakan hak pilih.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Masyarakat Tionghoa Gunakan Hak Pilih di Pemilu 2019

7 Februari 2019

Jokowi Minta Masyarakat Tionghoa Gunakan Hak Pilih di Pemilu 2019

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta masyarakat etnis Tionghoa di Indonesia menggunakan hak pilihnya pada pemilihan umum 17 April 2019.

Baca Selengkapnya

Suasana Hari Raya Imlek di Wihara Lalitavistara Cilincing

5 Februari 2019

Suasana Hari Raya Imlek di Wihara Lalitavistara Cilincing

Turis mancanegara datang ke Wihara Lalitavistara untuk berwisata sekaligus menikmati semarak Imlek.

Baca Selengkapnya

Pengamanan Imlek 2019, Polda Metro Jaya Kerahkan 5.000 Personel

5 Februari 2019

Pengamanan Imlek 2019, Polda Metro Jaya Kerahkan 5.000 Personel

Pada perayaan tahun baru Imlek 2019, Polda Metro Jaya mengerahkan 5.000 personel untuk menjaga keamanan kegiatan pada hari ini.

Baca Selengkapnya