Villa Park Solo akan Jadi Destinasi Wisata  

Reporter

Editor

Sabtu, 17 Desember 2011 03:03 WIB

Villa Park Banjarsari. skyscrapercity.com

TEMPO Interaktif, Surakarta - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surakarta berencana menjadikan kawasan bekas Villa Park menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Surakarta. Kawasan yang lebih dikenal sebagai Taman Banjarsari tersebut dulunya merupakan kawasan yang penuh dengan pedagang kaki lima. Sedangkan saat ini kawasan tersebut sudah cukup bersih, sehingga layak dijadikan tempat wisata.

Realisasi dari rencana itu akan dilakukan dengan penelusuran sejarah secara komperehensif tentang kawasan Villa Park. Selain taman, sejumlah rumah kuno bergaya indische saat ini masih banyak dijumpai di kawasan tersebut. “Perlu penelusuran sejarah mengenai fungsi serta pemilik bangunan di masa lampau,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surakarta, Widdi Srihanto, Jumat 16 Desember 2011.

Kawasan tersebut menurut Widdi sangat berpotensi dijadikan wisata sejarah sebagaimana Kota Tua Jakarta. “Meski diakui bangunan di sini tidak semegah di sana," kata Widdi. Meski demikian, dia yakin Villa Park mampu menarik wisatawan, terutama wisatawan dari Eropa.

Menurutnya, banyak wisatawan Eropa, khususnya dari Belanda, yang memiliki kegemaran mengunjungi peninggalan leluhurnya. “Villa Park merupakan salah satu peninggalan Belanda di Indonesia,” kata Widdi.

Widdi mengakui rencana tersebut akan terkendala pada kepemilikan bangunan kuno yang berada di sekitar Taman Banjarsari. Selain ada yang menjadi milik pribadi, beberapa rumah kuno bergaya indsiche yang ada di kawasan tersebut saat ini digunakan untuk rumah dinas sejumlah Badan Usaha Milik Negara. “Kami perlu pendekatan khusus agar mereka lebih terbuka dengan wisawatan," kata dia.

Salah satu pengamat sejarah Kota Surakarta, Heri Priyatmoko, menjelaskan bahwa kawasan tersebut dulunya merupakan tempat pacuan kuda. Pada pemerintahan Mangkunegara VI, kawasan tersebut akhirnya disulap menjadi sebuah perumahan, lengkap dengan taman, tempat ibadah, dan sekolahan.

“Kawasan tersebut digunakan sebagai hunian golongan Eropa,” kata Heri. Sedangkan masyarakat pribumi justru dilarang tinggal di tempat tersebut. Itulah sebabnya bangunan di lokasi itu mengadopsi gaya indische, yang merupakan perpaduan antara arsitektur Eropa dan tradisional Jawa.

Dia mengapresiasi langkah Pemerintah Kota Surakarta yang membersihkan kawasan tersebut dari keberadaan pedagang kaki lima, sekitar empat tahun silam. Hanya, pemerintah perlu menggarap kawasan tersebut dengan lebih serius. “Banyak sejarah yang bisa terungkap dari keberadaan Villa Par,” kata Heri.

AHMAD RAFIQ

Berita terkait

Reza Permadi Hadirkan Alat untuk Data Pengunjung Desa Wisata di 14th SIA 2023

2 hari lalu

Reza Permadi Hadirkan Alat untuk Data Pengunjung Desa Wisata di 14th SIA 2023

Keunggulan AVMS adalah ia mudah digunakan oleh pengelola destinasi wisata atau desa wisata

Baca Selengkapnya

Viral WNI Rusak Pohon Sakura di Jepang, Kemenparekraf Ingatkan Wisatawan Harus Bertanggung Jawab

3 hari lalu

Viral WNI Rusak Pohon Sakura di Jepang, Kemenparekraf Ingatkan Wisatawan Harus Bertanggung Jawab

Kemenparekraf angkat bicara soal video viral perusakan pohon sakura oleh WNI.

Baca Selengkapnya

8 Prospek Kerja Jurusan Pariwisata, Bisa Keliling Dunia

4 hari lalu

8 Prospek Kerja Jurusan Pariwisata, Bisa Keliling Dunia

Berikut ini deretan prospek kerja jurusan Pariwisata, di antaranya pemandu wisata, perhotelan, influencer, hingga staf kapal pesiar.

Baca Selengkapnya

4 Destinasi Wisata di Kepulauan Canary Spanyol Diserbu Turis, Warga Malah Aksi Mogok Makan

6 hari lalu

4 Destinasi Wisata di Kepulauan Canary Spanyol Diserbu Turis, Warga Malah Aksi Mogok Makan

Destinasi Wisata di Kepulauan Canary terus diserbu turis, membuat warga lakukan aksi mogok makan. Berikut 4 tujuan wisata unggulan di sana.

Baca Selengkapnya

Lonjakan Wisatawan Buat Warga Kepulauan Canary Protes Mogok Makan, Profil Kepulauan di Spanyol Itu

6 hari lalu

Lonjakan Wisatawan Buat Warga Kepulauan Canary Protes Mogok Makan, Profil Kepulauan di Spanyol Itu

Warga Kepulauan Canary lakukan mogok makan akibat membludaknya turis. Begini profil Kepulauan Canary di wilayah Spanyol.

Baca Selengkapnya

Warga Kepulauan Canary Mogok Makan Justru karena Wisatawan Membludak, Ini Alasannya

6 hari lalu

Warga Kepulauan Canary Mogok Makan Justru karena Wisatawan Membludak, Ini Alasannya

Warga Kepulauan Canary, Spanyol melakukan mogok makan justru saat terjadi lonjakan wisatawan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Lebaran Topat Lombok Barat Akan Diadakan di Pantai Tanjung Bias

8 hari lalu

Lebaran Topat Lombok Barat Akan Diadakan di Pantai Tanjung Bias

Lebaran Topat tahun ini akan digelar pada hari Rabu, 17 April 2024

Baca Selengkapnya

Menjelang Akhir Masa Jabatan, Sandiaga Uno Akan Berbicara di Sidang Umum PBB

11 hari lalu

Menjelang Akhir Masa Jabatan, Sandiaga Uno Akan Berbicara di Sidang Umum PBB

Pada lebaran kedua, Sandiaga Uno akan bertolak ke New York City untuk berbicara di sidang umum PBB membahas transformasi pariwista Indonesia.

Baca Selengkapnya

KKP Atur Kuota Wisata di Kawasan Konservasi Nasional

14 hari lalu

KKP Atur Kuota Wisata di Kawasan Konservasi Nasional

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan mengatur sistem kuota untuk aktivitas pariwisata alam perairan di dalam Kawasan Konservasi Nasional.

Baca Selengkapnya

105 Obyek di Banyuwangi Dapat Prioritas Pengamanan saat Lebaran, Terbanyak di Tempat Wisata

17 hari lalu

105 Obyek di Banyuwangi Dapat Prioritas Pengamanan saat Lebaran, Terbanyak di Tempat Wisata

Sebanyak 105 obyek di Kabupaten Banyuwangi bakal mendapatkan prioritas pengamanan selama musim mudik lebaran.

Baca Selengkapnya