TEMPO.CO, Jakarta - Dubai menduduki peringkat nomor satu di antara kota-kota dengan pengeluaran tertinggi oleh wisatawan internasional. Kota di Uni Emirat Arab itu menghasilkan US$ 29,4 miliar (Rp 458 triliun) tahun ini,menurut World Travel and Tourism Council (WTCC).

Di posisi berikutnya ada Doha dan London, di mana turis menghabiskan masing-masing US$ 16,8 miliar (Rp 261 triliun) dan US$ 16,1 miliar (Rp 251 triliun), kata WTTC dalam laporan Dampak Ekonomi Kota terbarunya.

Disponsori oleh Visa, WTTC meluncurkan Cities Economic Impact Report atau Laporan Dampak Ekonomi Kota (EIR) pada KTT Global ke-22 di Riyadh pekan lalu. Laporan tersebut menunjukkan kota-kota yang menjadi pusat kekuatan pariwisata global dan akan mendorong pemulihan sektor dan ekonomi di seluruh dunia.

EIR menganalisis 82 destinasi kota internasional. Mereka menunjukkan bahwa sebelum pandemi, kota-kota besar adalah tujuan perjalanan yang populer, terhitung hampir setengah dari semua kunjungan internasional, baik sebagai tujuan yang berdiri sendiri maupun sebagai pintu gerbang ke tempat wisata lain di dalam negara.

Pariwisata akan menghasilkan jutaan pekerjaan

Ibu kota Qatar, Doha, diperkirakan akan mengalami peningkatan paling signifikan dari 2019 hingga 2022 dalam hal pengeluaran wisatawan internasional dan kontribusi perjalanan dan pariwisata langsung terhadap PDB kota, dengan perkiraan peningkatan sebesar 21 persen.

Di Eropa, Warsawa diperkirakan akan menyaksikan peningkatan 14 persen pada 2022 dibandingkan 2019 dalam kontribusi perjalanan dan pariwisata terhadap PDB kota. Di AS, Orlando diproyeksikan mengalami peningkatan 10 persen dalam kontribusi Perjalanan & Pariwisata langsung terhadap PDB kota selama periode yang sama.

Selama dekade berikutnya, sektor ini kembali menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi dengan pertumbuhan PDB yang lebih cepat daripada sektor lain. Pariwisata menghasilkan 126 juta pekerjaan baru di seluruh dunia.

Pada 2032, sektor ini secara langsung akan menghasilkan hingga delapan persen dari semua pekerjaan di 82 kota yang dianalisis dalam laporan itu. Ini naik dari 6,6 persen pada 2019 dan terendah 5,1 persen pada 2020.

Julia Simpson, Presiden dan CEO WTTC mengatakan laporan itu menunjukkan bahwa bagi jutaan wisatawan di seluruh dunia, kota-kota besar tetap menjadi tujuan global yang ikonik. "Masih ada keinginan kuat untuk mengalami sejarah, budaya, dan energi yang ditawarkan kota kepada para pelancong," ujarnya.

Sepanjang pandemi dan ketika perbatasan mulai dibuka kembali, para pelancong menukar tujuan perjalanan ke kota-kota besar menjadi ke tujuan-tujuan yang kurang berpenduduk seperti pesisir dan pedesaan. Pilihan itu membuat ekonomi kota-kota internasional untuk berjuang melalui tiga tahun yang sangat sulit.

Menurut laporan tersebut, sepuluh dari 82 kota yang dianalisis diproyeksikan melampaui tingkat pra-pandemi dalam kontribusi PDB perjalanan dan pariwisata langsung terhadap ekonomi kota tahun ini. “Bahkan setelah tantangan besar yang dibawa pandemi ke industri perjalanan, manfaat ekonomi dari pariwisata ke kota-kota tetap kuat. Kesediaan wisatawan untuk mengadopsi pengalaman perjalanan yang mengutamakan digital akan membantu membuka jalan bagi lebih banyak inovasi di masa mendatang," kata Jeni Mundy, Head of Global Merchant Sales and Acquiring Visa.

KHALEEJ TIMES | GULF NEWS

Baca juga: Thailand Catat Kunjungan 9,4 Juta Turis Asing, Wisatawan Rusia Banjiri Phuket

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.