Ketahui Makna Kode Warna dalam Aplikasi PeduliLindungi Sebelum Bepergian

Reporter

Tempo.co

Rabu, 8 September 2021 11:43 WIB

Calon penumpang memindai kode batang (QR Code) sebelum menaiki KRL di Stasiun Manggarai, Jakarta, Senin, 6 September 2021. PT KAI Commuter mulai melakukan uji coba penggunaan aplikasi PeduliLindungi bagi pengguna KRL di 11 stasiun. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Saat ini masyarakat khususnya yang berada di kota-kota besar diwajibkan untuk mengunduh aplikasi PeduliLindungi sebagai syarat masuk ke mal dan penerbangan. Penggunaan aplikasi itu rencananya juga akan terus diperluas ke berbagai sektor pariwisata.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan pihaknya akan mensosialisasikan pemahaman dari penggunaan aplikasi ini agar bisa diperluas ke kafe, hotel dan restoran. Rencananya, akan digunakan uji coba colour coding di empat kota, yaitu Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya untuk filtering user. Keempat warna tersebut adalah hijau, kuning, merah dan hitam.

“Dulu tidak ada hitam, tapi sekarang ditambahkan untuk yang belum vaksin, masih berkegiatan dan terindikasi kontak erat dengan pasien Covid-19,” kata Sandiaga, Senin, 6 September 2021.

Kode warna itu akan menunjukkan status pengguna aplikasi itu apakah layak untuk berkegiatan di tempat umum atau tidak, misalnya untuk masuk mal. Kode warna hijau dan kuning diberikan kepada mereka yang dibolehkan berkegiatan.

Warna hijau artinya pengguna sudah divaksin lengkap dan boleh mengakses fasilitas publik. Sedangkan kuning artinya sudah divaksin dosis pertama dan boleh berkegiatan dengan verifikasi lebih dulu.

Advertising
Advertising

Kategori warna merah untuk pengguna yang belum vaksin atau memiliki kontak erat Covid-19. Sedangkan warna hitam untuk pengguna yang belum vaksin dan memiliki kontak erat Covid-19.

Dari data terakhir, aplikasi PeduliLindungi telah diunduh oleh lebih dari 30 juta dan digunakan lebih dari 20 juta pengguna. Aplikasi ini juga telah menyaring hampir 1.600 pengguna yang berkode warna hitam.

“Ini bisa kita tangani langsung dan dibatasi agar tidak menjadi cluster baru di 6 sektor utama,” kata Sandiaga. Enam sektor tersebut antara lain perdagangan, pariwisata, transportasi dan keagamaaan.

Saat ini, Sandiaga mengatakan bahwa hasil evaluasi tahap awal memberikan suatu sinyal positif tersendiri. Tetapi meski begitu, tetap ada catatan yang perlu dilakukan sebagai bagian dari pengoptimalan dan penyempurnaan penggunaan aplikasi PeduliLindungi itu.

LAURENSIA FAYOLA

Baca juga: Jakarta, Medan dan Bali akan Dipromosikan Jadi Tujuan Wisata Kesehatan

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

1 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

1 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

2 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Akan ada Pungutan untuk Dana Abadi Pariwisata? Ini Penjelasan Sandiaga

5 hari lalu

Akan ada Pungutan untuk Dana Abadi Pariwisata? Ini Penjelasan Sandiaga

Jika dikenakan Rp1 ribu saja per penumpang pesawat untuk Dana Abadi pariwisata, pemerintah bisa mengantongi Rp80 miliar setahun.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

6 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

9 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

9 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

16 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Cerita Sandiaga di Hari Lebaran 2024, dari Salat Id, Temui Orang Tua hingga Hadir di Istana

17 hari lalu

Cerita Sandiaga di Hari Lebaran 2024, dari Salat Id, Temui Orang Tua hingga Hadir di Istana

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno membagikan momen lebarannya di akun Instagram pribadi @sandiuno.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

17 hari lalu

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya