Ada Festival dan Hari Maleo Sedunia, Lihat Keunikan Burung Endemik Sulawesi Ini

Reporter

Antara

Minggu, 22 November 2020 21:54 WIB

Wilayah Lombongi memiliki tempat rekreasi pemandian air panas dan juga wisata burung endemik, burung maleo. Foto: @like_sigi

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencanangkan tanggal 21 November menjadi Hari Maleo Sedunia. Pencanangan tersebut dilakukan pada kegiatan Festival Maleo yang diselenggarakan oleh Balai Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (TNBNW), Bone Bolango, Gorontalo.

"Kita sangat berbangga, Indonesia memiliki burung maleo yang hanya ada di Sulawesi. Hal ini sekaligus menjadi sebuah amanah untuk kita agar terus menjaga mereka dan habitatnya, untuk generasi mendatang," kata Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati KLHK Indra Exploitasia, Sabtu, 21 November 2020.

Burung endemik Sulawesi itu memang terbilang unik nan istimewa. Ukuran telurnya enam kali lebih besar dibanding telur ayam. Induk Maleo bahkan harus pingsan usai bertelur karena ukuran telurnya itu.

Istimewanya, sejak ditetaskan hingga menetas dari telur, anak burung Maleo sudah hidup mandiri. Anak burung yang baru menetas bisa langsung mencari makan sendiri tanpa bantuan induknya.

Hal unik lainnya, Maleo hanya bisa hidup di dekat pantai berpasir panas atau di pegunungan yang memiliki sumber mata air panas atau kondisi geothermal tertentu. Sebab, di daerah dengan sumber panas bumi itu, Maleo mengubur telurnya dalam pasir. Karena itu, Maleo bisa ditemukan di kawasan wisata Lombongo yang memiliki sumber mata air panas.

Tonjolan keras berwarna hitam yang ada di kepala burung Maleo pun salah satunya berfungsi untuk mendeteksi panas yang akan digunakan menetaskan telurnya.

Advertising
Advertising

Kepala Balai TNBNW Supriyanto menegaskan bahwa Festival Maleo dan Hari Maleo Sedunia merupakan momentum bersama bagi masyarakat Indonesia dan dunia untuk terus peduli dan meningkatkan upaya konservasi salah satu burung endemik dan terancam punah asli Sulawesi itu. "Festival ini bertujuan untuk mengenalkan, mengembangkan, dan mempromosikan berbagai hal yang terkait dengan potensi kawasan TNBNW," ujarnya.

Festival Maleo diisi sejumlah kegiatan, seperti Bedah Buku Rumah Bersama Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, Lokakarya Fotografi Satwa Liar dan Video Pendek Wisata Alam, Lomba Fotografi Satwa Liar dan Video Pendek Wisata Alam TNBNW, Lomba Pembuatan Logo Hari Maleo Sedunia, serta Talkshow Hari Maleo Sedunia bertema “Maleo sebagai Branding Pengembangan Ekowisata Minat Khusus".

Pada puncak acara Festival Maleo, dilakukan pelepasliaran 9 ekor anak maleo di lokasi peneluran Tambun, Muara Pusian dan Hungayono. Selain itu, digelar Pameran Fotografi Satwaliar, pemutaran film pendek ekowisata dan pentas seni budaya.

Berita terkait

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

1 hari lalu

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

Sekitar 140 paus pilot yang terdampar di perairan dangkal negara bagian Australia Barat. Apakah jenis paus pilot itu?

Baca Selengkapnya

DPR Dorong Sanksi Akumulatif Bagi Kejahatan Lingkungan di RUU Konservasi

5 hari lalu

DPR Dorong Sanksi Akumulatif Bagi Kejahatan Lingkungan di RUU Konservasi

UU No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya yang telah berusia 34 tahun menjadi alasan dilakukan revisi.

Baca Selengkapnya

13 Bom di Jakarta Menerima Penghargaan Ho Chi Minh City International Film Festival

8 hari lalu

13 Bom di Jakarta Menerima Penghargaan Ho Chi Minh City International Film Festival

Film 13 Bom di Jakarta menerima dua penghargaan bergengsi dari Ho Chi Minh City International Film Festival

Baca Selengkapnya

Begini Pengaturan Soal Zoonosis dan Masyarakat Adat dalam RUU KSDAHE

9 hari lalu

Begini Pengaturan Soal Zoonosis dan Masyarakat Adat dalam RUU KSDAHE

Sejumlah aspek dalam RUU KSDAHE dianggap masih memerlukan penguatan dan penyelarasan.

Baca Selengkapnya

Ditarget Rampung Tahun Ini, Begini RUU KSDAHE Beri Ruang Dukungan untuk Konservasi Internasional

10 hari lalu

Ditarget Rampung Tahun Ini, Begini RUU KSDAHE Beri Ruang Dukungan untuk Konservasi Internasional

Rancangan Undang-undang tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya atau RUU KSDAHE ditarget segera disahkan pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Kembalikan Kejayaan Biodiversitas di IKN, Guru Besar Konservasi UI Usul Pembuatan Koridor Ekologi

26 hari lalu

Kembalikan Kejayaan Biodiversitas di IKN, Guru Besar Konservasi UI Usul Pembuatan Koridor Ekologi

Dengan konsep kota hutan, ada peluang untuk mengembalikan kejayaan biodiversitas di kawasan IKN.

Baca Selengkapnya

KKP Perkuat OECM untuk Perluasan Kawasan Konservasi

28 hari lalu

KKP Perkuat OECM untuk Perluasan Kawasan Konservasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut (Ditjen PKRL) terus mendorong tercapainya target 30 persen perluasan kawasan konservasi di tahun 2045.

Baca Selengkapnya

Mas Dhito Berharap Festival Kuno Kini Berdampak Bagi Masyarakat

32 hari lalu

Mas Dhito Berharap Festival Kuno Kini Berdampak Bagi Masyarakat

Dalam rangka memperingati Hari Jadi Kabupaten Kediri ke-1220, Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana atau Mas Dhito, menggelar festival Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), Festival Kuno Kini.

Baca Selengkapnya

Mengenal Glastonbury Festival, Seventeen Grup K-Pop yang Ikut Tampil

38 hari lalu

Mengenal Glastonbury Festival, Seventeen Grup K-Pop yang Ikut Tampil

Seventeen menjadi grup K-Pop pertama yang akan tampil di Pyramid Stage acara Glastonbury

Baca Selengkapnya

Grup Musik Indonesia Tampil di SXSW, Simak Asal-usul Festival Ini

44 hari lalu

Grup Musik Indonesia Tampil di SXSW, Simak Asal-usul Festival Ini

Grup musik Indonesia asal Majalengka LAIR ikut mengisi festival South by Southwest atau SXSW di Austin, Texas, Amerika Serikat

Baca Selengkapnya