La Nina Bikin Wisatawan di Pantai Selatan Yogyakarta Harus Ekstra Waspada

Selasa, 6 Oktober 2020 19:16 WIB

Petugas SAR berjaga di gardu jaga di Pantai Parangtritis, Bantul, DI Yogyakarta, 9 Juni 2016. Sejumlah warga mengaku jumlah kunjungan wisata di kawasan Pantai Parangtritis merosot akibat gelombang tinggi di pesisir selatan DI Yogyakarta sejak beberapa pekan terakhir. ANTARA/Andreas Fitri Atmoko

TEMPO.CO, Yogyakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG Yogyakarta menghimbau masyarakat dan wisatawan yang hendak berwisata ke pantai selatan Yogyakarta lebih waspada. Musababnya, Oktober sudah masuk musim penghujan disertai dampak fenomena alam La Nina.

Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta, Reni Kraningtyas mengatakan dampak La Nina akan memicu peningkatan curah hujan yang lebih tinggi dibanding curah hujan di musim hujan biasa. "Dampak La Nina terhadap Yogyakarta mengakibatkan hujan yang terjadi umumnya berasal dari awan-awan konvektif," kata Reni Kraningtyas, Selasa 6 Oktober 2020. "Nah, awan konvektif inilah yang sering berpotensui memicu munculnya angin kencang."

Apabila awan konvektif ini adalah jenis awan Cumulonimbus dan tumbuh di atas lautan, Reni melanjutkan, maka praktis akan memicu angin kencang yang mengakibatkan kian intensnya peningkatan tinggi gelombang laut. BMKG Yogyakarta menyarankan agar berwisata saat cuaca cerah - berawan, tapi tetap dengan kewaspadaan.

Pengunjung berada di kawasan wisata Pantai Parangtritis, Bantul, DI Yogyakarta, 27 Juni 2017. Saat libur lebaran 2017 sejumlah destinasi wisata pantai di Daerah Istimewa Yogyakarta dipadati pengunjung. ANTARA/Andreas Fitri Atmoko

"Saat cuaca buruk, seperti hujan lebat atau mulai mendung tebal, jangan beraktivitas di tepi pantai dan hindari bibir pantai," ujar Reni. Musababnya, hujan lebat itulah yang berpotensi meningkatkan tinggi gelombang dan terjadi amat cepat.

Advertising
Advertising

Reni menambahkan, masyarakat dan wisatawan juga perlu mewaspadai potensi bencana hidrorologi, seperti banjir dan tanah longsor di berbagai wilayah kabupaten/kota DI Yogyakarta. "Pemerintah melalui instansi terkait dapat mengantisipasi jika terjadi debit berlebih pada aliran sungai, sehingga tidak ada luapan air sungai yang dapat mengakibatkan banjir, maupun tanah longsor akibat tingginya curah hujan," ujarnya.

Pada September 2020, BMKG pemantauan anomali iklim global di Samudera Pasifik Ekuator yang menunjukkan iklim La Nina sedang berkembang. Pertengahan Oktober 202,0 zona musim di wilayah DI Yogyakarta diperkirakan memasuki musim hujan. Wilayah itu adalah Sleman bagian barat dan utara, Kota Yogyakarta, Kulon Progo bagian utara.

Adapun pada akhir Oktober intensitas hujan yang tinggi diprediksi terjadi di Kabupaten Sleman bagian timur, sebagian besar Bantul, dan Kulon Progo bagian selatan. Dan pada awal November 2020 hujan akan menjangkau sebagian besar wilayah Gunungkidul dan Bantul bagian timur.

Berita terkait

Gempa Bikin Warga Garut Berhamburan dan Trauma, Kaca Jendela Bergetar Kencang

2 jam lalu

Gempa Bikin Warga Garut Berhamburan dan Trauma, Kaca Jendela Bergetar Kencang

Masyarakat Kabupaten Garut, Jawa Barat, dikagetkan dengan gempa bumi yang terjadi pada Sabtu malam, 27 April 2024, sekitar pukul 23.30 WIB.

Baca Selengkapnya

Gempa yang Mengguncang Kencang Garut hingga Jakarta, Ini Data dan Penjelasan BMKG

4 jam lalu

Gempa yang Mengguncang Kencang Garut hingga Jakarta, Ini Data dan Penjelasan BMKG

BMKG memperbarui informasi gempa yang mengguncang kuat dari laut selatan Pulau Jawa pada Kamis menjelang tengah malam, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Gempa M6,5 Malam Ini, Guncangan Terkuat di Sukabumi dan Tasikmalaya

4 jam lalu

Gempa M6,5 Malam Ini, Guncangan Terkuat di Sukabumi dan Tasikmalaya

Berikut data dan penjelasan dari BMKG tentang sebaran dampak gempa itu dan pemicunya.

Baca Selengkapnya

Gempa dari Laut Selatan Malam Ini, Guncangannya Dirasa Kencang dan Lama

5 jam lalu

Gempa dari Laut Selatan Malam Ini, Guncangannya Dirasa Kencang dan Lama

Gempa mengguncang dari Laut Selatan Pulau Jawa pada Sabtu malam ini, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Gempa Tektonik M5.2 di Laut Banda, Terasa Sampai Maluku Tenggara

8 jam lalu

Gempa Tektonik M5.2 di Laut Banda, Terasa Sampai Maluku Tenggara

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas intra-slab subduksi banda.

Baca Selengkapnya

Gempa Bermagnitudo 4,8 Guncang Banten, BMKG: Belum Ada Laporan Kerusakan

10 jam lalu

Gempa Bermagnitudo 4,8 Guncang Banten, BMKG: Belum Ada Laporan Kerusakan

Gempa tektonik bermagnitudo 4,8 mengguncang wilayah Banten dan sekitarnya. BMKG mencatat waktu kejadiannya pada Sabtu, 27 April 2024 pukul 15.27 WIB.

Baca Selengkapnya

Gempa M4,8 di Laut Guncang Banten dan Sekitarnya, Disusul Gempa M3,3

10 jam lalu

Gempa M4,8 di Laut Guncang Banten dan Sekitarnya, Disusul Gempa M3,3

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar bawah laut.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Boalemo Gorontalo, Tidak Berpotensi Tsunami

13 jam lalu

Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Boalemo Gorontalo, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa tersebut dirasakan di Kabupaten Boalemo, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango, Kota Gorontalo hingga Kabupaten Pohuwato.

Baca Selengkapnya

BMKG: Mayoritas Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang

20 jam lalu

BMKG: Mayoritas Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang

Potensi hujan sedang hingga hujan lebat disertai petir dan angin kencang dipengaruhi oleh Madden Julian Oscillation.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Peringatan Waspada Banjir Jateng, 3 Sesar Aktif di Sekitar IKN, Redmi Pad SE

21 jam lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Peringatan Waspada Banjir Jateng, 3 Sesar Aktif di Sekitar IKN, Redmi Pad SE

Topik tentang BMKG mengimbau warga Jawa Tengah waspada potensi banjir dan tanah longsor menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya