Jangan Terkecoh dengan Great Wall Palsu di Cina, Niat Baik yang Jadi Kontroversi

Reporter

Antara

Editor

Rini Kustiani

Jumat, 11 September 2020 17:38 WIB

Foto dari udara Tembok Besar Cina seksi Jinshanling yang diselimuti kabut pagi di Wilayah Luanping, Kota Chengde, Provinsi Hebei, Cina utara, 10 Agustus 2020. Xinhua/Zhou Wanping

TEMPO.CO, Jakarta - Di Cina ada tembok yang menyerupai The Great Wall atau Tembok Besar yang menjadi saksi sejarah kekuatan kekaisaran Tiongkok. Di Taman Ekologi Xixiaguaishiling, Kota Nanchang, terdapat replika Tembok Besar.

Bentuknya memang mirip dengan beberapa sudut di The Great Wall dan dilengkapi menara pengawa. Tembok Besar tiruan itu dibangun dengan biaya sebesar 100 juta yuan atau sekitar Rp 216,5 miliar. Tembok Besar tiruan yang terletak di Ibu Kota Provinsi Jiangxi tersebut berupa jalan setapak yang membentang sepanjang 4 kilometer di atas perbukitan.

Keberadaan Tembok Besar tiruan ini memantik kontroversi bagi sebagian masyarakat Cina. Mereka menyebut Tembok Besar palsu tersebut telah mengaburkan fakta sejarah dan merusak ekologi. "Ada berapa Tembok Besar di negeri ini yang benar-benar peninggalan sejarah? Dan The Great Wall itu adalah sejarah yang sebenarnya," kata seorang warganet bernama Xiaolizi.

Tembok Besar Cina Palsu di Nanchang, Provinsi Jiangxi, yang memicu perdebatan di media sosial di Cina. (ANTARA/HO-GT)

Ada pula netizen yang menganggap pembangunan Tembok Besar tiruan itu hanya menghamburkan uang karena toh yang asli masih ada dan dapat dikunjungi. "Membuang-buang uang saja untuk membuat tiruan yang buruk. Kita sudah punya The Great Wall," kata seorang netizen bernama Niu.

Penanggung jawab pemasaran destinasi wisata Taman Ekologi Xixiaguaishiling, Kota Nanchang, Provinsi Jiangxi, Yu mengatakan, tujuan pembangunan tembok besar ini untuk mencegah kebakaran hutan, bukan serta-merta meniru The Great Wall. "Untuk memberikan kenyamanan kepada wisatawan, kami memutuskan membangun pembatas kebakaran hutan itu berupa tembok yang besar," kata Yu.

Advertising
Advertising

Bagian Tembok Besar Cina di wilayah Jiankou, yang telah direstorasi Tencent Charity Foundation. Dok. Amanda Ruggeri/BBC

Yu menjelaskan pengelola wisata Taman Ekologi Xixiaguaishiling tak pernah mempromosikan tembok tersebut kepada pengunjung. "Kami tidak pernah mempromosikan bangunan ini sebagai Tembok Besar. Istilah itu disebutkan oleh para wisatawan," kata Yu. "Mereka tertarik dan sangat menikmati berada di tembok itu tanpa harus pergi ke Beijing."

Tembok Besar tiruan itu dibangun pada 2013 dan rampung lima tahun kemudian. Yu mengatakan keberadaan tembok besar ini tidak merusak ekologi karena sekitar 70 persen dari destinasi wisata Taman Ekologi Xixiaguaishiling masih berupa hutan.

Berita terkait

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

2 hari lalu

Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menolak rencana iuran pariwisata di tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Uno Optimistis BNI Java Jazz Tingkatkan Kunjungan Wisatawan

3 hari lalu

Sandiaga Uno Optimistis BNI Java Jazz Tingkatkan Kunjungan Wisatawan

Sandiaga Uno yakin BNI Java Jazz akan meningkatkan kunjungan wisatawan.

Baca Selengkapnya

5 Keunikan Kawah Ijen yang Membuat Turis Asing Penasaran

3 hari lalu

5 Keunikan Kawah Ijen yang Membuat Turis Asing Penasaran

Tak hanya punya api biru, kawah Ijen punya berbagai keunikan yang membuat turis asing penasaran untuk datang.

Baca Selengkapnya

Traveling ke Macau, Jangan Lewatkan 9 Destinasi Wisata Gratis

3 hari lalu

Traveling ke Macau, Jangan Lewatkan 9 Destinasi Wisata Gratis

Menikmati liburan di Macau tidak harus selalu mengeluarkan biaya mahal

Baca Selengkapnya

Cegah Overtourism, Amsterdam Kurangi Jumlah Kapal Pesiar

4 hari lalu

Cegah Overtourism, Amsterdam Kurangi Jumlah Kapal Pesiar

Jumlah kapal pesiar sungai di Amsterdam meningkat hampir dua kali lipat sejak tahun 2011.

Baca Selengkapnya

Istana Gyeongbokgung Buka Tur Malam Hari Mulai 8 Mei 2024

4 hari lalu

Istana Gyeongbokgung Buka Tur Malam Hari Mulai 8 Mei 2024

Setiap tahun tur malam hari Istana Gyeongbokgung dibuka dua kali, saat musim semi dan musim gugur

Baca Selengkapnya

Wisatawan Asal Ciamis Jadi Korban Terbawa Arus Ombak di Pangandaran

5 hari lalu

Wisatawan Asal Ciamis Jadi Korban Terbawa Arus Ombak di Pangandaran

Baru ditemukan satu dari dua wisatawan asal Ciamis sejak dilaporkan terseret arus ombak saat berenang di Pantai Barat Pangandaran.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Geopark Kebumen yang Diusulkan Masuk dalam Jejaring UNESCO

5 hari lalu

5 Fakta Geopark Kebumen yang Diusulkan Masuk dalam Jejaring UNESCO

Geopark Kebumen diajukan untuk mendapat pengakuan dari UNESCO Global Geopark. Ini 5 keunikannya.

Baca Selengkapnya

Tersandung Rok Sendiri, Wisatawan Asal Cina Tewas Terjatuh di Jurang Blok Sunrise Kawah Ijen

6 hari lalu

Tersandung Rok Sendiri, Wisatawan Asal Cina Tewas Terjatuh di Jurang Blok Sunrise Kawah Ijen

Nahas menimpa HL, 31 tahun, seorang wisatawan asal Cina saat melakukan pendakian di Kawah Ijen, Sabtu, 20 April 2024.

Baca Selengkapnya

126 Ribu Wisatawan Berkunjung ke Banyuwangi Selama Libur Lebaran

7 hari lalu

126 Ribu Wisatawan Berkunjung ke Banyuwangi Selama Libur Lebaran

Destinasi yang paling banyak dikunjungi di Banyuwangi selama libur Lebaran salah satunya Pantai Marina Boom

Baca Selengkapnya