Inggris Siapkan 3 Juta Visa Khusus untuk Warga Hong Kong

Reporter

Terjemahan

Editor

Ludhy Cahyana

Rabu, 3 Juni 2020 14:00 WIB

Warga Hong Kong memakai masker kala merebak wabah cirus corona. Foto: @flowhk

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson telah mengumumkan bahwa Inggris akan mempertimbangkan revisi dalam peraturan imigrasi. Negeri itu, hendak memberikan warga Hong Kong jalan menuju residen dan kewarganegaraan.

Kemudahan visa itu ditawarkan, saat Cina berencana untuk memberlakukan undang-undang keamanan nasional baru di kota itu.

"Jika China memberlakukan hukum keamanan nasionalnya, pemerintah Inggris akan mengubah aturan imigrasi kami," tulis Johnson dalam sebuah opini yang dipublikasikan di South China Morning Post pada hari Rabu.

Johnson menawarkan relaksasi visa untuk 3 juta warga Hong Kong. Mereka pemegang paspor British National Overseas memeproleh bebas visa 12 bulan -- yang sebelumnya hanya enam bulan -- untuk jalur menuju kewarganegaraan Inggris.

Kebijakan Johnson yang ditulis dalam sebuah kolom surat kabar, sebagaimana diberitakan Al Jazeera, saat Cina menenkan perbedaan pendapat dan kelompok pro-demokrasi. Cina juga melarang peringatan pembantaian Lapangan Tiananmen pada 4 Juni, untuk menghormati para korban tewas pada tahun 1989.

Advertising
Advertising

Cina juga sedang merampungkan Rancangan Undang-Undang (RUU) yang akan mengkriminalkan warga yang "tidak hormat" terhadap lagu kebangsaan China. RUU dijadwalkan dibacakan di legislatif wilayah pada hari Rabu, 3 Juni 2020.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berbicara di luar Downing Street Nomor 10 setelah sembuh dari penyakit virus corona (COVID-19), di London, Inggris 27 April 2020. Johnson tiba kembali di Downing Street pada hari Minggu (26 April).[Pippa Fowles / 10 Downing Street / Handout via REUTERS]

Sejak Hong Kong kembali ke pemerintahan Cina pada tahun 1997, Johnson mengatakan bahwa "kuncinya adalah konsep berharga 'satu negara, dua sistem', yang diabadikan dalam Undang-Undang Dasar Kota dan Deklarasi Bersama yang ditandatangani oleh Inggris dan Cina".

Dia mengatakan penerapan hukum keamanan nasional "akan bertentangan langsung dengan kewajiban (Cina) di bawah Deklarasi Bersama, sebuah perjanjian yang mengikat secara hukum terdaftar di PBB."

Johnson memperingatkan bahwa apa yang diusulkan Beijing di Hong Kong "akan membatasi kebebasannya dan secara dramatis mengikis otonominya".

Sebagai tanggapan, Johnson mengatakan bahwa "jika perlu", pemerintah Inggris akan mengambil langkah-langkah untuk menyambut lebih banyak warga Hong Kong ke Inggris. "Ini akan menjadi salah satu perubahan terbesar dalam sistem visa kami dalam sejarah Inggris," tulisnya.

Proposal yang ditawarkan Johnson itu, juga akan memberi para pemegang paspor "hak imigrasi lebih lanjut, termasuk hak untuk bekerja, yang dapat menempatkan mereka pada rute menuju kewarganegaraan".

Diperkirakan 350.000 orang yang tinggal di Daerah Administratif Khusus Cina memenuhi syarat, dengan 2,5 juta orang yang memenuhi syarat untuk mendaftar.

"Banyak orang di Hong Kong takut akan cara hidup mereka - yang dijanjikan oleh Cina untuk dijunjung tinggi - berada di bawah ancaman. Jika Cina terus membenarkan ketakutan mereka, maka Inggris memberikan alternatif," kata Johnson.

Sementara itu Tom Tugendhat, anggota parlemen Inggris dan ketua Komite Urusan Luar Negeri, bergabung dengan rekan-rekannya dari Australia, Kanada dan Selandia Baru. Mereka meminta Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk mengirim utusan khusus, untuk penegakan hukum dan hak asasi manusia ke Hong Kong.

Mereka mengatakan bahwa Undang-Undang Keamanan Nasional yang diusulkan Cina di Hong Kong adalah "pelanggaran" dari kesepakatan antara Inggris dan Cina di Hong Kong.

Polisi huru hara berjaga di depan butik Louis Vuitton saat aksi protes UU Keamanan Nasional di Hong Kong, Cina, 28 Mei 2020. REUTERS/Tyrone Siu

Pada hari Selasa, 2 Juni 2020, Inggris juga telah memperingatkan bahwa Hong Kong berisiko kehilangan statusnya sebagai salah satu pusat perdagangan, bisnis, dan budaya global dengan diberlakukannya Undang-Undang Keamanan Nasional yang baru.

Amerika Serikat sebelumnya telah mengumumkan bahwa mereka melepaskan status khusus Hong Kong, sebagai tanggapan terhadap undang-undang tersebut, karena tidak lagi percaya wilayah tersebut memiliki otonomi.

Berita terkait

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

3 jam lalu

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

Mulai Sabtu, 27 Juli 2024, salah satu operator bus di Hong Kong menerapkan tiket satu hari tanpa batas untuk wisatawan

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

4 jam lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

9 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

Gregoria Mariska Tunjung mengalahkan Yeng Sum Yee dalam 32 menit untuk memastikan satu poin bagi Indonesia lawan Hong Kong di Grup c Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

12 jam lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

2 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

75.572 Visa Jemaah Haji Reguler Sudah Terbit

2 hari lalu

75.572 Visa Jemaah Haji Reguler Sudah Terbit

Kemenag mengatakan ada 75.572 visa jemaah haji reguler yang sudah terbit. Diketahui Jemaah haji Indonesia akan mulai terbang ke Arab Saudi pada 12 Mei

Baca Selengkapnya

Mengintip The Black Dog, Pub yang Disebut Taylor Swift dalam Album Barunya

4 hari lalu

Mengintip The Black Dog, Pub yang Disebut Taylor Swift dalam Album Barunya

The Black Dog, pub di London mendadak ramai dikunjungi Swifties, setelah Taylor Swift merilis album barunya

Baca Selengkapnya

Gaet Turis Lebih Banyak, Thailand buat Perjanjian Bebas Visa Permanen dengan Kazakhstan

5 hari lalu

Gaet Turis Lebih Banyak, Thailand buat Perjanjian Bebas Visa Permanen dengan Kazakhstan

Thailand mengalami peningkatan signifikan jumlah wisatawan dari Kazakhstan sejak program pembebasan visa sementara tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Mengenal Visa Haji dan Beberapa Visa Lainnya

5 hari lalu

Mengenal Visa Haji dan Beberapa Visa Lainnya

Visa Haji merupakan visa untuk warga negara Indonesia yang akan pergi menjalankan ibadah haji, selain itu ada beberapa visa lainnya.

Baca Selengkapnya

23.000 Visa Jemaah Haji Reguler Indonesia Sudah Terbit

5 hari lalu

23.000 Visa Jemaah Haji Reguler Indonesia Sudah Terbit

Kementerian Agama sedang menyiapkan dokumen dan memproses visa jemaah haji regular Indonesia.

Baca Selengkapnya