Malam Berganti Parafin Sawit, Batik Yogyakarta Berevolusi

Jumat, 11 Oktober 2019 09:00 WIB

Ketua Dekranasda Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Lisda Hendrajoni mewarnai pola batik Mandeh Rubiah didampingi pewaris tahta Mandeh Rubiah VII, Sabtu, 24 Agustus 2019. ANTARA

TEMPO.CO, Yogyakarta - Selama ribuan tahun, malam digunakan sebagai bahan utama pembuatan batik -- termasuk batik Yogyakarta. Malam berfungsi sebagai pemblok warna antar motif. Namun, belakangan ketika berbagai campuran kimia jadi komposisi pembuatan malam, pemblok warna ini tak ramah lingkungan.

Kini batik dituntut menggunakan sumber daya yang lestari, dapat terbarukan dan lokal. Terutama untuk penyediaan bahan baku utamanya, yakni malam batik.

Selama ini pengrajin menggunakan malam dengan komponen seperti parafin, gondorukem, microwax, kote, damar, mata kucing dan CPO, "Selama ini bahan malam untuk membatik memakai unsur parafin yang sumbernya berasal dari minyak bumi, jadi suatu saat akan habis," ujar Perekayasa Utama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Indra Budi Susetyo di Yogyakarta, Kamis 10 Oktober 2019.

Indra menuturkan, pemakaian bahan malam batik dari sumber daya tak terbarukan seperti minyak bumi itu, justru akan mengancam keberlangsungan warisan budaya dunia yang telah ditetapkan UNESCO tersebut.

Indra menuturkan saat ini BPPT sendiri telah mengembangkan inovasi untuk menggantikan unsur parafin dalam komposisi malam batik itu. Melalui penggantian parafin dengan bio paraffin substitute atau kerap disebut Bio Pas yang merupakan hasil olahan kelapa sawit.

Advertising
Advertising

Minyak sawit dinilai memiliki fraksi padat stearin, yang saat ini umumnya dipisahkan dalam industri refinery – fraksinasi, yang berpotensi dapat digunakan sebagai bahan baku untuk produk pengganti parafin.

Malam batik umumnya menggunakan bahan parafin dari minyak bumi. Kini diperkenalkan parafin yang berasal dari minyak sawit. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Namun lemak padat sawit tersebut masih memerlukan berbagai tahapan proses modifikasi struktur molekulnya, untuk dapat kompatibel dengan komponen-komponen penyusun formula malam batik lainnya. Sehingga diperoleh karakteristik formula malam batik yang tepat.

Tetapi karena telah mengalami proses sintesa yang diperlukan, lemak padat sawit tersebut tidak hanya akan menggantikan kendal; atau minyak lain yang digunakan dalam formula malam batik.

Indra mengatakan bahan pengganti parafin ini sudah mulai digencarkan untuk diaplikasikan para pengrajin batik. Dalam rangkaian Pameran Batik 2019 yang dihelat Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Yogyakarta 9-13 Oktober 2019 di Yogyakarta, BPPT memperkenalkan Bio Pas kepada 40 peserta dari kelompok batik asal kabupaten Sleman, Bantul, Gunungkidul, dan Purworejo. Mereka mendapatkan pengenalan dan pelatihan ihwal pengganti parafin untuk malam batik itu.

Indra mengungkapkan penggantian parafin pada malam batik lewat olahan kelapa sawit ini, juga ekonomis. Penggunaan parafin sawit itu bisa menekan biaya produksi hingga 20 persen. "Kami yakin kalau semakin dikenal, para produsen batik akan menggunakannya," tuturnya.

Saat ini produsen batik di tanah air memang belum banyak yang menggunakannya. Sebab inovasi itu baru mulai dikenalkan sejak 2017 lalu mulai di Yogyakarta, Solo, Banyumas, juga Pekalongan. "Produk sudah ada yang dijual di pasaran namum jumlahnya belum banyak," ungkapnya.

Peneliti Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Yogyakarta Kementrian Perindustrian RI Farida mengatakan, malam batik tanpa parafin minyak bumi ini sudah diformulasi menjadi bahan yang menghasilkan kualitas bagus.

Penggunaannya pada proses pembatikan mampu menjadi perintang warna yang bagus. "Tidak terdapat rembesan warna yang masuk di tapak alat membatik atau canting," katanya.

Selain itu, kata dia, hasil pewarnaan yang dihasilkan lebih tajam dan cerah. Karena tahan terhadap larutan alkali dan asam akibat zat pewarna sintesis.

Pembatik menyelesaikan proses pembuatan batik kombinasi tulis dan cap motif dua jari di Batik Putra Laweyan, Solo, Jawa Tengah, Selasa, 12 Maret 2019. Batik motif dua jari tersebut banyak dipesan relawan dan pendukung pasangan Capres no urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. ANTARA/Mohammad Ayudha

Kepala BBKB Titi Purwati Widowati mengatakan, formulasi turunan sawit ke dalam malam batik merupakan substitusi potensial dari parafin untuk industri kreatif batik. "Ini memberi peluang kemandirian dan jaminan penyediaan bahan secara jangka panjang berbasis bahan terbarukan lokal," kata dia.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

4 hari lalu

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

5 hari lalu

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.

Baca Selengkapnya

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

8 hari lalu

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

Kota Lama Semarang hingga Taman Lele, Semarang tak pernah kehabisan destinasi wisata.

Baca Selengkapnya

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

33 hari lalu

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.

Baca Selengkapnya

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

35 hari lalu

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

52 hari lalu

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.

Baca Selengkapnya

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

59 hari lalu

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

Kedutaan Besar RI di Canberra menggelar promosi batik di Balai Kartini, Australia. Agenda tersebut dilaksanakan melalui Atase Perdagangan Canberra bersama Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI).

Baca Selengkapnya

Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

17 Februari 2024

Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

Lini terakhir dari Vespa Batik ini akan berhenti diproduksi pada Oktober 2024 setelah mencapai total produksi sebanyak 1.920 unit.

Baca Selengkapnya

NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

11 Februari 2024

NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

NMAA kembali tampil dalam pameran modifikasi Osaka Auto Messe (OAM), Jepang, pada 10-12 Februari 2024 dengan memajang Lancer Evo Batik.

Baca Selengkapnya

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

6 Februari 2024

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

Pengusaha batik Yogyakarta selamat dari pandemi berkat penjualan online. Omsetnya juga naik.

Baca Selengkapnya