Naik Kereta Melbourne - Sydney Dibilang Aneh, Sensasinya Wow

Reporter

Tempo.co

Editor

Mitra Tarigan

Selasa, 13 Agustus 2019 05:29 WIB

Pusat informasi di Stasiun Southern Cross, Melbourne, pada 13 Juli 2019. Tempo/Mitra Tarigan

TEMPO.CO, Jakarta - Bukan satu dua orang yang mengingatkan saya agar memilih naik pesawat terbang dari Melbourne menuju Sydney, Australia, ketimbang kereta. Alih-alih setuju, saya tetap naik kereta api karena penasaran dengan sensasi di sepanjang perjalanan sejauh 910 kilometer. Tiket lebih mahal dan durasi 11 jam di jalan tak menyurutkan rasa ingin tahu itu.

"Anda bakal letih sekali karena durasi perjalanan naik kereta akan sangat lama hingga sampai ke Sydney," ucap sopir taksi yang saya tumpangi menuju stasiun Southern Cross Station, Melbourne, pada 13 Juli 2019. "Lagipula, kenapa tidak naik pesawat saja?"


Peron 1 di Stasiun Southern Cross, Melbourne, Australia pada 13 Juli 2019. Tempo/ Mitra Tarigan

Wajah pria asal India itu berkerut sekaligus berusaha meyakinkan saya agar mengurungkan niat naik kereta ke Sydney. Dia mengaku belum pernah mendengar ada orang yang pergi ke Sydney menggunakan kereta api selama ini. "Naik pesawat ke Sydney cuma 1,5 jam," kata dia meyakinkan.

Tak cuma sopir taksi, hampir semua orang yang mendengar saya memutuskan pergi ke Sydney dengan kereta api menyarankan hal yang sama. Pada akhirnya mereka menyerahkan keputusan terakhir kepada saya seraya berkata, "semoga perjalananmu menyenangkan."

Selanjutnya: Perbandingan harga - waktu VS pengalaman

<!--more-->

Perjalanan 910 kilometer dari Melbourne ke Sydney ini lebih dari perjalanan Malang, Jawa Timur ke Jakarta. Itupun jaraknya 'hanya' 881 kilometer yang ditempuh lewat jalur selatan selama 15 sampai 16 jam dengan Kereta Api Matarmaja.

Advertising
Advertising

Saya membeli tiket kereta Melbourne - Sydney seharga AUSD 130,25 atau Rp 1,25 juta untuk kelas ekonomi. Kalau mau irit, harga ini memang 'kalah' telak dengan jalur udara. Tiket pesawat dari Melbourne ke Sydney bisa ditebus dengan harga AUSD 90 - 130 atau sekitar Rp 870 ribu sampai Rp 1,25 juta, tergantung kelas yang dipilih. Artinya, dengan uang itu saya bisa naik pesawat dan duduk manis di kelas bisnis. Tapi keinginan merasakan pengalaman naik kereta di Australia tak tergoyahkan.



Kereta antar kota XPT menuju Stasiun Central Sydney dari Stasiun Southern Cross Mebourne, pada 13 Juli 2019. Tempo/ Mitra Tarigan

Hanya ada dua jadwal perjalanan dengan kereta dari Melbourne ke Sydney. Kereta pagi yang berangkat dari Southern Cross Station, Melbourne pukul 08.30 dan tiba pukul 20.01 di Central Station, Sydney. Ada pula kereta malam yang berangkat pukul 19.50 dan tiba di Sydney pukul 06.59.

Saya memutuskan untuk mengambil kereta malam dari Stasiun Southern Cross, Melbourne. Memang, para penumpang tidak bisa melihat pemandangan perjalanan karena di luar jendela kereta gelap. Namun bagi para pelancong, salah satu keuntungannya adalah bisa menghemat biaya penginapan satu malam karena bisa beristirahat di kereta.


Kereta antar kota XPT menuju Stasiun Central Sydney dari Stasiun Southern Cross Mebourne, pada 13 Juli 2019. Tempo/ Mitra Tarigan


Selanjutnya: Menyenangkan, mengejutkan, dan ya... melelahkan

<!--more-->

Saya tiba di Southern Cross Station, Melbourne 50 menit lebih awal dari jadwal keberangkatan kereta. Ada baiknya Anda tiba lebih awal saat hendak berangkat ke Sydney dari Melbourne. Musababnya, Southern Cross Station adalah salah satu stasiun dengan 16 peron. Bila tidak terbiasa, sangat mungkin Anda kesulitan mencari peron yang dituju.

Kereta saya saat itu berada di jalur satu. Gerbang menuju peron satu tersembunyi di dekat jalan gang yang mengarah ke bis yang mengantar ke bandar udara. Saat tiba di peron 1, ternyata ada sebuah kereta dengan lima gerbong yang sedang di parkir di jalur itu. "Apakah ini kereta menuju Sydney," tanya saya kepada petugas kereta api.

"Bukan. Kereta ke Sydney sudah berangkat 20 menit lalu," ucap petugas itu. Tentu saya kaget setengah mati dengan wajah kian panik. Namun si petugas buru-buru meralat ucapannya. "Saya bercanda," katanya sambil tertawa. "Saya melihat wajah Anda yang ketakutan." Oke, lelucon yang menarik Pak. Saya lega karena dia hanya ingin melucu.

Pria tadi bukan satu-satunya petugas yang berhasil membuat penumpang terbahak. Pengumuman yang terdengar dari pengeras suara saat kereta sudah jalan pun disampaikan dengan cara yang unik. "Agar merasa lebih nyaman, Anda boleh kok melepas sepatu. Lagipula, kami tidak ingin melihat jejak kaki Anda di banyak tempat," kata petugas itu. Seorang penumpang yang duduk di depan saya tertawa mendengar pengumuman itu. Dia pun menyarankan agar petugas yang menyampaikan pengumuman tadi mengikuti Stand Up Comedy.


Tempat duduk di kereta antar kota XPT menuju Stasiun Central Sydney dari Stasiun Southern Cross Mebourne, pada 13 Juli 2019. Tempo/ Mitra Tarigan


July adalah periode terdingin di Australia. Bila Anda ke ruang terbuka, angin yang berhembus bisa membuat Anda menggigil. Namun di dalam kereta, tentu Anda akan merasa lebih hangat. Bahkan bila tidak mengenakan jaket sekalipun.

Waktu makan malam tiba. Di gerbong restorasi tersedia aneka makanan berat, camilan, dan minuman. Saya membeli segelas cokelat panas seharga AUSD 3.50 atau Rp 33.800. Berbeda dengan kereta restorasi di Indonesia yang menyediakan beberapa bangku di gerbong makan, di Australia, Anda harus menyantap makanan dan minuman di kursi sendiri. Di setiap kursi tersedia meja lipat seperti di pesawat.

Pusat informasi di Stasiun Kereta Api Central, Sydney, Australia pada 13 Juli 2019. Tempo/ Mitra Tarigan

Satu hal lagi yang menurut saya fasilitas kereta di Indonesia lebih baik. Kereta di Indonesia, termasuk kereta kelas ekonomi, menyediakan stop kontak di setiap kursinya. Sayang di kereta ini, Anda tidak mendapatkannya. Sebab itu, pastikan persediaan baterai seluler Anda cukup selama perjalanan atau membawa powerbank.

Beberapa tempat publik, seperti di Central Station, Sydney, juga tidak ada arena khusus untuk mengisi daya baterai. Anda pun sulit bila ingin menumpang mengisi daya baterai telepon genggam di toko. "Tidak boleh menumpang mengisi baterai telepon genggam di sini. Aturannya mengatakan tidak boleh," kata seorang pelayan toko di Stasiun Central Sydney.


Stasiun Central Sydney, Australia, 14 Agustus 2019. Tempo/ Mitra Tarigan

Secara umum, perjalanan menggunakan kereta bisa menjadi salah satu pilihan saat travelling dari Melbourne ke Sydney. Kebersihan deretan bangku dan toilet memang unggul. Sepanjang perjalanan juga terasa mulus, nyaris tanpa guncangan. Dengan begitu, tidur di kereta menjadi lebih nyaman. Plus, tepat jam 22.00 lampu di gerbong dipadamkan. Seolah mengucapkan selamat tidur penumpang.

Berita terkait

Larangan Merokok Ganja di Stasiun, Mengenal Deutsche Bahn Perusahaan Kereta Jerman yang Mengumumkan Aturan Ini

39 menit lalu

Larangan Merokok Ganja di Stasiun, Mengenal Deutsche Bahn Perusahaan Kereta Jerman yang Mengumumkan Aturan Ini

Operator kereta di Jerman Deutsche Bahn atau DB mengumumkan melarang merokok ganja di area-area stasiun. Aturan ini berlaku mulai 1 Juni 2024

Baca Selengkapnya

Kenangan Manis Timnas Indonesia Berlaga di Olimpiade Melbourne 1956

12 jam lalu

Kenangan Manis Timnas Indonesia Berlaga di Olimpiade Melbourne 1956

Timnas Indonesia pernah menjadi perbincangan era 1950-an kala melawan Uni Soviet di perempat final Olimpiade Melbourne 1956 pada 29 November 1956.

Baca Selengkapnya

Volume Penumpang Kereta Api di Triwulan Pertama 2024 Mencapai 11 Juta Penumpang

2 hari lalu

Volume Penumpang Kereta Api di Triwulan Pertama 2024 Mencapai 11 Juta Penumpang

KAI mengoperasikan sejumlah kereta api baru, di antaranya seperti KA Argo Merbabu relasi Gambir-Semarang Tawang Bank Jateng (pp).

Baca Selengkapnya

5 Tips Memilih Kursi Kereta Api Jarak Jauh agar Tidak Mundur

2 hari lalu

5 Tips Memilih Kursi Kereta Api Jarak Jauh agar Tidak Mundur

Saat bepergian jarak jauh menggunakan kereta, ketahui beberapa tips memilih kursi kereta agar tidak mundur. Berikut ini tipsnya.

Baca Selengkapnya

Elon Musk Berdebat dengan Pemerintah Australia Soal Konten Penikaman Uskup di Sydney

5 hari lalu

Elon Musk Berdebat dengan Pemerintah Australia Soal Konten Penikaman Uskup di Sydney

Pemilik media sosial X Elon Musk menolak untuk menghapus konten media sosial tentang insiden penikaman uskup di Sydney, menentang perintah komisaris sensor Australia.

Baca Selengkapnya

Satu Orang Tewas dan Belasan Luka Akibat KA Rajabasa Tabrak Bus di OKU Timur, Begini Penjelasan PT KAI

5 hari lalu

Satu Orang Tewas dan Belasan Luka Akibat KA Rajabasa Tabrak Bus di OKU Timur, Begini Penjelasan PT KAI

PT KAI angkat bicara menyusul insiden kecelakaan lalu lintas antara KA Rajabasa (KA PLB S12A) relasi Tanjungkarang - Kertapati dengan bus kemarin.

Baca Selengkapnya

Remaja Penikam Uskup di Sydney Didakwa Terorisme, Terancam Penjara Seumur Hidup

8 hari lalu

Remaja Penikam Uskup di Sydney Didakwa Terorisme, Terancam Penjara Seumur Hidup

Remaja laki-laki berusia 16 tahun telah didakwa melakukan pelanggaran terorisme setelah menikam uskup gereja Asyur di Sydney saat kebaktian gereja.

Baca Selengkapnya

KAI Daop 1 Jakarta: 75 Ribu Kursi Kereta Masih Tersedia untuk Keberangkatan Pasca Libur Lebaran

8 hari lalu

KAI Daop 1 Jakarta: 75 Ribu Kursi Kereta Masih Tersedia untuk Keberangkatan Pasca Libur Lebaran

Total perjalanan selama masa angkutan lebaran periode 31 Maret hingga 21 April 2024 sebanyak 1.693 kereta api.

Baca Selengkapnya

Mal di Sydney Lokasi Penikaman Massal Kembali Dibuka

9 hari lalu

Mal di Sydney Lokasi Penikaman Massal Kembali Dibuka

Mal Bondi Westfield di Sydney, Australia kembali dibuka setelah insiden penikaman massal oleh pria gangguan jiwa pada Sabtu lalu.

Baca Selengkapnya

Uskup Sydney yang Ditusuk Pulih dan Memaafkan Penyerang

9 hari lalu

Uskup Sydney yang Ditusuk Pulih dan Memaafkan Penyerang

Uskup Asyur yang ditikam saat kebaktian di gereja di Sydney sudah pulih dan mengatakan ia memaafkan penyerangnya.

Baca Selengkapnya