Pasar Takjil di Jantung Kota Kediri
Reporter
Hari Tri Wasono (Kontributor)
Editor
Tulus Wijanarko
Senin, 21 Mei 2018 09:38 WIB
TEMPO.CO, Kediri - Pemerintah Kota Kediri menetapkan jalanan Hayam Wuruk sebagai sentra kuliner khusus pada Ramadan tahun ini. Ruas jalan sepanjang 200 meter yang biasanya padat lalu lintas itu kini bebas dimanfaatkan pedagang takjil selama bulan puasa.
Jalan Hayam Wuruk, yang merupakan salah satu jalan utama pusat Kota Kediri, kini macet sejak pukul 15.00 WIB. Ratusan pedagang makanan berjajar di sana hingga memakan hampir sepertiga badan jalan. Di tempat ini, para pedagang dan pemburu takjil tumpah-ruah.
Segala macam masakan rumah, khususnya takjil, tersedia lengkap di sana. Mulai aneka es, jajanan tradisional, kue basah dan kering, lauk-pauk, sayur, kolak, hingga menu ikan laut dan air tawar berjajar rapi. Bahkan menu yang tak muncul pada hari biasa tersedia di tempat ini.
Aktivitas pedagang di sana mulai terasa sejak pukul 14.00 WIB. Saat itu, para pedagang mulai menata barang jualan di atas meja. Sebelumnya, petugas Dinas Perhubungan dan Satuan Polisi Pamong Praja mensterilkan kawasan ini dari kendaraan parkir di tepi jalan.
Tepat pukul 15.00 WIB, tempat ini berubah menjadi surga kuliner. Jumlah kendaraan roda empat yang melintas juga dibatasi oleh polisi untuk mencegah kemacetan. Menjelang waktu berbuka puasa, jumlah pengunjung yang datang kian banyak.
Tak semua pedagang di tempat ini berprofesi sebagai pembuat makanan dalam kesehariannya. Banyak di antara mereka adalah mahasiswa dan pelajar. Rata-rata mereka memilih menjual es buah dan kolak dengan alasan mudah membuatnya. “Hasilnya lumayan, meski harus dibagi dengan teman-teman,” kata Eni, mahasiswi salah satu perguruan tinggi swasta di Kediri, Minggu, 20 Mei 2018.
Pemerintah Kota Kediri tak hanya menyediakan tempat, tapi juga memonitor kualitas makanan yang dijual. “Kami melakukan pemeriksaan rutin,” ucap Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemerintah Kota Kediri Apip Permana.
Masyarakat menyambut baik pasar takjil dadakan ini. “Lebih praktis dan banyak pilihannya,” ujar Zahnia, ibu rumah tangga yang tinggal di Perumahan Persada Sayang, Kediri.
Ibu tiga anak ini rela menempuh perjalanan 3 kilometer dari rumahnya untuk berburu takjil dan menu berbuka. Banyaknya pilihan makanan yang tersedia bisa juga untuk menu sahur jika malas memasak.
HARI TRI WASONO (Kediri)