TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pariwisata Arief Yahya meluncurkan lima destinasi wisata kuliner unggulan 2015 di Jakarta, Senin, 23 November 2015. Kelima destinasi wisata kuliner unggulan itu adalah Bandung, Solo, Yogyakarta, Semarang, dan Bali.
Peluncuran destinasi wisata kuliner unggulan dilakukan seusai acara "Dialog Gastronomi Nasional", yang diselenggarakan Akademi Gastronomi Indonesia (AGI) di Jakarta.
Arief memaparkan, Indonesia memiliki potensi besar dalam mengembangkan gastronomi dengan keunikan dan keanekaragaman yang bersumber dari etnik dan budaya suku yang ada di bumi Nusantara ini. Sejak abad XV, Indonesia sudah terkenal di mancanegara sebagai sumber rempah-rempah dunia dan dikenal pula akan hidangannya yang beragam dan unik.
"Sayangnya, keunikan dan keanekaragaman gastronomi Indonesia ini makin tergerus oleh waktu dan zaman serta perubahan pola gaya hidup masyarakat sehingga perlu upaya perlindungan agar berkembang dan mampu bersaing di era globalisasi saat ini," ujarnya.
Arief menjelaskan, kota-kota yang ditetapkan sebagai destinasi wisata kuliner unggulan itu dipilih berdasarkan enam kelayakan, yakni produk dan daya tarik utama, pengemasan produk dan event, kelayakan pelayanan, kelayakan lingkungan, kelayakan bisnis, dan peran pemerintah dalam pengembangan destinasi wisata kuliner.
Arief berharap jumlah destinasi wisata kuliner unggulan bakal bertambah seiring dengan meningkatnya kesiapan dan komitmen pemerintah daerah dalam mengembangkan potensi wisata kuliner di daerah masing-masing. Apalagi wisata kuliner memiliki potensi ekonomi yang besar. Pada 2013, misalnya, kontribusi nilai tambah bruto sektor kuliner sebesar Rp 208,6 triliun dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 4,5 persen sepanjang 2012-2013.
Sektor kuliner juga menyerap tenaga kerja sebesar 3,7 juta orang dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 26 persen. Unit usaha yang tercipta dari sektor ini tercatat sebesar 3,0 juta dengan rata-rata pertumbuhan 0,9 persen.
ANTARA