TEMPO.CO, Singapura - Berjalan-jalan ke Singapura tak selalu menguras banyak dana. Di tengah tingginya biaya hidup, termasuk biaya hotel, ada beberapa alternatif untuk menghemat pengeluaran. Salah satunya dengan memilih menginap di hotel kapsul.
Disebut hotel kapsul karena hanya tersedia satu tempat tidur yang biasanya terletak di pojok ruangan dan saling menumpuk. Saat ini telah banyak pengusaha yang membuka hotel kapsul di negara yang tarif hotel per malamnya tertinggi di kawasan Asia-Pasifik itu.
Salah satu hotel kapsul yang bisa jadi pilihan adalah The Pod Boutique Capsules. "Saya ingin datang dengan produk yang hemat biaya untuk wisatawan, khususnya mereka yang berasal dari Asia," kata Managing Director The Pod Michelle Lim.
The Pod-Boutique Capsules terletak di kawasan Beach Road. Akomodasi ini dapat dicapai dengan berjalan kaki dari Arab Quarter di Singapura. The Pod hanya sepuluh menit berjalan kaki dari Bugis Junction Mall dan Bugis Village. Hotel yang dilengkapi dengan loker pribadi ini menyediakan sarapan prasmanan setiap hari dan fasilitas Wi-Fi gratis untuk pelanggannya.
Seperti dilansir Channel News Asia pada Ahad, 22 November 2015, selain tarif yang lebih terjangkau, tamu hotel kapsul juga tertarik pada hal-hal baru yang ditawarkan hotel ini, termasuk ide tinggal di dalam kapsul dan kesempatan mendapat teman baru.
"Semua orang terus mengatakan bahwa itu terlalu sempit dan sesak, tapi sebenarnya ini tidak. Saya benar-benar menikmatinya. Ruang pribadi saya berada di sebuah ruangan besar dengan orang lain," ujar Daphnee Iglesias, seorang turis dari Brasil.
Pendapat serupa dikemukakan Zoey Yang, seorang turis dari China. "Ini sangat nyaman, itu bukan tentang ukuran, itu tentang orang-orang. Ruangan membuat orang merasa nyaman," tuturnya.
Banyak pengusaha di Singapura yang tertarik membuka lebih banyak lagi hotel kapsul tersebut. Rencananya, pada 2017, jaringan hotel internasional, Yotel, akan meluncurkan hotel kapsul pertamanya di Asia, yakni di Orchard Road. Hotel serupa juga akan dibuka di Jewel Changi Airport pada 2018.
YON YOSEPH