TEMPO.CO, Solo - Ribuan orang memadati kawasan Keraton Kasunanan Surakarta dan jalan di sekitarnya, Rabu malam, 14 Oktober 2015. Mereka ingin menyaksikan ritual kirab pusaka menyambut Tahun Baru Jawa.
Warga mulai berdatangan ke keraton dan jalan yang dilalui oleh rombongan kirab sekitar pukul 21.00 WIB. Mendekati tengah malam, warga semakin berjubel hingga lalu lintas di sejumlah ruas jalan harus dialihkan.
Iring-iringan kirab mulai diberangkatkan dari keraton tepat pada tengah malam. Mereka membawa sembilan pusaka keraton yang terbungkus kain hitam.
Kawanan kerbau berwarna putih atau kebo bule berada di barisan terdepan rombongan kirab. Kemudian, diikuti oleh para abdi dalem yang mengenakan pakaian tradisional. Mereka berjalan kaki sembari puasa bicara.
Di beberapa tempat, warga menggelar panggung pentas seni tradisi di jalur yang dilalui kirab. Di sepanjang jalan juga berjajar penjor atau janur kuning yang dipasang oleh warga.
Salah satu penonton, Mardiko mengaku datang dari Sukoharjo khusus untuk menyaksikan kirab. "Setiap tahun pasti nonton," katanya.
Dia bertahan menunggu iring-iringan peserta kirab lewat meski sudah dinihari. "Untungnya besok kerja shift siang," kata buruh pabrik tekstil tersebut.
Salah satu penjual makanan, Suwarni, mengatakan jumlah penonton tidak sebanyak tahun-tahun sebelumnya. "Mungkin lantaran kirabnya mundur sehari," katanya. Menurut dia, banyak masyarakat yang kecele datang untuk menyaksikan kirab pada Selasa malam kemarin.
Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton, KPA Winarno Kusumo, mengatakan penyelenggaraan kirab memang mundur satu hari. "Dalam penanggalan keraton, 1 Suro jatuh pada hari Kamis," katanya.
Keraton menggunakan penanggalan yang disusun oleh Sultan Agung. Terkadang, penanggalan itu memang terjadi selisih dengan penanggalan pemerintah. "Empat tahun lalu juga selisih satu hari," katanya.
AHMAD RAFIQ