TEMPO.CO, Balikpapan - Nuansa modern terasa sesaat setelah memasuki terminal Bandar Udara Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan Timur. Sepintas pembangunan bandara ini mengadopsi konsep arsitektur Bandara Kualanamu, Sumatera Utara, yang memiliki kelebihan layanan kereta api dalam kota.
Bandara seluas 100 ribu meter persegi ini hanya menambah sedikit sentuhan nuansa etnik Dayak pada bangunan modern yang aman sekaligus nyaman. “Konsepnya, Bandara Sepinggan menerapkan rancangan modern, disisipi nuansa etnik Kalimantan,” kata pemerhati wisata Balikpapan, Syahrul Karim, Senin, 14 September 2015.
Konsep tradisional ini sesuai dengan pemilihan nama "Sepinggan" yang sejatinya menyadur dari bahasa Dayak Paser yang artinya "satu piring" atau penggambaran dari rasa persatuan dan kesatuan warga Balikpapan yang heterogen saat itu. Namanya sesuai pula dengan nama lokasi Kelurahan Sepinggan yang berada di wilayah Kecamatan Balikpapan Kota.
Arsitektur bandara mencoba mengingatkan pengunjung akan keindahan hutan tropis Borneo berbalut tiang-tiang beton. Hampir di setiap sudut Bandara Sepinggan dihiasi taman-taman buatan yang berhiaskan berbagai jenis anggrek, yang satu di antaranya anggrek hitam.
Semua itu dipadukan dengan kenyamanan penumpang berkat adanya fasilitas garbarata, tangga berjalan, lift, hingga fasilitas parkir yang mampu menampung ribuan kendaraan bermotor serta pengamanan kelas wahid.
Mobil pengantar penumpang langsung menapak lantai tiga Bandara Sepinggan yang memang dikhususkan bagi keberangkatan penumpang pesawat. Pemisahan terminal keberangkatan dengan kedatangan pesawat di lantai dasar Bandara Sepinggan disengaja agar tidak terjadi penumpukan arus penumpang yang bisa mengurangi kenyamanannya.
Dinding kaca berdiri gagah di kiri, kanan, hingga bahkan atap Bandara Sepinggan agar lampu penerangan bisa dipadamkan pada siang hari. Meski demikian, suasana dalam gedung tetap segar berkat peralatan pengontrol suhu udara yang disesuaikan dengan jumlah pengunjung ataupun kondisi cuaca Kota Balikpapan. Bandara Sepinggan memaksimalkan dinding-dinding kaca guna meminimalkan penggunaan energi listrik yang memang terbatas di Balikpapan.
Jenuh menunggu jadwal keberangkatan pesawat? PT Angkasa Pura Balikpapan, selaku otoritas Bandara Sepinggan, sudah menyiapkan sarana pusat belanja berbagai produk ternama negeri. Lokasinya pun bisa dijangkau dengan menuruni tangga berjalan di lantai dua bangunan Bandara Sepinggan yang dikombinasikan dengan sarana kuliner siap saji.
Para penumpang pesawat tidak perlu lagi ke luar wilayah Bandara hanya untuk membeli barang ataupun oleh-oleh khas Kalimantan. Semuanya ada di lantai 2 Bandara Sepinggan.
Itu kalau disebabkan jadwal penerbangan yang molor. Bagaimana saat mendadak jadwal penerbangan ditunda atau bahkan dibatalkan? Tidak perlu cemas. Ada Hotel Hakaya, kelas bintang tiga, yang masih berada di kawasan Bandara Sepinggan.
Layanan masing-masing kamar Hotel Hakaya terhubung langsung dengan jadwal penerbangan/kedatangan di Bandara Sepinggan. “Sehingga para tamu tidak perlu khawatir ketinggalan pesawat,” kata Manajer Umum PT Angkasa Pura Balikpapan Wendo Asrul Rose.
Kemegahan bandara terbesar nomor empat setelah Soekarno-Hatta Jakarta, Ngurah Rai Denpasar, dan Juanda Surabaya ini nantinya akan terasa lengkap saat jalan layang Balikpapan-Penajam Paser Utara sudah terbangun. Pemerintah daerah memang berencana membangun jalan layang yang terhubung langsung dengan jembatan Balikpapan-Penajam Paser Utara yang panjangnya hingga 5 kilometer.
Bandara Sepinggan saat ini bisa disebut sebagai gerbang sebenarnya Pulau Kalimantan. Total proyek pengerjaanya menelan dana jumbo sebesar Rp 2,1 triliun untuk menjawab respons tentang kekurangan daya tampung penumpang yang semula hanya 1,7 juta per tahun. Dengan investasi sebesar itu, Bandara Sepinggan diproyeksikan memiliki nilai ekonomis hingga 50 tahun ke depan. Total nilai investasi perusahaan bisa kembali dalam jangka waktu minimal 8 tahun seusai pengerjaannya.
Bandara Sepinggan dipastikan sudah menjadi bandara nomor satu pelayanan publik prima sesuai dengan penilaian Indonesia National Air Carriers Association (INACA) pada 2014. Bandara Sepinggan baru saja menerima anugerah Best of the Best Indonesia 2014. “Bandara Sepinggan memperoleh nilai 4,21 kepuasan publik, sehingga unggul atas Bandara Ngurah Rai yang nilainya 4,20,” ujarnya.
Penghargaan tersebut juga mendongkrak peringkat Bandara Sepinggan di antara 257 airport internasional. Status ini pulalah yang membuat Bandara Sepinggan menjadi rujukan pembangunan airport domestic ataupun internasional. “Pemprov Jawa Barat, Riau, hingga Pemerintah Timor Leste, Brunei Darussalam, dan Papua Nugini bergantian melakukan kunjungan kerja di Bandara Sepinggan Balikpapan,” ujarnya.
SG WIBISONO