Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mendaki Keindahan Papua di Kaki Jaya Wijaya

Editor

Saroh mutaya

image-gnews
Puncak Gunung Cartenz Jayawijaya. wikipedia.org
Puncak Gunung Cartenz Jayawijaya. wikipedia.org
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Papua memang identik dengan keelokan alam yang masih asri, kekayaan budaya dan sukunya, serta keramahan para penduduk lokal. Hampir di setiap sudut di pulau ujung timur Indonesia itu menyajikan keindahan yang tak terbantahkan.

Mungkin masyarakat dan wisatawan sudah mengetahui beberapa destinasi wisata di Papua, seperti Rajaampat, Danau Sentani, hingga Merauke. Tetapi, masih jarang yang mengunjungi udara dingin di desa-desa kawasan pegunungan.

Keindahan di ketinggian tersebut salah satunya bisa ditemukan di desa Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, dan saya beruntung bisa menikmati secuil keelokan alam Papua bersama tim Ekspedisi Jurnalis ke Puncak Carstensz pada pertengahan Agustus tahun ini.

Sugapa merupakan desa yang cukup terkenal di telinga para pendaki gunung dunia. Pasalnya, desa yang berada pada ketinggian 1.600-2.500 meter di atas permukaan laut tersebut menjadi titik awal pendakian ke puncak tertinggi di Indonesia, Carstensz Pyramid.

Selama di Sugapa, saya bersama tim dipandu oleh Maximus Tipagau, Direktur Carstensz Adventure yang juga penduduk lokal dari Suku Moni. Maximus banyak bercerita dan menunjukan beberapa tempat menarik.

Saya melihat, Sugapa merupakan tempat yang ideal untuk mengenal kebudayaan Papua. Masyarakat di sana sudah terbuka dan ramah terhadap pendatang, mereka tak segan untuk menyapa siapa pun yang datang.

Selain cukup padat penduduk dan ramai aktivitas, Sugapa sudah memiliki fasilitas seperti listrik dan sinyal GSM meskipun terbatas, sehingga cocok bagi siapa saja yang sangat tergantung kepada teknologi.

Pada saat yang sama, di Ibu Kota Intan Jaya ini juga masih bisa ditemukan masyarakat yang selalu mengenakan pakaian adat dalam setiap kegiatannya, sehingga sangat terasa akulturasi antara kehidupan modern dan tradisional.

Masyarakat banyak berkumpul di Jalan Yokatapa setiap menjelang senja untuk saling bercengkerama dan bersosialisasi. Saat bergabung dengan mereka, pengunjung pasti akan sangat sering mendengar kata Amakane yang merupakan salam dan sapaan khas Papua.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Karena berada dikelilingi gunung dan bukit-bukit, serta terletak di belantara tropis, membuat Sugapa mampu menyajikan pemadangan yang indah serta udaha yang sejuk dan segar. Rata-rata udara maksimum di kawasan Sugapa berada di titik 25,02 derajat celcius, dan terendah pada titik 2 derajat celcius.

Ada dua lembah yang menjadi salah satu sumber kehidupan masyarakat Sugapa, yakni Lembah Kemadoga dan Lembah Dugindoga yang subur dan ditanami sayur mayur, kopi dan buah merah.

Sugapa juga memiliki sungai yang airnya berasa asin karena mengandung garam dan menjadi sumber penghasil garam bagi masyarakat pegunungan. Sungai garam ini letaknya memang cukup jauh, pengunjung perlu menggunakan ojek dan melanjutkannya dengan trekking menuju sungai di bukit.

Maximus bercerita bahwa Sugapa juga memilliki sungai air panas, serta sungai Wabu dan Wogabu yang memiliki potensi arung jeram, karena memiliki jeram yang cukup deras dan menantang bagi pecinta kegiatan yang memacu adrenalin.

Karena kawasan Sugapa memiliki kandungan emas, perak dan tembaga, di beberapa sungai yang mengalir bisa dengan mudah ditemukan bebatuan yang tampak berkilau keemasan, tak jarang juga banyak warga setempat yang mencoba mendulang emas.

Selain keindahan alam, kami pun disuguhi oleh atraksi menarik dari adat suku Moni di Sugapa. Mereka secara rutin memproduksi berbagai kerajinan tangan, seperti anak panah, tas rajut noken, hingga koteka. Pengunjung bisa dengan leluasa melihat proses pembuatannya, dan membeli barangnya.

Jika beruntung, pengunjung pun bisa ikut merasakan kemeriahan tradisi upacara bakar batu. Upacara tersebut merupakan pesta sebagai bentuk rasa syukur dengan memasak hasil berkebun dan beternak di atas batu panas yang telah dibakar.

BISNIS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


9 Pantai Papua Terbaik yang Cocok untuk Diving dan Snorkeling

24 Januari 2023

Pantai Amai merupakan lokasi pertemuan antara air sungai dan laut. Foto: @leonard_c4me
9 Pantai Papua Terbaik yang Cocok untuk Diving dan Snorkeling

Daftar pantai terbaik dan cantik di Papua yang menyuguhkan keindahan alam serta menghadirkan beragam permainan air seru.


15 Tempat Wisata di Papua yang Populer, Seperti Surga Tersembunyi

22 Januari 2023

Sejumlah penari menampilkan tari Isosolo dalam Festival Danau Sentani ke-13 di Pantai Khalkote, Kabupaten Jayapura, Papua, Selasa, 25 Oktober 2022. Festival yang digelar hingga 29 Oktober 2022 tersebut menampilkan berbagai kesenian tradisional khas Papua dan hasil kerajinan serta makanan khas Papua buatan masyarakat setempat. ANTARA FOTO/Gusti Tanati
15 Tempat Wisata di Papua yang Populer, Seperti Surga Tersembunyi

Tempat wisata di Papua yang lagi hits serta menyajikan keindahan alam memukau dan menjadi tujuan utama wisatawan


Buah Pala Papua, Tak Sekadar Bahan Makanan untuk Masyarakat Fakfak

5 April 2022

Buah pala asal Kabupaten Fakfak Papua. Dok. Yayasan Inobu
Buah Pala Papua, Tak Sekadar Bahan Makanan untuk Masyarakat Fakfak

Buah pala Papua merupakan salah satu varietas pala Indonesia yang berkualitas.


Desa Wisata Swandarek, Raja Ampat, Ada Sambutan Hangat dari Elis dan Pasukannya

17 Oktober 2021

Suasana di Desa Wisata Swandarek, Raja Ampat, Papua Barat. TEMPO | Alfan Noviar
Desa Wisata Swandarek, Raja Ampat, Ada Sambutan Hangat dari Elis dan Pasukannya

Desa Wisata Swandarek di Raja Ampat, Papua Barat, punya pantai pasir putih yang indah. Air laut begitu bersih dan jernih.


PON Papua, Hasil Kriya Kulit Kayu dari Kampung Asei Jadi Oleh-oleh Favorit

14 Oktober 2021

Lukisan kulit kayu dari Kampung Asei Besar, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Papua, 11 September 2014. TEMPO/Cunding Levi
PON Papua, Hasil Kriya Kulit Kayu dari Kampung Asei Jadi Oleh-oleh Favorit

Hasil kriya kulit kayu dari Kampung Asei Papua itu bisa diolah menjadi tas, lukisan hingga rok rumbai khas.


Wisata Papua Barat, Rekomendasi Trip Satu Hari di Raja Ampat

12 Oktober 2021

Anak-anak Desa Sawandarek meloncat dari atas dermaga saat bermain bersama di Distrik Meos Mansar, Raja Ampat, Papua Barat, 22 November 2019. Sawandarek menjadi salah satu destinasi pilihan wisatawan saat berkunjung ke Raja Ampat selain Piaynemo, Yenbuba, atau Pasir Timbul. TEMPO/Fardi Bestari
Wisata Papua Barat, Rekomendasi Trip Satu Hari di Raja Ampat

Berikut rekomendasi destinasi wisata yang menarik untuk wisatawan yang hanya punya satu hari jalan-jalan di Raja Ampat, Papua Barat.


PON XX Papua 2021, Beda Nasib Dua Bukit yang Jaraknya Hanya 100 Meter

9 Oktober 2021

Pemandangan di Situs Megalitik Tutari, Papua. Dok. Balai Arkeologi Papua
PON XX Papua 2021, Beda Nasib Dua Bukit yang Jaraknya Hanya 100 Meter

Dua bukit di sekitar Danau Sentani, Papua, ini punya nasib yang kontras. Atlet dan wisatawan PON XX Papua 2021 lebih banyak datang ke salah satunya.


PON Papua, Atlet Bisa ke PLBN Skouw dan Lihat Atraksi Adat Suku Saireri

5 Oktober 2021

Pengunjung Berfoto di kawasan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu Skouw yang berbatasan dengan Papua Nugini, di Jayapura, Papua, 14 November 2017.  TEMPO/ Nita Dian
PON Papua, Atlet Bisa ke PLBN Skouw dan Lihat Atraksi Adat Suku Saireri

Selama PON Papua, masyarakat dari Saireri memperkenalkan salah satu budayanya yang biasa digelar saat menyambut tamu kehormatan di PLBN Skouw.


Taman Nasional Wasur di Papua, Surga Fauna Endemik Bumi Cenderawasih

30 September 2021

Quoll, satwa karnivora endemik dari Papua. Foto: Wikipedia
Taman Nasional Wasur di Papua, Surga Fauna Endemik Bumi Cenderawasih

Taman Nasuional Wasur di Papua menjadi habitat bagi beragam jenis hewan endemik khas bumi cenderawasih, bahkan yang sudah langka.


Merauke Jadi Lokasi PON Papua, Lihat Ragam Destinasi Wisata Uniknya

29 September 2021

Destinasi wisata Rumah Semut di Kampung Salor Dua, Distrik Kurik, Merauke, Papua. Foto: Jubi
Merauke Jadi Lokasi PON Papua, Lihat Ragam Destinasi Wisata Uniknya

Untuk para tamu PON Papua, Merauke menawarkan destinasi wisata menarik dan indah yang bisa dikunjungi.