TEMPO.CO, Probolinggo - Ketua Jawa Bali Accomodation, Digdoyo Djamaluddin mengatakan terjadi penurunan tingkat hunian hotel di kawasan Gunung Bromo menyusul pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar.
"Perkiraan kami meleset. Ternyata justru menurun drastis tingkat hunian hotel di kawasan Bromo," kata Digdoyo yang juga sebagai Ketua Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) Kabupaten Probolinggo, Rabu pagi, 2 September 2015.
Menurut Digdoyo yang karib disapa Yoyo ini, para pengelola hotel awalnya memperkirakan dengan menguatnya dolar akan membuat turis asing menginap agak lama dan membelanjakan dollar-nya lebih banyak di kawasan Bromo.
"Ternyata mereka (turis asing) malah berhemat dengan dollarnya," katanya. Yoyo sempat berbincang dengan turis asing yang berwisata di kawasan Bromo. Apa jawabnya ? Kata Yoyo, dengan kondisi Indonesia yang seperti ini, turis malah menghemat dollarnya.
"Mereka malah khawatir ketika akan pulang ke negaranya, dolar mereka habis," katanya. Menurut Yoyo, banyak turis kemudian menerapkan midnight tour saat ke Bromo. "Artinya mereka tidak perlu menginap lama-lama di Bromo," ujarnya.
Karena itu, kata dia, hal ini justru yang menimbulkan merosotnya angka hunian hotel di kawasan Bromo. Hal ini dirasakan Yoyo yang juga pengelola salah satu hotel di kawasan Bromo.
Yoyo mengatakan jika sebelumnya, dalam satu bulan ada 1000 turis yang menginap di hotelnya, saat ini hanya 600 turis dalam satu bulan. "Ada penurunan 40 persen," katanya.
Padahal bulan Agustus kemarin sebenarnya masih high season karena libur musim dingin bagi turis asing. Soal dollar yang dibelanjakan oleh turis asing juga disoroti oleh Yoyo. "Dengan dolar menguat ternyata tidak membuat turis membelanjakan uangnya lebih banyak lagi," katanya.
Yoyo mencontohkan dengan cukup mengeluarkan satu dollar setengah, turis sudah bisa makan kenyang. Yoyo mengatakan kondisi ini tidak hanya dirasakan pengelola hotel di kawasan Bromo saja.
Berdasarkan informasi sesama pengelola hotel jejaring Jawa Bali Four Accomodation yang berada di Bogor, Borobudur (Jogyakarta), Bromo dan Bali. Ada 120 hotel yang menjadi jejaring JB 4 Accomodation. "Sebagian besar merasakan kondisi yang sama," kata Yoyo.
DAVID PRIYASIDHARTA