TEMPO.CO, Surabaya - Nilai tukar dolar Amerika Serikat yang menembus ke level Rp 14 ribu tak hanya membuat pusing dunia industri. Para pelancong alias traveler yang suka liburan ke luar negeri juga turut merasakan dampaknya.
Betapa tidak, dolar AS ialah mata uang yang hampir dijadikan patokan dalam bertransaksi oleh negara-negara tujuan jalan-jalan.
“Kenaikan dolar AS kali ini memang bisa dibilang tinggi sekali. Terakhir nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tembus 15 ribu pada 1998,” kata pendiri Komunitas Backpacker Dunia Indonesia (BDI), Elok Dyah Messwati, saat dihubungi Tempo, Minggu, 30 Agustus 2015.
Namun, menurut Elok, masih ada cara agar tetap bisa jalan-jalan atau travelling ke luar negeri dengan kondisi seperti sekarang. “Jika Anda mengaku sebagai pejalan mandiri alias backpacker selalu ada celah untuk menyiasati bujet selama bepergian. Yang penting tetap bisa have fun,” ujarnya.
Tips utama untuk menyiasatinya ialah memesan tiket pesawat jauh-jauh hari. Elok menceritakan, para anggota komunitas BDI biasa memesan tiket minimal antara 6 bulan hingga 1 tahun sebelum keberangkatan.
“Tiket ke Eropa yang biasanya minimal Rp 10 juta, bisa kita beli seharga Rp 6 juta saat promo maskapai penerbangan setahun sebelumnya. Ini kan sudah hemat Rp 4 juta,” tuturnya.
Dengan telah memegang tiket pesawat, praktis biaya-biaya yang terpaksa mengikuti nilai tukar dolar AS tinggal akomodasi dan transportasi selama perjalanan. “Yang penting tiket sudah di tangan.”
Tips berikutnya adalah menurunkan fasilitas yang dirasakan selama bepergian. “Kurangi tingkat kenyamanan, tapi tetap pilih hotel yang aman dan bersih. Caranya dengan mengajak lebih banyak orang supaya hemat ongkos menginap,” ujar Elok.
Elok menggambarkan, tarif hotel satu kamar berisi empat orang di kota Nice, Perancis Selatan, sekitar 25 euro per malam. “Kalau di hotel yang sama satu kamar diisi 8 orang kan lebih murah.”
Selain itu, menghemat ongkos jalan dan makan juga patut menjadi perhatian. “Ketika masuk tempat wisata, cari hari-hari tertentu yang gratis sehingga nggak menambah biaya,” ujar Elok.
ARTIKA RACHMI FARMITA