Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keindahan Candi Kalasan Terusik, Akibat Pembongkaran Total  

image-gnews
Seorang pekerja membersihkan bagian atas Candi Kalasan dari serangan debu dan lumut, di Kalibening, Tirtamartani, Sleman, Yogyakarta, 25 Mei 2015. TEMPO/Pius Erlangga.
Seorang pekerja membersihkan bagian atas Candi Kalasan dari serangan debu dan lumut, di Kalibening, Tirtamartani, Sleman, Yogyakarta, 25 Mei 2015. TEMPO/Pius Erlangga.
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Tim Konservasi Candi Kalasan yang terdiri dari arkeolog, arsitek, ahli teknik sipil, juga ahli kimia dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta akhirnya sepakat untuk membongkar total candi yang berada Dusun Kalibening, Desa Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman. Lantaran peninggalan agama Budha itu mengalami pelapukan berat akibat pengapuran pada dinding-dinding candi.

“Prosentase pelapukannya belum diukur. Tapi tergolong sudah parah,” kata Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) DIY Tri Hartono yang ditemui usai diskusi Kajian Konservasi Pelestarian Candi Kalasan bersama para ahli di Hotel Jambuluwuk Yogyakarta, Kamis, 27 Agustus 2015.

Tri menjelaskan, pengapuran itu terjadi lantaran badan candi terguyur air hujan dari bagian atas yang berlubang tanpa stupa. Juga bagian bawah candi tergenang air dari saluran irigasi di bawah tanah. Bahkan saat musim hujan, candi tersebut tergenang air hingga ketinggian 40 centimeter.

Data kerusakan candi buatan tahun 778 pada masa Raja Panangkaran yang hidup pada masa Mataram Kuno itu meliputi enam titik retakan pada bagian atap. Lebar retakan dari 0,5 centimeter – 6 centimeter. Bilik candi juga mengalami kerenggangan yang bervariasi antara 0,5 centimeter – 6 centimeter. Kemudian ada endapan pada dinding bilik timur di bagian pintu masuk berupa oksida besi. Serta ada mikroorganisme berupa algae yang tumbuh di batu yang lembab akibat rembesan air.

Dalam kesepakatan tersebut, hasil pembongkaran berupa pengembalian bangunan candi sesuai bentuk struktur candi yang pernah direkonstruksi oleh ahli arkeolog masa kolonial Belanda, Van Romondt pada 1928.

“Tapi mesti ada data-data yang lengkap. Apalagi banyak batu candi yang dulu diambil untuk bantalan rel kereta api,” kata Tri.

Sedangkan apabila dikembalikan pada kondisi saat ini, Tri khawatir karena konstruksi bangunannya tidak kokoh lagi. Mengingat pada 2006 lalu juga ikut terimbas gempa bumi meski tidak mengalami kerusakan parah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Arkeolog UGM Djoko Dwiyanto menjelaskan, proses pembongkaran tersebut dengan melepas batu satu per satu dari atas hingga bawah. Nantinya juga akan dicarikan batu untuk membuat stupa candi. Sehingga lubang bagian atas yang saat ini ditutup dengan lapisan polikarbonat dengan diameter sekitar satu meter tak lagi menjadi jalan masuk air.

“Rencananya juga akan dipasang atap untuk memayungi badan candi. Itu upaya penyelamatan biar tak rusak,” kata Djoko yang juga Kepala Dewan Kebudayaan DIY itu.

Rencananya, proses detal engineering design (DED) akan dimulai pada 2016. Sedangkan pemugaran akan dilakukan pada 2017 dan diperkirakan selesai pada 2019. Alokasi biaya akan diupayakan dari APBN dari pos Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta dari dana keistimewaan DIY.

“Kalau pemugaran Candi Perwara butuh Rp 1,6 miliar dalam setahun. Candi Kalasan sekitar 4-5 kali lipatnya,” kata Djoko memperkirakan.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

4 hari lalu

Ratusan perempuan mengikuti event lari Mbok Mlayu di Kota Yogyakarta pada Hari Kartini 2024. Dok.istimewa
Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.


Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

7 hari lalu

Kampung Wisata Purbayan Kotagede Yogyakarta. Dok. Istimewa
Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.


Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

18 hari lalu

Alat Peraga Manual Pump di Kampung Kerajinan Taman Pintar Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.


Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

22 hari lalu

Karcis parkir yang diberi tempelan jasa titip helm di Kota Yogyakarta. (Dok: media sosial)
Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.


BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

43 hari lalu

Wisatawan mengunjungi objek wisata Pantai Parangkusumo di Bantul, DI Yogyakarta, Jumat 1 Januari 2021. Pascapenutupan kawasan wisata pantai selatan Yogyakarta pada malam pergantian tahun baru, pengunjung memadati kawasan tersebut untuk menghabiskan libur tahun baru meskipun kasus COVID-19 di Yogyakarta terus meningkat. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.


Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

48 hari lalu

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta secara simbolik melakukan penutupan TPA Piyungan pada awal Maret 2024. TPA Piyungan selama ini menampung sampah dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Bantul. (Dok. Istimewa)
Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.


Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

50 hari lalu

Sejumlah karya industri kreatif dipamerkan di Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) di Yogyakarta.  (Dok. Istimewa)
Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.


Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

55 hari lalu

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

Baznas hingga saat ini telah melakukan kolaborasi penuh dengan Lembaga Amil Zakat


Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

58 hari lalu

Tradisi Selasa Wagen yang meliburkan para pedagang di kawasan Malioboro Yogyakarta untuk bersih bersih kawasan kembali digelar Selasa (27/2). (Dok. Istimewa)
Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

Selasa Wagen di kawasan Malioboro berlangsung setiap 35 hari sekali merujuk hari pasaran kalender Jawa.


Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

22 Februari 2024

Salah satu peserta saat mengikuti pembelajaran pawiyatan aksara Jawa di Kota Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

Pawiyatan aksara Jawa ini digelar serentak di 30 kampung mulai 20 Februari hingga 5 Maret 2024 di Kota Yogyakarta.