TEMPO.CO, Purwakarta - Festival topeng yang dinamakan sarung iket topeng (saket) di Purwakarta semalam, berhasil memecahkan rekor MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia). Festival yang diikuti 53 ribu orang peserta itu, tercatat sebagai seni budaya yang unik, original dan melibatkan banyak peserta.
Berdasarkan pantauan Tempo semalam, ribuan penonton dan peserta tumpah ruah di sepanjang Jalan Sudirman, Purwakarta. Acara dibuka dengan sembilan penari muda-mudi yang mengenakan kampret dan kebaya khas Sunda. Mereka meliuk-liukan tubuhnya dengan gemulai. Kakinya yang kokoh melangkah rancak ke kiri dan ke kanan mengikuti suara tabahuan perkusi gamelan sunda yang mengiringinya.
Jeritan suara suling menjerit memecahkan susana kemegahan malam. Bau dan asap dupa mewarnai atraksi seni-budaya sunda sebagai pertanda dimulainya Sarung Iket Topeng ( Saket) Festival Purwakarta 2015 pada Sabtu malam, 15 Agustus 2015.
Setelah ditandai dengan obrolan segar antara Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, Mad "Komar" Drajat artis sinetron Preman Pensiun dan Irma Hutabarat, mantan presenter televisi, perhelatan akbar itu dilangsungkan.
Iring-iringan kelompok peserta festival yang bagi peserta prianya mewajibkan pakaian padanan kampret, sarung, iket dan topeng serta buat perempuan kebaya putih, sarung, kerudung dan topeng serta hihid (kipas terbuat dari kulit dan daging bambu) di tangan itu, bergerak dari lokasi patung egrang menuju panggung kehormatan di depan gedung kembar Nakula-Sadewa di jalan Singawinata yang berjarak sekitar tiga kilometer di jantung kota Purwakarta.
Kota Purwakarta berubah menjadi lautan manusia bertopeng. Kehadiran artis sinetron Komar Preman Pensiun, yang juga memakai topeng dan sarung, semakin memeriahkan suasana festival.
Puncak kemeriahan Saket Festival Purwakarta 2015 berlangsung di depan panggung kehormatan. Di tempat itu, setiap rombongan peserta diwajibkan mempertontonkan atraksi goyang maranggi sambil menyanyikan lagu tentang sate maranggi yang merupakan asli Purwakarta.
Mad "Komar" Drajat dan Irma Hutabarat yang berada di atas panggung, sambil terus bergoyang maranggi sesekali menyantap sate maranggi dan ketan bakar yang dihadiahkan para peserta festival. "Saya sangat terpesona dan kagum. Purwakarta sekarang telah menjelma jadi kota seni dan budaya yang hebat," kata Irma Hutabarat.
Komar mengusulkan agar Saket Festival Purwakarta digelar setiap tahun. "Saya usul agar digelar tiap tahun, agar para turis dalam negeri dan mancanegara terus berdatangan ke Purwakarta," ujar Komar.
Dedi merespon usulan Komar. "Kami pastikan Saket Festival akan dilangsungkan setiap tahun," katanya. Perhelatan itu dirangkai dengan agenda tahunan pesta peringan Hari Jadi Kota dan Kabupaten Purwakarta yang dirayakan sejak Juli hingga Agustus.
NANANG SUTISNA